26. Lamaran ?

18.9K 1.4K 8
                                    

Siapin kata-kata terbaik kalian buat part ini hahaha...

🌸 Happy Reading 🌸

💟💟💟

"Nih, Kak, buat cemilan." Belva menyodorkan sebuah kotak makan pada Agas, lalu duduk di samping pemuda itu. Tempat yang biasa diduduki oleh Alin karena Alin kini duduk di sebelah Bimo.

Seperti sebelumnya, Belva memang cukup sering ikut bergabung dengan anak-anak Arjuna di kantin saat jam istirahat seperti sekarang ini.

"Thanks." Sahut Agas singkat. Namun tak kunjung membuka kotak makan pemberian Belva.

"Ulu ulu uluuu berasa punya istri nggak sih gaes si Agas. Tiap istirahat dibawain bekal mulu sama Belva." Seru Noval.

"Ck. Gemes banget gue sama lo, jadi pengen ngelitikin pake cutter." Sahut Belva membuat yang lainnya terkikik.

Kehadiran Belva di tengah perkumpulan anak Arjuna memang cukup memberi hiburan tersendiri karena pembawaan gadis itu yang supel. Ia tak sungkan untuk ikut meledek sahabat-sahabat dari pujaan hatinya tersebut.

"Sadis anjir!" Timpal Banu.

"Kak Alin, kode tuh. Kak Noval minta dibawain bekal juga tuh, sekalian disuapin kayak biasanya." Lanjutnya.

Memang di antara yang lain, hanya Belva lah yang beranggapan kalau Noval dan Alin ada sesuatu. Bukan tentang Sultan dan Alin seperti dugaan anak Arjuna lainnya.

Alin dan Noval tak menanggapi ucapan Belva. Mereka hanya saling lirik melalui ekor mata mereka masing-masing.

"Bagi dong." Tangan Sultan sudah memanjang hendak mengambil kotak makan pemberian Belva namun Agas langsung menepuk kencang punggung tangannya.

"Mau ngapain lo?" Agas mendelik.

"Mau nyobain lah, dikit doang, Gas."

Sultan memberengut mengusap punggung tangannya yang panas. Pemegang sabuk hitam taekwondo itu memang tak main-main tenaganya. Walaupun dirinya sendiri pemegang sabuk hitam pencak silat, namun tetap saja indra perabanya masih berfungsi dengan baik.

"Apaan, nggak ada!" Agas langsung menarik kotak bekal pemberian Belva.

"Elah, Gas, posesif amat. Cuma makananya doang, bukan Belva yang mau diminta." Celetuk Banu yang langsung diiringi tawa oleh lainnya.

"Yang mulai ada rasa mah beda ya." Timpal Bimo yang ikut terkikik.

"Emang lo takut kalo gue ditikung sama orang lain, Kak?" Goda Belva pada Agas seraya menaik-turunkan kedua alisnya yang langsung dihadiahi sentilan di dahinya oleh Agas.

"Bawel!" Sembur Agas, membuat Belva memonyongkan bibirnya.

Fokus mata Agas kini memperhatikan Zeki. Pemuda itu sedari tadi tampak senyum-senyum sendiri dengan pandangan tak lepas dari ponselnya. Ia tahu Zaki sedang berbalas chat dengan seseorang, terlihat dari ciri khas aplikasi chat yang sedang dibukanya.

Pikiran Agas otomatis teringat pada Btari -- adiknya. Sudah beberapa hari ini adik perempuannya itu juga terlihat sering senyum-senyum sendiri saat sedang berbalas chat dengan seseorang. Ia jadi curiga kalau orang yang bertukar chat Zeki saat ini adalah Btari.

Tetangga Jauh (TAMAT)Where stories live. Discover now