11. Obrolan Arjuna

18K 1.5K 0
                                    

Tekan ⭐ dulu yuk!

Happy reading!

💟💟💟

"Lho, Ban, jadi lo tetanggaan sama Kak Giya?"

Pertanyaan dari Agas sontak menarik atensi Banu, menghentikan langkahnya yang hendak masuk ke dalam rumahnya. Ia mengangkat sebelah alisnya.

"Itu depan rumah lo. Lo tetanggaan sama Kak Giya? Kenal kan?" Agas menunjuk rumah Giya di depan sana. Anak-anak Arjuna lainnya mengikuti arah telunjuk Agas.

"Lo kenal sama dia?" Tanya Banu ingin tahu.

Agas mengangguk. "Dia temen kakak gue."

Banu memperhatikan Agas dan rumah Giya bergantian. Kemudian mengedikkan bahunya, melanjutkan langkahnya ke dalam.

"Ayo masuk!" Ucap Banu yang diikuti oleh para sahabatnya.

💟💟💟

"Giii!" Erina menghampiri Giya di meja kerjanya, tangannya memukul-mukul meja Giya dengan begitu hebohnya.

Giya mengangkat sebelah alisnya.

"Ternyata Agas sama Banu itu sahabatan."

"Tau dari mana lo?"

Erina mengangkat ponselnya. "Ini. Agas chat gue, katanya sekarang dia lagi di rumah Banu sahabatnya, dia juga bilang ternyata Banu tetanggaan sama lo." Lanjut Erina masih dengan kehebohannya.

Giya mengangguk-angguk, kemudian bersedekap menatap Erina. "Yang gue bingung, kok lo nggak tau kalo Banu itu sahabatan sama Agas? Gimana bisa?"

Erina mengangkat bahunya sekilas. "Kalo gue di rumah, dia jarang banget ngajak temennya ke rumah. Mungkin baru dua kali, itu pun Banu nggak ada." Ucapnya. "Jadi gue belom pernah ketemu Banu."

Giya mengangguk paham.

"Lo deket nggak sama dia?" Tanya Erina dengan menaik-turunkan kedua alisnya.

Mata Giya menatap horor Erina. "Dia siapa?"

"Tetangga berondong lo itu." Masih dengan alis yang ia naik-turunkan.

Giya langsung menggeplak tangan Erina. "Ngaco lo, ya nggak lah!" Tukas Giya.

Erina terkekeh geli. Ia mencium aroma-aroma cinta lokasi antara Giya dan Banu. Biar saja nanti semuanya terjawab.

Giya kembali merebahkan kepalanya di atas lengannya.

"Lo kenapa dah? Loyo banget?"

"Biasa, hari pertama." Jawab Giya lemas.

"IMP aja gih!" Usul Erina.

Giya menggeleng pelan. Ia tentu saja tidak bisa meninggalkan pekerjaannya. "Nggak bisa, ini bentar lagi ada media visit."

Erina mengembuskan napas. Ia tahu persis bagaimana kondisi sahabatnya itu jika sedang haid di hari pertama.

"Ya udah ditahan-tahan aja ya!" Ujar Erina sambil mengusap punggung Giya.

Giya kembali mengangguk lemah.

"Er, slotnya Cindy udah full belom ya? Ini ada brief urgent dari brand, baru banget masuk."

Suara tergesa-gesa dari Elang menginterupsi obrolan mereka.

"Kayaknya masih ada satu slot lagi sih Mas. Aku cek dulu deh." Ucap Erina sambil melenggang menuju mejanya.

Tetangga Jauh (TAMAT)Where stories live. Discover now