21

20.3K 3K 191
                                    

"Apa terjadi sesuatu di Alley?"

Antonio yang baru saja duduk di sofa menoleh menatap sang empu suara disampingnya, "Tidak Yang Mulia".

"Lalu, hal apa yang membuatmu tiba-tiba datang ke Vantiago?" Elden meminum segelas wine ditangannya dengan sekali teguk.

"Itu," Antonio kembali menuangkan wine pada gelas Elden sebelum melanjutkan ucapannya. "Ada seseorang yang ingin saya temui Yang Mulia".

Sejenak Elden terdiam, lalu detik berikutnya ia kembali meneguk minuman beralkohol itu. "Melihat tingkah lakumu, sepertinya dia adalah seorang wanita."

"Ba-bagaimana anda bisa tau?" tanya Antonio terkejut.

Elden meletakkan gelasnya sebelum menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa, "Aku hanya menebak, dan ternyata itu benar. Putri dari keluarga mana dia?"

Antonio mulai bergerak salah tingkah. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sebelum menjawab, "Saya belum bisa mengatakannya sekarang. Jika nanti sudah waktunya, saya akan memperkenalkannya pada anda Yang Mulia," ucapnya kemudian tersenyum canggung.

"Aneh sekali melihatmu malu-malu begitu." Elden menatap aneh laki-laki bersurai pirang tersebut sebelum kembali bersuara. "Apa dia sangat cantik hingga membuatmu seperti ini?"

"Ya Yang Mulia," jawab Antonio cepat. Ia bahkan tak perlu berpikir untuk menjawab pertanyaan tersebut. Sosok perempuan itu begitu melekat dalam ingatannya, hingga ia bisa dengan jelas menjawab tanpa perlu merasa ragu.

"Dia memiliki rambut yang sangat indah," ucap Antonio saat perempuan berambut perak itu terlintas dibenaknya.

"Rambut indah?" Elden mengangkat sebelah alisnya.

Berbicara tentang rambut indah, tiba-tiba ia teringat dengan Azura. "Hm, sepertinya tak ada wanita yang memiliki rambut lebih indah dari dia." Gumam Elden yang dapat didengar oleh Antonio.

"Tidak Yang Mulia," ucap Antonio tak setuju. "Wanita yang saya kenal memiliki rambut yang sangat indah. Tidak ada satupun wanita di Vantiago yang dapat menyaingi keindahan rambutnya".

Elden menoleh, menatap Antonio dengan sorot tajam. "Kau belum saja bertemu dengan wanita yang ku maksud. Jika kau bertemu dengannya, maka kau akan menarik ucapanmu itu".

"Tidak Yang Mulia. Anda yang akan menarik ucapan anda jika bertemu dengan wanita yang saya maksud". Antonio tak mau kalah.

"Kau," Elden berdiri, ia berkacak pinggang lalu berkata, "Kau akan menyesal jika sudah bertemu dengannya".

Antonio ikut berdiri, "Maaf karena saya lancang Yang Mulia. Tapi saya yakin tidak akan menyesal".

Keduanya saling melempar tatap. Antonio sempat kebingungan, heran melihat Elden yang tak pernah tertarik dengan wanita kini meninggikan ego karena hal tersebut. Namun Antonio juga tak mau kalah. Walau sedikit ketakutan karena lancang terhadap Rajanya, ia tetap balas menatap Elden. Hal tersebut demi mempertahankan harga dirinya sebagai seorang laki-laki.

"Maaf karena lancang".

Cristian yang sedari tadi menjadi patung hidup akhirnya bersuara. Tiba-tiba, ia juga teringat dengan Azura. Seorang perempuan yang memiliki rambut yang sangat indah. Rambut perak yang tak dimiliki oleh siapapun di Vantiago.

"Saya juga mengenal wanita yang memiliki rambut indah".

Kedua laki-laki yang saling tatap-tatapan itu sontak menoleh menatap Cristian.

"Wanita yang saya kenal sepertinya memiliki rambut lebih indah dari wanita yang Yang Mulia dan Tuan Cassano banggakan," ucap Cristian dengan nada sombong.

Princess CastleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang