41. Belum Baper ?

14.8K 1.2K 2
                                    

Komen ya kalo ada typo...

Yuk ramaikan part ini...

🌸 Happy Reading 🌸

Banu menatap bangga pada hidangan yang sudah tersaji di atas meja makan. Meskipun hanya masakan sederhana berupa sayur bening bayam, chicken wings yang hanya mengandalkan tepung instan dan beberapa jenis saos, serta omelet keju. Namun masakan itu tentu saja dibuat dengan sepenuh cinta. Cinta untuk Giya pastinya.

Hihihi. Banu terkikik geli membayangkannya betapa sekarang ia menjadi seorang bucin.

Melihat jam dinding, sudah menunjukkan pukul setengah empat sore. Banu lantas mengambil ponselnya yang ia letakkan di atas meja makan untuk mengirim pesan kepada Giya

Pulangnya mau dijemput ga neng?

Banu kembali terkikik membaca pesannya yang baru saja ia kirimkan untuk Giya.

Sambil menunggu balasan Giya, ia pun memutuskan untuk mandi saja dulu. Jadi kalaupun Giya meminta jemput ia bisa langsung meluncur ke kantor Giya.

Setelah selesai mandi, ia mengecek ponselnya sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk.

Melihat ada balasan pesan dari Giya, ia pun langsung duduk bersila di atas tempat tidur.

SAYANG

Jemput neng ya bang 😛

Siappp
Tunggu abang ya, jangan kemana2

Membaca balasan tersebut jelas saja Banu tak bisa menahan lengkungan bibirnya yang tertarik ke atas.

Ah Giya-nya memang menggemaskan. Sangat menggemaskan malah.

Banu pun beranjak ke lemari mengambil kaus pendek berwarna hijau army dan celana pendek berwarna krem. Setelahnya ia memakai jaket bombernya kemudian menyambar kunci motor dengan gantungan kunci bergambar Hulk yang ia taro di atas meja rias.

Setelah mengendarai motornya sekitar dua puluh menit, Banu sampai di parkiran tamu kantor Giya. Memilih untuk tetap duduk di motornya saja daripada duduk di ruang tunggu yang telah disediakan.

Tiiinnn...

"Ban?"

Banu mengangkat wajahnya dari layar ponselnya saat mendengar klakson motor dan juga sapaan untuknya.

Terlihat seorang lelaki dengan motor CBR Repsol yang baru saja membuka helm full face-nya. Yang Banu ketahui bernama Ervin.

Ervin yang merupakan teman satu divisi Giya di Marcom. Hanya saja ia dari departemen Event. Pernah beberapa kali Ervin mengajaknya mengobrol bila Banu sedang menjemput Giya, seperti sekarang ini.

Satu hal yang Banu simpulkan, lelaki itu sepertinya memendam rasa pada Giya. Sebagai sesama lelaki, ia tentu bisa menebaknya.

"Jemput Giya?" Tanya lelaki bertubuh jangkung itu.

Banu mengangguk. "Iya lah, Bang, siapa lagi?" Jawabnya dengan kekehan.

"Ya kali aja gitu lo dapet gebetan baru di sini kan?" Tebak Ervin yang juga ikut terkekeh.

"Nggak, Bang." Sahut Banu.

Tiiinnn..

Mereka berdua menoleh ke arah motor yang berhenti tepat di belakang motor Ervin.

Tetangga Jauh (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang