44. Maaf, Mas

16.1K 1.3K 59
                                    

Yuk siapkan kata-kata terbaik kalian di part ini wahahaha

🌸 Happy Reading 🌸

"Mau cerita apa, Gi?"

Tanya Erina begitu ia dan Giya duduk lesehan di sebuah restoran steak. Tadi Giya mengajak Erina untuk makan siang bersama karena ada yang mau Giya ceritakan.

"Apa udah waktunya gue putus sama Mas Elang ya, Er?" Tanya Giya to the point.

Erina sudah pasti membolakan kedua matanya.

"Kenapa tiba-tiba gini? Lo kemaren cuti, sekarang pengen putus. Ada apaan, Gi?" Cecar Erina.

"Hari Rabu yang gue ke apart dia, dia ..." Giya tak melanjutkan ucapannya, ia bingung apakah harus cerita atau tidak tentang kejadian kemarin. Bagaimana pun juga Elang adalah atasan Erina. Ia hanya ingin menjaga citra Elang yang sebenarnya memang sudah buruk di mata Erina.

"Dia? Dia apa?" Tanya Erina.

"Ya adalah sesuatu. Terus semalem gue ketemu Sandra di kafe. Dia cerita ke temen-temennya kalo Elang abis nginep di apart dia. Lo tau pasti lah mereka ngapain kalo Elang nginep di sana?"

Erina menghela napas panjang. Memang sudah seharusnya hubungan toxic antara sahabat dan atasannya itu berakhir sejak lama.

Erina tentu tahu kebiasaan Elang dengan para wanita-wanita malam di luar sana. Karena dialah yang waktu itu menemani Giya ke club malam dan menyaksikan sendiri Elang yang sedang bercumbu panas dengan seorang wanita yang berpakaian seksi.

"Apapun keputusan lo akan selalu gue dukung, Gi. Lo pantes bahagia. Kalo dia cuma bisa nyikitin lo, tinggalin dia!" Ucap Erina seraya mengusap lembut punggung Giya.

Setelahnya pesanan mereka pun tiba, mereka pun langsung menyantap makanan mereka. Kali ini suasana sedikit lebih hening dari biasanya. Erina pun tak banyak bicara.

Memasuki pintu Marcom, Giya melihat Elang sudah berada di ruangannya. Kepala Elang terangkat menatap Giya. Dari kaca besar yang membingkai ruangan Elang tersebut, Giya melihat ada berbagai macam emosi dari pancaran wajah Elang.

Giya tahu pasti, Elang tipe orang yang profesional dalam bekerja. Ia tidak akan membahas urusan asmaranya dengan Giya saat jam kantor seperti ini. Jadi ia yakin Elang tidak akan mengusiknya selama mereka berada di kantor. Sejak tadi pagi pun lelaki itu sama sekali tidak membahas perihal hubungan mereka.

💓💓💓

SAYANG
Gue nanti pulang telat ban

Banu mengerutkan keningnya saat membaca pesan dari Giya. Ia langsung membalas pesan Giya.

Mau kemana?
Sama siapa?

Banu menunggu balasan Giya dengan harap-harap cemas. Ponselnya pun kembali bergetar tanda ada pesan masuk.

Ke apart elang doang
Ada yg mau gue omongin sama dia

Banu tentu saja panik begitu membaca pesan itu. Tidak akan ia biarkan Giya ke sana lagi, apalagi jika sendirian. Banu pun langsung meminta izin ke toilet pada guru yang sedang mengajar di kelas. Tujuannya tentu saja untuk menelepon Giya.

"Kenapa, Ban?"

Suara Giya terdengar begitu panggilan telepon tersambung.

"Nggak ada ya ke apart-apart dia lagi! Kalo mau ngomong di rumah aja, atau di luar! Yang penting jangan di apart dia!" Sembur Banu.

Tetangga Jauh (TAMAT)Where stories live. Discover now