9. Pasang Mata

20.8K 1.6K 14
                                    

Happy reading!

💟💟💟

Minggu sore ini Banu ingin menyibukkan diri di halaman depan rumahnya. Ia memutuskan untuk memandikan si Hulk kesayangannya saja agar bisa berlama-lama di luar rumah tanpa harus "dinyanyikan" oleh sang mama.

Sesuai prediksinya, mobil Juke berwarna smokey grey metalic datang menyambangi rumah Giya. Mobil itu langsung parkir di carport rumah Giya.

Fokus mata Banu kini memantau dua sejoli yang baru bertemu kembali itu. Dalam hati ia terus berdoa semoga saja matanya tidak menjadi juling karena terus melirik ke arah rumah Giya. Tak lama kemudian si tuan putri cantik jelita membukakan pintu istananya untuk sang pangeran.

Banu mengembuskan napas kasar, ia bahkan membanting kanebo yang dipegangnya ke jok motor KLXnya. Andai penglihatannya bisa menembus tembok, ia tentu tahu apa yang sedang terjadi di dalam rumah sana. Lovey dovey yang bagaimana versi Giya dan kekasih matangnya itu.

Setelah selesai mencuci motornya, Banu memutuskan untuk bermain basket. Tujuannya sama, agar ia masih berlama-lama di halaman depan.

Banu melihat Fira keluar dari dalam rumah sambil membawa gelas yang berisi sirup berwarna merah. Ah ternyata mamanya itu sangat pengertian dengannya.

Banu mendekat ke arah Fira yang sedang duduk di kursi. Tangannya terulur hendak mengambil gelas tersebut, tapi tangan Fira ternyata lebih gesit. Ia menabok tangan anak lelakinya itu.

"Aoww kok aku ditabok sih, Ma?!" Banu mengusap-usap punggung tangannya yang terkena tabokan maut tangan Fira.

"Itu tangan kamu mau ngapain?" Jangan lupakan mata Fira yang sudah mendelik.

"Ya mau ngambil minum lah. Ini Mama bikinin buat aku kan?"

"Enak aja! Ini buat Mama sendiri lah. Kamu bikin sendiri sana kalo mau!" Sergah Fira sambil menggoyang-goyangnya gelasnya sehingga terdengar suara es batu yang saling beradu, kemudian menyeruput minumannya.

"Aahh seger banget sore-sore gini minum es di teras!" Lanjut Fira sambil melirik putranya yang sepertinya akan terjadi hujan lokal dari mulut Banu yang menganga itu.

Bibir Banu mengerucut. Ia jadi menyesal karna sempat mengira mamanya itu pengertian dengan membuatkannya es sirup.

"Kamu ngapain sih dari tadi anteng banget di luar? Itu mata ngapain dari tadi ngeliatin rumah Giya terus?" Sembur Fira.

Mata Fira menyipit menatap anaknya dan rumah Giya bergantian. "Jangan bilang kamu lagi mantau Giya? Ayo ngaku sama Mama!" Tangan Fira kembali mendarat di punggung tangan Banu yang sedang tergeletak di meja.

Banu langsung menarik tangannya. "Mama ih kebangetan banget, anaknya ditabokin mulu!" Tolong kuatkan fisik Banu yang akhir-akhir ini sering menerima kekerasan dari sang mama.

Yang disindir malah cekikikan, lengkap dengan wajah tak berdosanya.

"Bang Banuuu..."

Banu yang kembali hendak bersuara langsung menoleh ke arah pagar, di sana sudah ada Noval lengkap dengan pengasuh dan juga Nola, adik perempuan Noval.

Banu merasa lega. Paling tidak ia terbebas dari wawancara sang mama tentang Giya.

"Sini, Val, masuk"! Teriaknya sambil melambai.

"Sore Tante Fira." Sapa Noval sambil menyalimi tangan Fira.

"Sore juga Noval. Eh ada Nola juga, sini cantik!" Seru Fira sambil melambai pada Nola.

Tetangga Jauh (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang