42

12.6K 2K 184
                                    

Matahari dengan sinar hangatnya menemani kesibukan para penghuni istana pagi ini. Wanita dengan pakaian pelayan terlihat berlalu lalang dengan langkah tergesa. Beberapa pelayan terlihat berada di dalam aula besar istana, membawa berbagai jenis benda sebagai hiasan untuk di letakkan di setiap sudut aula. Para prajurit turut membantu dengan mengangkat meja-meja besar untuk di letakkan di sisi-sisi aula.

Dapur umum istana tidak kalah riuhnya dari aula. Sebagai besar pelayan berada di sana untuk mulai mengumpulkan bahan utama serta bumbu dapur yang akan digunakan untuk membuat makanan mewah khas hidangan istana. Berbagai jenis daging, buah-buahan serta jenis makanan langka lainnya sudah tersedia di sana, bersiap untuk diolah.

"Pekerjaan terlalu banyak jika harus diselesaikan sebelum petang," ucap kepala pelayan yang terlihat kelelahan padahal hari masih pagi.

"Kita harus memanggil semua pelayan untuk turut membantu." Kepala pelayan memanggil salah seorang prajurit yang berjaga di dekat pintu dapur. "Sampaikan ke pada seluruh pelayan di setiap sudut istana untuk datang membantu. Kecuali pelayan di kediaman Yang Mulia Raja."

Prajurit tersebut beranjak dan mulai menjalankan perintah dibantu dengan beberapa prajurit lain. Perintah dari kepala pelayan tersebut dengan cepat menyebar ke seluruh sudut istana hingga kemudian sampai ke kastil yang terletak di belakang istana utama, kastil rose.

Para pelayan yang tinggal di sana segera bersiap setelah mendengar perintah. Enam pelayan termasuk Callista terlebih dahulu menyelesaikan kebutuhan nona mereka dengan buru-buru sebelum beranjak pergi. Azura yang baru saja menuruni tangga, menatap bingung para pelayan yang yang terlihat tergesa-gesa itu.

"Talia, ada apa? Apa terjadi sesuatu?" tanya Azura setelah tiba di ruang tengah.

Pelayan yang dipanggil Talia itu berhenti. "Tidak, Nona. Kami hanya menyelesaikan pekerjaan di sini lebih cepat agar bisa segera ke istana utama."

"Istana utama? Kalian semua akan ke sana?" tanya Azura bingung.

"Iya, Nona." Callista datang dengan membawa keranjang buah. "Istana sepertinya kewalahan dengan banyaknya pekerjaan, hingga memerintahkan untuk memanggil semua pelayan," jelasnya setelah meletakkan keranjang buah di lantai. Talia yang sebelumnya berada di antara keduanya telah pergi sesaat setelah Callista datang.

"Memangnya pekerjaan apa yang di lakukan di istana hingga harus memanggil semua pelayan?"

"Malam ini akan ada perjamuan untuk merayakan hari ulang tahun Ibu Suri."

Azura mengagguk paham. "Pantas saja. Apa itu artinya kau akan kembali malam nanti?"

"Sepertinya begitu, Nona."

"Baiklah. Kalian pergilah. Urusan di sini biar aku yang kerjakan." Azura menunduk, mengambil keranjang buah Callista.

"Astaga, tidak perlu Nona. Kami yang akan melakukannya." Callista berusaha merebut keranjang buah dari tangan Azura.

"Tidak, tidak. Biar aku saja. Lagipula, aku tidak memiliki kegiatan apapun yang bisa kulakukan hari ini. Aku tidak mungkin menghabiskan waktu hanya dengan tiduran di kamarku." Azura menampilkan wajah memohon. "Ya ya? Biar aku saja."

Callista menghela napas sejenak. "Baiklah, Nona. Tapi janji jangan memaksakan diri."

"Siap laksanakan, Nona Callista." Azura membungkuk hormat dengan sebelah tangan mengangkat gaun putihnya. Tindakannya tersebut mengundang tawa dari para pelayan yang melihatnya.

Dengan berat hati, para pelayan Azura termasuk Callista menghentikan kegiatan mereka lalu kemudian beranjak pergi ke istana utama, meninggalkan sang Nona sendirian di kastil rose.

Princess CastleWhere stories live. Discover now