42. Love Bridge

15K 1.1K 58
                                    

Hai hai...
Yukk siapkan kata-kata terbaik kalian di part ini...
👻

🌸 Happy Reading 🌸

Elang terus mencumbu tubuh atas Giya seperti orang kerasukan. Gelora lelaki itu sudah memuncak. Beberapa tanda merah ia tinggalkan di leher dan dada Giya yang sudah polos pada bagian atasnya. Padahal biasanya ia tak pernah menebar tanda-tanda kepemilikan. Tangannya pun ikut aktif merayu di setiap lekuk tubuh Giya.

Elang yang saat ini sedang frustasi karena terus didesak oleh papanya untuk membawa calon istrinya ke rumah sebelum ia benar-benar akan dijodohkan dengan pilihan sang papa. Sementara Giya yang masih belum yakin dengannya, dengan pernikahan mereka nantinya.

Berawal dari ciuman putus asa yang Elang berikan untuk Giya, Elang lalu terpantik untuk hal lebih dan lebih lagi.

Giya telah terbaring pasrah di bawah naungan tubuh tegap Elang di sofa ruang tamu apartemen Elang. Namun pikirannya seperti sedang tidak bersamanya. Ia terus berpikir apakah kali ini ia masih bisa lepas dari jerat Elang seperti biasanya?

Kedua tangan Elang dengan gesit membuka kancing celana bahan yang Giya pakai, lalu menurunkan ritsleting celana itu seraya berucap.

"Mas ingin memiliki kamu seutuhnya malam ini. Please jangan tolak Mas lagi." Bisik Elang parau.

Setelahnya ia menarik turun celana itu hingga terlepas dari Giya lalu melemparkanya ke samping sofa. Kini tubuh Giya hanya tertutupi selembar kain berbentuk segitiga yang hanya mampu menutupi area intimnya saja. Belum pernah sekalipun Giya seterbuka ini di depan Elang.

💓💓💓

Semenjak tadi sore entah kenapa perasaan Banu begitu tak tenang. Pikirannya selalu tertuju pada Giya. Tadi sore Giya mengirim pesan padanya kalau ia akan ke apartemen Elang terlebih dahulu sehingga tidak makan malam bersama Banu.

Tak biasanya Banu cemas saat Giya sedang bersama kekasih matangnya itu. Namun kali ini?

Banu meraup kasar wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Ia pun memutuskan untuk menyusul Giya saja ke apartemen Elang. Banu sedikit berlari ke kamar Giya untuk mengambil kunci motornya.

Begitu Banu memasuki rumahnya, ia berubah pikiran untuk membawa mobil saja. Mungkin menunggu Giya nantinya di dalam mobil saja tanpa harus ada yang melihatnya.

Sekitar setengah jam, mobil Banu sudah terparkir rapi di antara mobil-mobil yang terparkir di area parkir tamu apartemen Elang. Yang kebetulan berhadapan dengan lobby.

Banu menunggu dengan gelisah. Kedua lengannya terlipat di atas kemudi, ia sandarkan wajahnya di atas lengannya. Wajahnya kini menghadap ke lobby. Banu terus memantau seandainya mobil Juke milik Elang keluar dari apartemen.

Setelah setengah jam menunggu, Banu langsung menegakkan duduknya, kedua matanya menyipit saat melihat dari jendela kaca besar lobby, seorang perempuan sedang berlari ke arah pintu.

Setelah perempuan itu keluar dan kembali berlari menuju jalan raya, Banu yakin perempuan itu adalah Giya. Giya masih memakai pakaian yang sama dengan pakaian yang dipakai saat berangkat ke kantor tadi pagi. Tanpa berpikir panjang, Banu pun langsung menyalakan mesin mobil dan menyusul Giya.

Kening Banu berkerut dalam. Giya berlari sambil terus memegangi kancing blouse yang dipakainya.

Tiiinnn...

Tetangga Jauh (TAMAT)Where stories live. Discover now