60. Kombinasi Sempurna

39K 1.6K 85
                                    

Ramaikan komentar yuk...

Budayakan pencet ⭐ dulu...

🌸 Happy Reading 🌸

Regan kini sudah berusia empat bulan. Pipinya sudah semakin terlihat gembul, lengan tangannya pun sudah mulai terlihat berlipat-lipat. Membuat siapa saja yang melihatnya pasti akan merasa gemas.

Sore ini para Arjuna beserta Srikandi-nya sedang menikmati waktu sore di ruang santai villa milik keluarga Bimo sambil bercengkrama. Seminggu yang lalu mereka berencana liburan bersama ke puncak dan menginap di villa milik keluarga Bimo. Memang tidak ada tujuan khusus ke objek wisata karena tujuan mereka hanya ingin menghabiskan waktu bersama.

Para perempuan duduk di sofa di depan televisi. Para laki-laki duduk lesehan di karpet dekat sofa. Sementara para balita bermain bersama di dekat para ayahnya, hanya Noval dan Zeki tentu saja.

"Ini ceplakannya Kak Giya banget nggak sih?" Komentar Alin sambil menoel-noel pipi Regan.

Regan baru saja selesai dimandikan oleh Giya. Wangi minyak telon langsung menguar.

Mereka memang sudah pernah bertemu dengan Regan saat bayi itu baru saja dilahirkan. Dan ini kali kedua mereka melihat Regan. Perubahan Regan saat baru lahir dengan yang sekarang tentu sudah begitu signifikan.

"Betul banget. Regan adalah Kak Giya versi cowok." Timpal Btari menyetujui ucapan Alin.

"Kak Giya masih ngantor nggak?" Tanya Belva.

"Kalo sekarang sih aku itungannya masih cuti melahirkan, kalo nanti nggak tau juga deh resign atau tetep lanjut." Jawab Giya yang memang masih bingung antara full di rumah atau masih tetap bekerja.

Kalau Banu tentu ingin Giya resign saja agar bisa full mengurusi Regan, tapi tetap ia tidak memaksa. Bagaimana keinginan Gita saja.

"Regan susunya ASI doang atau campur sufor, Kak?" Tanya Vita yang juga sedang belajar cara merawat bayi.

"Alhamdulillah ASI doang, Vit. Kadang nyusu langsung di aku, kadang pake ASIP." Jawab Giya sambil memberikan handuk Regan pada Banu untuk dijemur.

"Kalo malem biasanya dikasih ASIP sama papanya, soalnya aku sering ketiduran." Terang Giya sambil terkekeh. Para perempuan ikut terkekeh saja.

"Nah bagus bro ikut bantu ngurusin, jangan bantu pas bikinnya doang!" Ujar Zeki sambil terkekeh.

"Ternyata Banu papa-able juga." Timpal Bimo.

"Ya lumayan lah ya bisa diandalkan." Celetuk Sultan.

"Weits lo pada jangan ngeremehin gue!" Sahut Banu jumawa.

"Lo belajar noh cara ngurus bayi sama biawak Afrika yang anaknya udah dua." Celetuk Agas membuat Noval menarik kerah kaus yang dipakainya dengan wajah bangga.

Entah kenapa julukan biawak Afrika melekat erat pada Noval.

Suara Regan yang ikut tertawa di antara orang dewasa tentu menarik atensi mereka semua. Ditambah dengan suara gemerincing dari gelang rattle yang dipakaikan di tangan dan juga kaki bayi gembul itu ketika bergerak ikut meramaikan suasana.

"Emang kamu ngerti ikutan ketawa-tawa?" Seru Belva gemas sambil mengusel-usel hidungnya ke hidung Regan. Hal itu membuat Agas tersenyum.

"Fix deh, Gi, kita jadi besan aja nanti kalo Dhisti sama Regan udah gede?"

Celetukan Erina membuat bola mata Giya berputar sekali. Erina selalu saja membahas hal itu.

"Anak gue namanya Adhisti, anak lo Bagaskara. Nama mereka artinya sama. Gue yakin itu bapak-bapaknya pada setuju deh." Oceh Erina.

Tetangga Jauh (TAMAT)Место, где живут истории. Откройте их для себя