52. Terakhir

15.1K 1.2K 62
                                    

Kayaknya banyak yang nggak suka sama part kemarin ya?
Votenya sedikit banget hiks hiks...

🌸 Happy Reading 🌸

🌸 Happy Reading 🌸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bulan berganti. Banu telah lulus dari SMA Unggulan Bangsa, dan ia pun telah diterima di kampus impiannya, University of Cambridge. Beasiswa yang pernah ia ajukan pun akhirnya diterima. Kuliah di kampus impian dengan beasiswa penuh tentu menjadi suatu kebanggaan tersendiri.

Namun keberhasilan cita tak melulu sejalan dengan keberhasilan cintanya. Usahanya gagal dalam meyakinkan Giya, meski berulang kali ia mencoba. Giya akhirnya menerima lamaran Nevan. Alasan gadis itu karena ia tak ingin mengecewakan Ayahnya dan Giya pun ingin Banu fokus untuk melanjutkan sekolahnya. Klise memang. Namun itulah yang terjadi.

Hari Sabtu ini sudah sejak pagi, Giya dan Banu pergi ke kawasan puncak, Bogor, untuk menikmati hari terakhir kebersamaan mereka. Mereka pun memutuskan untuk menginap semalam di villa milik keluarga Bimo yang kebetulan sedang tidak ada yang menyewa.

Sejak tadi pagi mereka sudah berkeliling ke objek wisata yang ada di sana. Karena sore ini langit tampak mendung akhirnya mereka memutuskan untuk ke villa saja.

Mereka kini sudah sama-sama berbaring di ranjang king size di salah satu kamar. Saling mendekap erat tentu saja. Gorden kamar mereka biarkan terbuka agar pemandangan villa bisa terlihat dari dalam kamar. Namun pekat gelap membungkus langit sore ini, seolah menambah kesan sendu di antara mereka.

"Neng, kalo abang culik mau nggak sih? Abang gemes banget pengen nyulik." Ujar Banu sambil mendusel-dusel wajahnya di riak rambut Giya.

Giya terkekeh untuk menutupi sesak yang semakin mendera. Namun netranya tak bisa berbohong, cairan bening itu perlahan membasahi pipinya.

Banu semakin mendekap Giya kala merasakan pundak gadis itu bergetar.
Mereka saling mendekap dengan air mata yang terus menganak. Rasa sesak begitu menghimpit dada mereka. Sore itu, semuanya akan berubah. Membayangkan bahwa hari esok tak akan pernah lagi sama seperti saat ini dan saat kemarin.

Mulai besok, mereka akan menjalani hari tanpa satu sama lain. Tak ada lagi Giya dan Banu, tak ada lagi mereka. Entah memang untuk selamanya seperti itu. Atau hanya perpisahan sementara. Entahlah, untuk sekedar berharap pun mereka tak sanggup.

Ya, besok adalah hari pertunangan Giya dan Nevan yang telah disepakati oleh keluarga dari kedua belah pihak. Untuk pernikahannya sendiri, Giya meminta waktu satu atau dua tahun karena ia ingin saling mengenal satu sama lain dulu dengan Nevan.

Terlebih pada Giya. Padahal ia yang menyerah dan memilih melepaskan semuanya, namun hatinya masih terasa begitu berat.

Entahlah besok wajahnya akan menjadi seperti apa. Mungin hanya Giya satu-satunya perempuan yang bermata sembap di hari pertunangannya sendiri.

Tetangga Jauh (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang