49. Radar ?

15.9K 1.1K 14
                                    

🌸 Happy Reading 🌸

"Bro, besok kita dateng ke acaranya Laras nggak nih?" Tanya Bimo begitu anak-anak Arjuna berjalan beriringan menuju parkiran.

Semua murid di kelas mereka mendapat undangan perayaan ulang tahun ke-17 dari Laras. Acara yang berkonsep outdoor itu akan digelar di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu nanti.

"Dateng ajalah yuk, gabut gue!" Ujar Sultan.

Noval dan Zeki mengangguk setuju.

"Ya udah gue mah ayo aja." Sahut Banu.

"Katanya sih anak-anak pada dateng juga." Anak-anak yang dimaksud Agas adalah para murid cowok di kelas mereka yang memang cukup sering kumpul bareng mereka walau hanya sekedar hangout di kafe.

"Ayo aja lah, outdoor juga kan bukan di gedung!" Ajak Bimo yang akhirinya dingguki oleh yang lainnya.

Sesampainya di parkiran, mereka menuju ke motor masing-masing. Namun seperti biasa, mereka akan keluar bersamaan bila sudah siap semua.

"Chattingan lanjut ntar aja bisa kali, baru juga sehari nggak ketemu!" Seru Zeki pada Noval karena sahabatnya itu sejak tadi seperti terus-terusan mengetik sesuatu pada ponselnya.

Zeki tahu hari ini Lana tidak masuk sekolah karena sedang sakit.

Noval hanya terkekeh kemudian memasukkan ponselnya ke saku jaket bombernya.

"Nggak sabaran banget lo kek cewek yang mau diajak jalan!" Cibir Noval membuat yang lainnya terkikik.

"Nggak gitu juga konsepnya ogeb!" Sahut Zeki.

Kedua orang itu memang selalu berdebat, tarkadang Sultan juga ikut di antara mereka.

Setelah Noval siap, mereka pun beriringan keluar dari parkiran. Iris gelap milik Agas menyipit begitu melihat Belva duduk sendiri di halte dekat sekolah mereka. Padahal biasanya gadis mungil itu sudah pulang.

Agas menghentikan motornya tepat di depan Belva.

"Belom dapet ojek?" Tanya Agas to the point.

Belva menggeleng. "Udah dua kali dicancel mulu." Keluhnya.

Tiiinnn...

"Yooo!" Teriak Agas saat anak-anak Arjuna membunyikan klakson begitu melewatinya.

Agas kembali beralih ke Belva. "Kenapa nggak nunggu depan sekolah aja sih! Udah tau di sini sepi, bahaya buat lo, Bel!" Decak Agas.

Belva tercengang. Tak biasanya Agas berbicara panjang kali lebar seperti sekarang ini. "Tadi itu---"

"Naik!" Potong Agas.

Agas berdecak karena Belva hanya menampilkan raut bingung.

"Buruan naik! Pulang bareng gue!" Titahnya.

Belva pun mengangguk seraya mengembangkan senyum. Ternyata kekesalan yang tadi muncul karena dua kali driver ojol meminta untuk cancel saja akhirnya berbuah manis. Ia jadi diantarkan pulang oleh pemuda berwajah dingin namun manis itu.

"Bilang dong, Kak, kalo mau nganterin gue balik, kan jelas!" Goda Belva sambil terkikik.

"Bawel!" Agas pun mengendarai motornya begitu Belva sudah duduk di belakangnya.

💓💓💓

Semenjak Giya putus dari Elang hampir dua bulan lalu, sudah tentu sekarang Banu yang menjemput Giya setiap harinya. Banu tentu saja keras kepala sehingga tidak terima penolakan apapun dari gadis itu.

Tetangga Jauh (TAMAT)Where stories live. Discover now