50. Dua Harapan

15.2K 1.1K 16
                                    

Yukk ramaikan kolom komentar...

🌸 Happy Reading 🌸

"Sayang..."

Panggilan itu Giya abaikan begitu saja.

"Jangan cemberut lagi dong!" Setengah rengekan itu masih juga Giya abaikan.

Setelah tadi Banu menahan Giya saat mereka bangun tidur untuk menyapa bibir miliknya. Sapaan yang cukup lama tentunya, hingga membuat Giya kesal karena hari sudah semakin siang. Kini giliran Banu yang berusaha untuk mengembalikkan mood Giya.

Sedari tadi Banu terus mengekori Giya kemanapun gadis itu melangkah. Dari mulai Giya yang berkutat di depan kompor untuk memasak sarapan mereka. Lalu beranjak ke meja makan untuk menyiapkan piring dan sendok.

Saat Giya hendak mengambil gelas, Banu langsung menahan langkah Giya dengan memeluk tubuh gadis itu dari belakang.

"Apaan sih, Ban! Lepasin ih ini aku lagi nyiapin sarapan!" Ketus Giya.

Giya merasakan kepala Banu menggeleng di atas kepalanya.

"Ban, ih buruan udah siang! Emang kamu nggak sekolah apa?"

"Nggak apa-apa aku bolos kalo kamu masih nyuekin aku. Pokoknya aku nggak berangkat sekolah sampe kamu berenti nyuekin aku."

Giya menghela napas. Kalau pemuda itu tak sekolah, sudah pasti dirinya akan ditawan olehnya. Bisa jadi Giya juga tak bisa ke kantor.

"Iya udah iya."

Banu hanya bergeming.

"Ban, iya udah."

"Iya apa? Udah apa?"

"Iya aku nggak nyuekin kamu lagi."

Banu langsung menjulurkan kepalanya di samping Giya demi bisa melihat raut wajah dari gadis itu. Lalu membalikkan tubuh Giya.

"Jangan cemberut lagi janji? Nggak enak banget tau dicuekin kamu." Banu sambil membenamkan wajahnya di rambut Giya.

Rengekan itu membuat kedua sudut bibir Giya berkedut. Sebenarnya Giya tidak benar-benar kesal pada Banu, karena kalau diingat lagi sudah tentu Giya pun tadi ikut membalas setiap pagutan Banu di bibirnya.

"Iya iya, aku nggak nyuekin kamu lagi. Sarapan dulu yuk." Suara Giya melembut, diusapnya rambut Banu lembut. Kepala Banu mengangguk patuh.

Setelah Giya melanjutkan menyiapkan sarapan mereka, kini mereka sudah duduk berhadapan, menikmati sarapan mereka masing-masing.

"Nanti kamu pulangnya dari kantor atau tempat meeting?"

Banu tau hari ini Giya akan meeting di luar kantor.

"Dari kantor kok. Aku kelarnya jam duaan jadi balik ke kantor lagi."

Banu mengangguk. "Aku jemput jam biasa kan?"

Giya mengangguk dengan mulut yang masih penuh. Sementara Banu beranjak dari duduknya, menghampiri Giya.

"Ya udah aku siap-siap ya. Kamu hati-hati berangkatnya, kabarin kalo udah sampe kantor." Ucap Banu seraya mengusap rambut Giya.

Giya langsung terkekeh. Kata-kata pamungkas tiap kali Banu mau berangkat ke sekolah.

"Iya, kamu juga kabarin aku ya kalo udah sampe sekolah!" Sahut Giya sambil mengecup pipi Banu.

Tetangga Jauh (TAMAT)Where stories live. Discover now