24. Numpang ?

17.2K 1.3K 5
                                    

Hai hai semoga cerita ini nggak ngebosenin ya...

Yuk ⭐ nya dulu...

🌸 Happy Rading 🌸

Selesai mencuci muka dan menggosok gigi, Giya memilih untuk bersantai di kamarnya saja sambil memainkan benda pipih andalannya.

Kening Giya berkerut saat melihat pop up chat yang masuk dari Banu.

Banu
Gue di depan

Tanpa membalas, Giya langsung bergegas keluar dari kamarnya. Matanya menyipit begitu melihat tas carrier yang Banu pakai, yang ia tahu tas itu sering dipakai oleh para pendaki gunung.

"Gue nggak disuruh masuk nih?" Tanya Banu saat Giya hanya diam saja.

"Eh?" Giya langsung menyusul Banu yang ternyata pemuda itu langsung masuk ke dalam rumah Giya tanpa dipersilakan terlebih dahulu.

"Lo mau ke mana, Ban?" Tanya Giya sambil mensejajarkan langkahnya dengan Banu.

Langkah Banu terhenti. "Ke sini lah, kan gue sekarang ada di sini."

Giya hanya menatap bingung pada Banu.

"Gue mau numpang tinggal di sini. Boleh kan?" Ucap Banu akhirnya.

Mata Giya langsung terbelalak mendengar jawaban tetangga berondongnya itu. "Apaan? Numpang? Lo tinggal di sini gitu? Bareng gue?" Cecarnya.

Banu hanya mengangguk dua kali sebagai jawabannya.

"Nggak ada, nggak ada! Kenapa harus numpang segala sih!" Giya menggerutu, hal itu tentu saja membuatnya panik.

Banu kemudian memegang kedua pundak Giya dan mendorong Giya menuju sofa. Lalu mendudukkannya di sofa. Setelahnya ia meletakkan carrier nya di samping sofa.

Kini mereka sudah duduk bersebelahan di sofa. Banu duduk menyamping menghadap Giya, kedua kakinya bersila di atas sofa.

"Please banget ya, Gi! Lo tau sendiri kan gue udah dua kali kesiangan, padahal nyokap bokap baru dua minggu pindahnya." Ucap Banu sarat akan permohonan.

"Kalo gue tinggal di sini kan paling nggak ada lo yang bisa bangunin gue, Gi." Lanjut Banu lesu.

Giya berdecak. "Elah kalo perkara bangunin doang sih gue bisa kok tiap pagi nelponin lo, atau kalo perlu gue samperin ke rumah lo."

Banu menggeleng. "Nggak bisa gitu, Gi, gue baru bisa bangun kalo ada yang secara langsung bangunin gue. Kayak lo yang bangunin gue waktu itu." Ujarnya meyakinkan Giya.

"Tapi, Ban, please lah nggak harus lo tinggal di sini juga kan?" Debat Giya.

"Ayolah Gi please ya, bokap sama nyokap gue juga kemaren nitipin gue ke lo kan?"

"Ban, anak seumuran Noval juga tau kali, apa yang dibilang sama bokap nyokap lo itu cuma basa-basi. Ya kali mereka nitipin anak mereka sama anak gadis orang! Yang ada anak gadis orang malah diapa-apain sama anaknya." Giya masih terus mendebat Banu.

Mendengar kata "anak gadis" membuat Banu tersenyum tipis, seperti memberikan secercah jawaban kalau hubungan Giya dengan Elang memang belum sejauh itu. Dan semoga saja memang begitu.

Tetangga Jauh (TAMAT)Where stories live. Discover now