21. Pindahan

17.4K 1.4K 28
                                    

Hai hai... semoga masih suka ya sama cerita ini...

Vomment nya dong buat semangatin aku 🙂

Happy Reading!

💟💟💟

"Duuhh Tante, padahal kita baru dua bulanan lho tetanggaan eh Tante udah mau pindah lagi." Ucap Giya.

"Iya nih, Tante nggak punya temen ngobrol lagi deh yang ngerti urusan perempuan." Canda Fira.

"Nanti nggak papa ya kalo Tante sering gangguin kamu via WhatsApp kalo mau nanyain anak satu itu?" Lanjut Fira menunjuk Banu yang sedang menggeret beberapa koper dari tangga ke samping sofa.

Malam ini Giya sedang berada di rumah Banu karena besok pagi Fira dan Deri harus pindah sementara ke Sulawesi. Sudah hampir sebulan ini kantor cabang milik Deri di sana sedang bermasalah, jadi membutuhkan Deri untuk menyelesaikan permasalahannya secara langsung.

Fira tentu saja harus turut serta menemani suaminya. Sedangkan Banu enggan untuk ikut pindah, dengan alibi sekarang dirinya sudah kelas dua belas jadi akan ribet urusannya bila harus pindah sekolah. Banu tentu saja berusaha meyakinkan Fira dan Deri, bisa gagal rencananya kalau dia harus ikut pindah ke Sulawesi.

Akhirnya Fira dan Deri menyetujuinya dengan berat hati. Nanti akan ada asisten rumah tangga yang ditugaskan ke rumah Banu dua kali dalam seminggu untuk membersihkan rumah dan mencuci baju Banu. Untuk urusan makan biar saja Banu yang mengurusnya sendiri, begitulah permintaan Banu.

"Tante sama om pesawatnya jam berapa?"

"Jam 08:10, sayang."

"Duh maaf ya, Tan, aku nggak bisa ikut nganter ke bandara, ada kerjaan urgent soalnya." Ucap Giya.

"Iya nggak papa kok. Tante titip anak tante yang satu itu ya, kalo ada yang mencurigakan langsung hubungin Tante!" Kekeh Fira sambil mengusap bahu Giya.

"Iya, Tan." Pungkas Giya dengan senyum kikuknya.

"Eh ada Giya." Sapa Deri yang baru saja masuk le rumah.

"Iya, Om, ini sekalian perpisahan sementara sama Tante." Sahut Giya sambil terkekeh.

Deri mengangguk sekali. Kemudian beralih pada putranya yang sedang duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.

"Ban." Panggil Deri.

Banu mengangkat wajahnya, menoleh pada sang Papa. "Kenapa, Pa?

"Kamu jaga rumah baik-baik. Awas kalo sampe ada laporan kamu ngajak cewek kamu nginep di rumah!" Titah Deri.

Banu meringis. "Iya Pa tenang aja, aku jamin seratus persen aku nggak bakal ngajak cewek nginep di sini." Jawab Banu dengan jarinya yang membentuk huruf V.

"Oh iya Tante, Om, kalo gitu aku pamit dulu. Semoga urusan om cepet selesai ya di sana." Pamit Giya akhirnya, ia merasa akan ada obrolan penting antara keluarga Deri jadi lebih baik ia pamit pulang.

"Oh iya, Gi. Om titip Banu ya! Ucap Deri dengan nada bercanda.

Giya meringis. "Iya, Om. Semoga besok selamat ya tujuan ya."

Tetangga Jauh (TAMAT)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz