45. Tamu Undangan

16.8K 1.2K 39
                                    

Yuk ramaikan komentar kalian di part ini...

🌸 Happy Reading 🌸

Sebuah ballroom di salah satu hotel mewah di Jakarta Pusat didekorasi secantik mungkin dengan warna putih yang mendominasi. Bunga baby breath bertaburan di sepanjang jalan setapak menuju pelaminan. Pun pada bagian atap langit-langit ballroom yang juga dihias dengan rangkaiam bunga-bunga hydrangea putih yang dibentuk melingkar. Berpadu dengan ornamen lampu kristal yang tergantung di bagian tengahnya. Terlihat mewah namun tetap tidak menutupi kesan elegan di sana.

Suasana yang semula riuh dengan iringan lagu Say You Won't Let Go milik James Arthur yang dinyanyikan oleh wedding band yang berada di sisi ballroom mendadak berubah menjadi sendu. Bagi sebagian orang yang mengerti situasi ini tentunya.

Hal itu lantaran Giya yang berjalan beriringan dengan seorang lelaki mulai menaiki pelaminan. Semua tamu undangan yang berasal dari Foodrink Nutrition tentu tahu bagaimana kisah asmara yang sempat terjalin antara Giya dan Elang dua tahun ini.

Kabar berita kandasnya hubungan mereka berdua justru baru terdengar begitu sang calon mempelai pria menyebar undangan pernikahannya seminggu lalu dengan nama calon mempelai wanitanya yang tertera di undangan tersebut bukanlah Soka Ayana Giyanti.

Ya, hari ini adalah hari pernikahan Elang dengan perempuan pilihan orang tuanya. Persiapan pernikahan yang hanya direncanakan dalam waktu satu bulan saja.

Dan kini, sang mantan kekasih justru menghadiri pernikahan Elang dengan ditemani seorang lelaki yang tak kalah menawan dari seorang Elang.

Senyum yang sejak tadi selalu terkembang dari bibir sang mempelai pria dalam menyambut para tamu kini perlahan sirna. Elang yang sejak tadi memang terus mengukir senyum seolah senyum bahagia yang ia tunjukkan atas pernikahannya. Hal itu lantaran ia tak mau mengecewakan papa dan mamanya.

Begitu Giya hanya berjarak satu langkah di dekatnya, sang mempelai pria itu langsung menarik mantan kekasihnya itu ke dalam pelukannya.

Hal itu tentu menarik atensi dari para karyawan FDN yang malam ini turut hadir di sana. Berbagai spekulasi muncul dalam benak mereka. Apa yang sebenarnya menyebabkan pasangan paling serasi itu akhirnya berpisah?

Biarlah para tamu undangan banyak berspekulasi, Elang tentu tak peduli. Malam ini Elang hanya ingin memeluk erat Giya. Mungkin pelukan terakhirnya untuk perempuan yang masih menjadi nomor satu di hatinya itu. Perempuan yang malam ini tampak begitu ayu. Giya memang selalu terlihat cantik paripurna meskipun hanya dengan riasan tipis di wajahnya. Cantiknya terlihat alami.

Elang tak mengerti dengan perasaannya sendiri. Ia yang terus mengecewakan Giya tanpa ampun namun justru hatinya sendiri yang luluh tantak saat kehilangan Giya. Dadanya bagai terhimpit beban berat saat sebulan lalu akhirnya Giya memilih untuk menyerah.

Elang begitu erat mendekap Giya. Banu yang berada di belakang Giya tentu dapat melihat dengan jelas adanya bulir bening di sudut mata sang mempelai pria yang mungkin saja siap tumpah kapanpun. Pertahanan Elang akhirnya runtuh, bulir bening itu perlahan mengalir saat sayup terdengar Giya mengucapkan selamat padanya. Selamat atas pernikahannya. Bagaimanapun perasaan itu masih ada. Masih begitu dalam.

Melihat hal itu membuat Banu sedikit iba pada Elang. Terlebih saat pundak tegap itu terus bergetar. Namun bagaimana lagi? Biarlah ini menjadi harga mahal yang harus Elang tebus karena kesalahannya dulu. Kesalahan karena tak bisa menahan diri dari godaan duniawi. Hendak memperbaikinya pun rasanya sudah terlambat. Giya sudah teramat kecewa padanya.

Yang bisa Elang lakukan kini hanya mencoba untuk mengikhlaskan Giya yang malam ini datang hanya sebagai tamu undangan dalam pernikahannya. Elang hanya mampu berjibaku dengan penyesalannya sendiri.

Tetangga Jauh (TAMAT)Where stories live. Discover now