TERSEDIA DI MARKETPLACE

7.3K 402 64
                                    

Halo readers^^ aku kembali dengan informasi terbaru. Yap! Novel Princess Castle telah open PO. Bagaimana tabungannya? Aman?😆

Jadi, Open PO dimulai tanggal 9 Juni 2022 sampai 19 Juni 2022, di Shopee dan Tokopedia : Olympian Sidoarjo. Kalian masih memiliki waktu untuk memikirkan paket mana yang akan kalian pilih.

Berikut beberapa paket yang tersedia :

Berikut beberapa paket yang tersedia :

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bagi yang belum paham informasi terkait pre-order, kalian bisa drop pertanyaan di sini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bagi yang belum paham informasi terkait pre-order, kalian bisa drop pertanyaan di sini. Atau mau lebih jelasnya, kalian bisa langsung kunjungi Instagram @penerbitolympus

~SPOILER!~
Berikut ini spoiler yang terdapat di Princess Castle versi cetaknya.

1. Persidangan (Ini untuk yang belum baca chapter yang telah dihapus).

Kediaman keluarga Wester dilingkupi kegusaran. Surat dari pengadilan istana membuat sosok-sosok yang berkumpul dalam satu ruangan mewah nampak tidak tenang dengan garis wajah gelisah. Keheningan menjadi kawan sejak awal pertemuan mereka. Tidak ada yang bersuara, sibuk dengan pikiran yang berkecamuk di kepala.

"Persiapkan dirimu, Louis."

Ucapan Leonora memecah keheningan di ruangan itu. Louis menoleh, menatap Leonora dengan wajah bingung. "Kenapa aku harus?"

"Ini diluar perkiraanku. Kukira Raja akan langsung menjatuhimu hukuman, atau paling tidak membawa perkara ini ke pertemuan petinggi kerajaan." Leonora menerawang surat bercap resmi di tangannya. "Tidak kusangka, dia justru mengajukan tuntutan ke pengadilan istana."

"Lantas?"

Samuel berdecak. "Apa kau belum juga paham? Besok kau akan diadili di pengadilan istana."

"Aku tahu. Tapi kenapa aku harus mempersiapkan diri? Lihat isi suratnya. Aku hanya akan diadili karena membentuk pasukan tanpa persetujuan istana. Raja tidak mungkin mengajukan gugatan terkait aku yang ingin mencelakai gadis itu. Dia hanya seorang tahanan, membunuhnya bukanlah sebuah kesalahan." Louis menyandarkan punggungnya pada sofa, menatap ayahnya dengan wajah tenang.

Samuel mendengus kesal, sedang Leonora hanya terkekeh geli mendengarnya.

"Jadi? Kau hanya akan berdiam diri saat diadili nantinya? Membentuk pasukan tanpa persetujuan Raja hukumannya tidaklah ringan," ucap Samuel.

"Tentu kita tidak akan tinggal diam. Tidak akan kubiarkan Raja mencoreng nama baik keluarga Wester di pengadilan istana." Leonora menimpali. "Aku akan turut menghadiri persidangan itu bersama dengan orang-orang kita. Jika Raja ingin bermain di pengadilan, kita akan menyerangnya kembali menggunakan gadis itu."

2. Azura dan surat undangan.

"Elden, Elden, Elden." Azura berdiri di hadapan Elden. Wajahnya tercengang, nampak seperti menemukan sesuatu yang sangat menakjubkan. "Apa Elden tahu apa yang aku dapatkan?" tanyanya dengan nada antusias bercampur tidak percaya.

"Hmm.. Apa?" Elden menanggapi tanpa menatap Azura. Ucapannya terdengar tidak tertarik sama sekali.

"Elden?"

"Hmm."

"Elden, lihat dan dengarkan aku dulu," pinta Azura dengan nada merajuk. "Eldeeeen!"

"Aku sedang sibuk. Katakan saja, aku mendengarkan," jawab Elden. Lagi-lagi tanpa mengalihkan pandangannya dari pekerjaanya.

Azura mencebik, keningnya berkerut hingga nyaris membuat kedua alisnya menyatu. "Elden selalu saja sibuk. Aku bahkan berpikir jika Elden lebih sibuk dari pada Yang Mulia Raja."

"Hmm, mungkin saja."

"Eldeeeeeeeen!" Azura menghentakkan kakinya kesal.

Elden membuang napas pasrah. Ia meletakkan penanya, mengangkat pandangannya pada Azura lantas berkata, "Iya, Azura-ku. Ada apa?"

Wajah kesal Azura seketika berubah sumringah. Ia meletakkkan sebuah amplop di atas meja kerja Elden, amplop berwarna merah dengan cap dan segel resmi kerajaan Vantiago. "Lihat ini. Aku menerima undangan dari istana utama," ucapnya terdengar sangat antusias.

"Lalu?"

"Elden mau tahu siapa pengirimnya?"

"Siapa memangnya?"

"Yang Mulia Raja." Azura berseru dengan kedua mata membola. "Dia mengundangku untuk turut hadir dalam pesta jamuan besok malam."

2. Antonio dan rencananya.

Di sebuah tempat di sudut Ibu Kota kerajaan Alley, Antonio duduk bersandar dengan sebotol bir di genggamannya. Matanya sayu, raut wajahnya sendu. Sepertinya alkohol telah menguasai separuh dirinya. Terlihat dari tubuhnya yang limbung dan sesekali kepalanya membentur meja di depannya.

"Tuan, sepertinya Anda mabuk berat. Sebaiknya Anda kembali saja ke penginapan," ucap salah-satu dari beberapa orang yang duduk bersama Antonio di tempat itu.

Antonio menggeleng lemah. "Tidak, aku baik-baik saja. Silahkan lanjutkan."

"Tuan, apa benar-benar tidak masalah jika kita menggunakan Putri Azura sebagai alasan untuk penolakan pendudukan Vantiago?"

"Tidak apa-apa. Percaya padaku," jawab Antonio.

"Tapi, bagaimana jika Raja Vantiago geram dan langsung menyingkirkan Putri Azura?"

Senyum getir terlukis di wajah Antonio. Mendengar nama Elden dan Azura, rasanya seperti sebuah pedang yang menghunus tepat ke jantungnya. "Raja Vantiago VII tidak akan melakukan apapun pada Putri Azura. Bukankah sudah kukatakan? Putri Azura memiliki tempat istimewa di sisi Raja. Dengan fakta tersebut, kita bisa membuat Raja tak berkutik."

***

Spoiler gitu aja yaa. Selebihnya kalian bisa baca di novelnya^^

Yuk mulai persiaapan untuk CO di tanggal tercatat. Terima kasih.

Renjuniastri

Princess CastleWhere stories live. Discover now