34. Pacar ?

16.9K 1.3K 3
                                    

Komentar banyak-banyak yukk!

🌸 Happy Reading 🌸

Usai drama ngambek-ngambekan antara Giya dan Banu yang berakhir dengan berbaikan di kasur -- begitulah kata Banu, kini dua insan tersebut sedang makan malam bersama di meja makan rumah Giya.

Banu tadi memesan seafood untuk menu makan malam mereka. Sehingga sekarang sudah tersaji sepiring udang tepung saos Padang, sepiring capcay kuah, sepiring bihun goreng seafood dan dua gelas es kelapa jeruk di atas meja makan.

"Lo bukannya makan bubur lagi aja, Ban, malah langsung makan ginian." Ucap Giya.

"Bosen, Gi, bubur mulu. Gue juga udah fit kok, besok juga gue udah masuk sekolah lagi." Sahut Banu enteng.

"Yakin udah mau masuk?" Tanya Giya memastikan yang langsung diangguki oleh Banu.

Setelah menyelesaikan makan malam, Banu langsung berdiri hendak membawa piring dan gelas kotornya namun dicegah oleh Giya.

"Tinggalin aja, Ban, biar gue yang nyuci."

Banu pun mengangguk. "Ya udah gue kamar dulu ya, ada tugas soalnya." Pamitnya yang langsung diangguki oleh Giya.

Banu pun langsung ke kamarnya untuk mengerjakan tugas yang sudah diinfokan oleh Zeki.

Setelah mencuci piring, Giya memilih untuk menonton televisi. Di atas meja sudah tersaji seporsi martabak double keju. Martabak ini merupakan sogokan salam perdamaian dari Banu untuk Giya. Giya sih menerimanya saja.

Selang satu jam kemudian Banu ikut bergabung dengan Giya di ruang menonton. Pemuda itu langsung merebahkan tubuhnya di sofa, tentu saja berbantalkan paha Giya.

"Gi, weekend ini bikin puding karamel dong! Ya ya ya?"

Giya menunduk, memperhatikan Banu yang kini sedang tiduran di pahanya. Satu kakinya selonjoran dan satu kakinya lagi ditekuk.

"Okay. Tapi gue beli bahannya dulu. Lagi nggak ada soalnya."

Banu mengangguk-angguk, tangannya terangkat menyelipkan beberapa helaian surai Giya ke belakang telinga gadis itu. "Lo bilang aja mau belanja kapan, nanti gue anter. Sekalian belanja buat isian kulkas aja, mulai pada abis kayaknya."

Giya hanya mengangguk sekilas. "Okay."

Giya melirik ponselnya yang menyala, terlihat Erina mengirimkan beberapa pesan. Ia pun mengambil ponselnya untuk membacanya.

Duileeehhh sepi2 aja nih yang lagi cuti?

Udah baekan belom lo sama Banu? 🌚

Kepo banget ih anaknya Pak Athar 🤪

Besok berangkat pagi ya
Jan bikin anak gadis orang kepo

Hmm

Giya meletakkan kembali ponselnya ke atas meja setelah mengirimkan balasan pada Erina.

"Siapa?"

Giya kembali menunduk. "Itu si Erina, nyuruh gue besok berangkat pagian."

"Bareng gue aja kalo gitu?" Tawar Banu.

Tetangga Jauh (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang