50

12K 1.8K 173
                                    

Sesuai janji, malam ini update lagi karena following udah capai target. Terima kasih bagi yang meluangkan waktu untuk follow akun IG dan juga akun wattpad author ^^

Happy reading ( ◜‿◝ )♡

~Princess Castle~

Dua pasang tungkai berbeda ukuran itu berjalan beriringan. Langkah yang diambil terkesan lamban, seolah keduanya sengaja menghabiskan waktu dengan berlama-lama di jalanan. Setelah pertemuan pelepas rindu serta konversasi mendebarkan sanubari, Elden memilih beranjak lebih dulu lalu berinisiatif mengantar Azura pulang ke rumah sederhana tempat tinggal barunya.

Malam kian larut, namun jalan yang mereka lalui belum sepi. Beberapa orang yang lalu lalang sama sekali tak menaruh atensi pada sepasang manusia dengan status yang tidak sewajarnya disepelekan. Elden, sang Raja Vantiago dan Azura, si tahanan kabur seolah hanyalah orang biasa dibalik jubah yang menyelimuti tubuh mereka.

"Tuan," panggil Azura di sela-sela langkahnya.

"Hm." Elden menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan di hadapannya.

"Anda sungguh tidak akan menyeret saya ke hadapan Raja, kan?"

"Tidak."

"Tidak juga melaporkan keberadaan saya?"

"Tidak, tenang saja."

"Tapi bukannya Tuan adalah Jenderal istana? Apa Tuan tidak ditugaskan untuk mencari saya?"

"Tidak."

"Kenapa tidak? Apa Tuan bukanlah Jenderal yang cakap hingga Raja tidak mempercayai Anda?"

Elden memberi lirikan tajam pada Azura. "Apa kau sangat ingin aku seret ke istana?"

"Tidak tidak." Azura menggeleng cepat. "Saya hanya penasaran."

Tidak ada lagi kalimat yang terlontar dari mulut Azura. Ia melangkah dalam keheningan, bersama dengan Elden di sampingnya. Mulutnya ia kunci rapat-rapat agar tidak mengucapkan kalimat yang bisa saja membuat Elden murka dan berubah pikiran.

Sebenarnya, Azura ingin tetap bungkam hingga ia tiba di rumahnya. Namun matanya tidak sengaja melihat seorang pedagang di pinggir jalan yang menjual berbagai macam benda yang menarik atensinya. Dengan segera ia meraih lengan Elden lalu menyeretnya menuju tempat pedagang tersebut.

"Wuah," Azura bergumam takjub sesaat setelah sampai di hadapan sang pedagang. Matanya yang berbinar memandangi satu-persatu benda yang dipajang di atas meja. Sebagian besar benda yang dijual adalah aksesoris dan sebagian lainnya tidak ia ketahui.

Pedagang yang seorang wanita paruh baya itu tersenyum. "Nona ingin membeli yang mana?" tanyanya.

"Saya bingung. Semuanya terlihat cantik," jawab Azura yang masih menggulirkan matanya pada benda-benda tersebut.

"Mau saya beri saran?" tawar wanita itu.

Azura mengangguk cepat, "Boleh."

"Karena Nona datang bersama pasangan Anda, saya menyarankan ini," ucap pedagang sembari menunjuk kotak yang berisikan dua buah cincin giok berwarna hijau.

"Pasangan?" Azura mengernyit bingung.

"Bukankah Tuan ini adalah pasangan Anda?" ucap pedagang dengan pandangan terarah pada laki-laki di samping Azura.

Azura menoleh menatap Elden sejenak, lalu kembali menatap wanita itu. "Aah, maksud Anda Tuan Elden? Saya bukan pasangannya. Saya hanya kekasihnya."

Wajah bingung sang pedagang nampak sangat jelas. Ia menatap Azura dengan kedua alis bertaut lalu menatap Elden di sampingnya yang ternyata juga nampak kebingungan.

Princess CastleWhere stories live. Discover now