47

11K 1.8K 93
                                    

"Kau dari mana saja?"

"..."

"Kenapa baru datang?"

"..."

"Tidak ingat jika kau memiliki janji?"

"..."

"Ck! Kau tau, aku sedari pagi menunggu kedatanganmu." Azura bersedekap dada dengan alis menukik tajam.

Sang lawan bicara hanya terkekeh melihat Azura dengan bibir mengerucutnya. Ia bahkan masih berdiri di ambang pintu saat perempuan bersurai perak itu datang dan menghadangnya dengan berbagai pertanyaan. Bukannya menjawab pertanyaan-pertanyaan Azura, ia justru menerobos masuk sembari melepas jubah yang melekat di tubuhnya.

"Evaaaaaan," rengek Azura sambil mengikuti pria itu dengan kaki menghentak lantai dengan keras. "Kau sudah berjanji mengajakku berkeliling."

Evan berbalik menghadap Azura setelah meletakkan jubahnya di sembarang tempat. "Ini," ucapnya sembari menyodorkan sebuah kotak kayu pada Azura.

Dengan dengusan kesal, Azura meraih benda tersebut dan langsung membukanya tanpa bertanya terlebih dahulu.

"Belum makan, kan?" tanya Evan. Ia mendudukkan dirinya pada kursi lalu berkata, "Makan dulu, baru akan aku ajak keluar."

Azura meletakkan kotak kayu berisi makanan itu di meja dan ikut duduk di kursi tepat di hadapan Evan. Tanpa mengeluarkan suara, ia menyantap makanan itu dengan lahap membuat Evan kembali terkekeh geli melihatnya. Ya, semudah itu untuk membuat Azura bungkam. Hanya dengan memberinya makanan atau dengan mengajaknya jalan-jalan.

"Dari mana kau mendapatkan makanan ini? Kau tidak mencurinya kan?" tanya Azura di sela-sela kunyahannya.

"Setiap hari aku membawakan makanan itu untukmu, kenapa baru sekarang kau mempertanyakan asalnya?"

Azura mengendikkan bahunya. "Karena kemarin-kemarin aku terlalu malas memakai otakku untuk memikirkan asal muasal makanan ini."

Evan hanya menggelengkan kepalanya mendengar jawaban perempuan itu. "Dari istana," ucapnya kemudian.

Kerutan terlihat di kening Azura sebelum ia mengangguk dan kembali menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

"Tidak bertanya bagaimana aku bisa mendapatkan makanan itu dari istana?"

"Memangnya kau akan menjawab?"

"Tidak."

"Ck."

Hening menyapa setelahnya. Azura sibuk menghabiskan makanannya sedang Evan hanya duduk sembari memperhatikan sekelilingnya. Rumah sederhana dengan satu kamar dan ruang tengah yang tergabung dengan dapur itu terlihat lebih bersih dibanding 3 hari lalu saat pertama kali ia dan Azura datang.

Rumah itu terletak tidak jauh dari ibu kota kerajaan Vantiago. Tempat tinggal yang tidak luas namun juga tidak sempit itu menjadi tempat Azura tinggal setelah meninggalkan kastil rose. Setelah berhasil menyelinap keluar dari istana tempo hari, Evan langsung membawanya ke tempat itu dan mengatakan jika rumah tersebut adalah tempat tinggal barunya.

Evan tidak ikut tinggal di rumah itu. Ia hanya datang saat akan membawakan makanan untuk Azura atau ketika waktunya sedang senggang. Kali ini, kedatangannya bukan hanya sekedar membawakan makanan. Sehari sebelumnya, Ia berjanji akan membawa Azura berkeliling untuk mengenalkan lingkungan sekitar pada Azura. Agar nantinya Azura bisa mengatasi keperluannya sendiri dan tidak tersesat saat sedang berada di luar.

"Aku sudah selesai." Azura beranjak menuju kamarnya lalu kemudian kembali ke hadapan Evan lengkap dengan jubah yang melekat di tubuhnya.

"Bersemangat sekali," ucap Evan.

Princess CastleWhere stories live. Discover now