53. Daddy

18.7K 1.4K 91
                                    

Hai hai... 2 part kemarin vote nya sedikit banget hiks hiks...

🌸 Happy Reading 🌸

"Nggak nyangka banget gue, Gi, ternyata Mas Elang bisa sesayang dan sesetia itu sama Mbak Inggit. Sikapnya ke Mbak Inggit bikin gue baper." Komentar Erina pelan sambil bertopang dagu.

Giya yang sedang menyuap puding ke dalam mulutnya pun ikut menoleh ke arah Elang. Mereka kini sedang menghadiri resepsi pernikahan teman mereka yang juga dari divisi Marcom yang mengusung tema garden party.

Di sebuah meja bulat, Elang terlihat sedang duduk sambil menyuapi putra pertamanya dengan Inggit yang hampir berusia 4 tahun sekaligus menyuapi putri kedua mereka yang berusia 1,5 tahun. Sementara Inggit terlihat sedang menyuap nasi untuk dirinya sendiri. Perut Inggit terlihat sedikit membuncit karena dia sedang mengandung anak ketiga mereka. Usia kandungannya baru 4 bulan.

"Udah jalan takdirnya gitu, Er. Kalo dulu dia sama gue belum tentu bisa gitu kan?" Sahut Giya.

Erina mengangguki ucapan Giya.

"Brati Mbak Inggit bisa ngerubah Mas Elang dengan caranya sendiri." Lanjut Giya yang kembali diangguki oleh Erina.

Ingatan Giya melayang pada cerita Inggit empat tahun lalu, lebih tepatnya saat Inggit baru saja melahirkan putra pertama mereka yang diberi nama Argan Langit Nugraha. Nama Langit sendiri merupakan gabungan dari nama Elang dan Inggit, begitulah penuturan dari Inggit saat itu.

Saat itu Inggit bercerita kalau di awal pernikahannya, Elang masih bersikap layaknya seorang teman pada Inggit. Elang tidak bersikap kasar, namun juga tidak bersikap romantis. Namun tetap saja lelaki itu selalu meminta haknya pada Inggit. Keintiman di antara keduanya hanya sekedar saling membutuhkan, ah ralat, Inggit tentu melakukannya dengan sepenuh hati, terlebih dengan lelaki yang begitu ia cintai.

Namun Inggit merasa beruntung, tiga bulan pernikahannya ia mendapati dua garis merah pada tespack kehamilan yang ia gunakan. Melihat bagaimana payahnya Inggit saat hamil muda dulu, ternyata mampu menyentuh sisi lembut dari hati seorang Erlangga Nugraha. Sikap Elang berubah menjadi perhatian, bahkan menjadi over protective kala itu.

Inggit sengaja menceritakan perjalanan kisahnya pada Giya dan Erina, bukan bermaksud mengumbar aib suaminya, namun memang itulah sebagian dari perjalanan cintanya dalam memenangkan hati Elang.

"Iya sih. Jalan cerita orang emang dilewatin drama dulu ya, baru deh happy ending."

"Kayak jalan cerita cinta lo itu lah ya." Ucap Giya sambil menekankan kata 'cerita cinta' dengan maksud meledek Erina membuat wanita itu terkekeh.

"Lo yang halu sama Zeki sampe setengah hidup, ternyata malah nikah sama Abang kandungnya Zeki. Eh siapa yang sangka kalo sekarang Zeki akhirnya nikahin lo juga. Kehaluan yang menjadi kenyataan." Lanjut Giya dengan kekehan gelinya.

Penuturan Giya membuat Erina sontak melirik pada lelaki yang sedang menggendong seorang anak perempuan berusia 1 tahun, putrinya bersama mendiang Zulfan, kakak kandung dari Zeki. Lelaki yang baru saja menikahinya sebulan yang lalu itu sedang mengajak ngobrol sang putri seraya memegangi hiasan bunga yang dirangkai di sekitar taman.

Memang benar, perjalanan cinta seseorang sulit ditebak. Pun dengan kisahnya bersama Zeki. Erina dan Zeki memang sempat dekat empat tahun lalu, namun kedekatan mereka hanya hitungan bulan karena Zeki pun harus kuliah bisnis di Inggris.

Tepat di malam sebelum keberangkatan Zeki ke Inggris, mereka berdua melakukan suatu kesalahan yang seharusnya belum boleh mereka lakukan. Hal itu membuat Erina menjadi tak percaya diri pada lelaki manapun yang sedang mendekatinya.

Tetangga Jauh (TAMAT)Where stories live. Discover now