19. Teror Elang

20.1K 1.4K 18
                                    

Hai tekan ⭐ dulu ya 🤗

Yuk ramaikan part ini...

Happy reading!

💟💟💟

Ponsel Giya berdenting beberapa kali, tanda mulai banyak chat yang masuk. Spam chat dari Elang ternyata.

My Elang
Lagi apa yang?

Yang?

Yang kamu dimana?

Kamu lagi apa sih yang?

Astaga Soka Ayana Giyanti kamu kenapa nggak bisa dihubungin sih?

Mas kangen 🙄

Jangan bikin mas panik yang 😩

Giya tersenyum kecut membaca chat dari kekasihnya itu yang ternyata sudah semalaman dikirimnya. Ia memang sengaja menyetting mode darurat pada ponselnya.

Mobil Banu baru saja memasuki wilayah Dramaga. Mereka sudah di jalan menuju Jakarta. Melihat jam yang melingkar di tangan kanannya, waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore.

"Di sini nggak pernah ya nggak macet." Komentar Banu tanpa menoleh pada Giya. Fokus matanya masih memperhatikan kemacetan di depan sana.

"Sampe rumah jam berapa ini." Keluh Giya. Ia sedari tadi menyandarkan kepalanya ke kaca mobil di sisinya.

"Sabar ya, tidur aja gih kalo cape!" Ucap Banu lembut seraya mengusap lembut puncak kepala Giya.

Giya menoleh. "Emang nggak papa lo nyupir sendirian?" Tanyanya memastikan.

"Nggak papa, nanti gue nyetel radio." Masih memberikan usapan lembut di kepala Giya.

Giya mengangguk, namun sebelumnya ia mengubah mode suara pada ponselnya terlebih dahulu menjadi Getar, baru kemudian ia langsung memejamkan matanya.

Drt... Drt...

Mata Giya baru terpejam namun getar dari ponselnya kembali mengusiknya. Melihat nama yang tertera di layar ponselnya membuatnya urung untuk mengangkat panggilan tersebut.

"Kok nggak diangkat?" Tanya Banu, menoleh sekali pada Giya.

"Ntar aja." Jawab Giya dengan mata yang kembali terpejam

"Dari siapa emang?"

"Elang."

💟💟💟

"Eeunghh."

Giya melenguh, kemudian membuka matanya. Retinanya berkedip beberapa kali menyesuaikan cahaya yang masuk.

"Udah bangun?"

Sebuah suara di sampingnya membuat Giya menoleh. Ia tersenyum sekilas kemudian mengangguk.

"Udah mau sampe ya?" Tanya Giya sambil mengucek pelan kedua matanya.

Banu tampak mengangguk.

Tetangga Jauh (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang