46. Teman Tapi Mantan

16.4K 1.2K 60
                                    

Yok bisa yok ramein komentar...

🌸 Happy Reading 🌸

"Lo kenapa, Er? Gigi lo sakit lagi abis ganti karet behel?" Tanya Giya begitu melihat Erina tampak loyo duduk di kursi bar di pantry Marcom. Biasanya sahabatnya itu memang akan terlihat lemah, lesu, dan lunglai bila habis mengganti karet behelnya.

Mendengar pertanyaan itu, Erina justru merebahkan kepalanya di lengannya yang ia luruskan di atas di meja.

"Gue galauuu, Giii." Ucap Erina frustasi.

Giya terdiam sejenak.

"Cowok?" Tanya Giya tak pasti.

Erina mengangguk lesu seraya menelungkupkan kepalanya.

Kening Giya langsung berkerut. Emangnya bisa Erina galau hanya karena seorang cowok?

Maksudnya, selama ini Erina tampak biasa saja dengan makhluk yang bernama cowok itu. Dia memang kerap beberapa melakukan pendekatan dengan seorang cowok, namun saat hubungan tersebut tidak berlanjut ya Erina akan biasa saja.

Pun jika ada mengajaknya berlanjut, ia pasti akan menolaknya secara halus. Entahlah selam ini belum ada yang membuatnya klik. Tak pernah sekalipun ia mengeluh galau. Namun lihatlah sekarang?

"Cowok mana yang bikin lo galau?"

Erina kini menegakkan tubuhnya, lalu memutar duduknya menghadap Giya.

"Jadi malem Minggu kemaren kan gue abis reunian di Kokas. Nah gue sempet jalan-jalan sendirian pas temen-temen gue udah pada balik." Erina menarik napas sejenak.

Giya hanya diam menunggu cerita selanjutnya.

"Nah nggak sengaja gue nabrak cowok karna gue jalan sambil maen hape. Pas gue liat orangnya ternyata dia si Zeki temennya Agas sama Banu juga. Itu juga karena dia negor gue duluan."

Kening Giya semakin berkerut. "Bentar, Zeki si ciki itu?" Tanya Giya memastikan. Setaunya sahabat Banu yang bernama Zeki itu kerap dipanggil ciki oleh Anak Arjuna.

Erina hanya mengangguk.

"Hmm.. Lanjut!" Titah Giya.

"Nah akhirnya gue jalan bareng lah sama dia. Sekalian nemenin dia makan karna katanya dia belom makan."

Giya kembali menanggapi dengan anggukan beberapa kali.

"Kita banyak ngobrol-ngobrol selama dia makan. Pas mall udah mau tutup, dia ngajakin gue ke kafe dulu buat lanjut-lanjut ngobrol. Ya gue mau aja toh gue juga lagi gabut. Gue nyambung banget, Gi, sama dia. Orangnya tuh ternyata asik banget. Dia juga nawarin kalo gue lagi gabut, gue bisa minta temenin dia kemana gue mau. Katanya sebagai gantinya karna gue udah nemenin dia pas lagi gabut." Erina kembali menarik napas dalam.

"Nah jam sebelas dia nganter gue balik. Dia nungguin gue sampe dibukain pintu. Yang bukain pintu si Btari, terus dia kaget kenapa gue bisa dianter Zeki. Ternyata, Giii ..." Erina mendesah frustasi.

Gita mengangkat sebelah alisnya.

"Ternyata Btari itu gebetannya Zeki. Abis nganter gue balik, Zeki lanjut ngobrol-ngobrol sama Btari, bentaran banget sih ngobrolnya, mungkin basa-basi." Erina mengembuskan napas kasar.

"Emang iya kan? Emang lo nggak tau kalo Zeki naksir Btari? Yaa gue tau itu dari Banu, dia sempet cerita ke gue." Terang Giya.

Erina kembali menjatuhkan kepalanya di lipatan lengannya. "Bisa-bisanya gue nggak tau kalo Btari itu gebetannya Zeki. Masa gue naksir gebetan adek gue sih!" Desah Erina lesu.

Tetangga Jauh (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang