12. Hujan Tengah Malam

25.5K 1.8K 29
                                    

Hai-hai ketemu lagi sama Giya Banu...

Siapkan kata-kata terbaik kalian buat part ini! Hahahaa

Yuk ramaikan komentar kalian...

Happy reading!

💟💟💟

Hampir dua bulan sudah Giya dan Banu bertetangga. Hubungan mereka pun semakin akrab, karena di blok mereka hanya mereka yang sebaya. Tak jarang Giya menebeng dengan Banu saat berangkat ke kantor karena sekolah Banu yang melewati kantor Giya. Kadang Banu pun menyempatkan diri menjemput Giya di kantor.

Malam ini Giya yang sedang bersantai setelah makan malam memutuskan untuk menonton film di Netflix. Ia memilih menonton 365 Days. Mendengar bunyi ponselnya, ada chat masuk dari Banu begitu ia lihat notifikasi di layar benda pipihnya.

Banu
Lagi dimana?
Sama cowo lo ga?

Di rumah.
Ga, gue sendiri.

Ok gue ke situ, tungguin ya

Bayu tersenyum teramat lebar membaca balasan dari Giya. Ia berencana mampir ke rumah Giya setelah pulang dari rumah Zeki malam ini.

Banu menghentikan motornya di kedai martabak bandung. Membeli martabak telur dan juga martabak manis double keju untuk ia bawa ke ruman Giya. Hampir dua bulan mengenal Giya, ia jadi tahu kalau Giya itu penyuka keju.

Hanya butuh dua puluh menit, ia sudah sampai di rumahnya. Memarkirkan motor di teras rumahnya, kemudian beranjak menuju rumah Giya. Nanti Banu akan mengirim chat saja pada Fira untuk meminta izin.

Tok.. Tok.. Tok..

Banu terdiam begitu Giya membukakan pintu. Ia mengamati penampilan Giya yang saat ini memakai setelan piyama kaos pendek bergambar buah nanas. Rambutnya seperti biasa Giya cepol asal. Celana pendeknya yang hanya sebatas paha, memperlihatkan kaki jenjangnya yang putih mulus.

"Ban? Masuk!" Giya mengibaskan tangan di depan Banu karena Banu hanya diam tak menanggapi ajakannya untuk masuk ke dalam.

"Eh.. Iya iya." Jawab Banu kikuk.

Giya tersenyum. Manis sekali, itulah yang Banu lihat.

Banu masuk ke dalam rumah Giya, kemudian disusul Giya setelah Giya menutup pintu.

"Hm.. Lumayan juga tontonan lo." Komentar Banu saat melihat film yang sedang ditonton Giya. "Nih martabak kesukaan lo." Lanjutnya dengan senyum lebar khasnya.

"Wah mantap nih!" Giya langsung duduk di samping Banu, mengambil sepotong martabak keju kesukaannya.

"Demi apa ini gue nggak diambilin minum dulu gitu?" Ucap Banu seraya menggelengkan kepalanya.

"Elah ambil sendiri aja sih kayak biasanya! Manja banget minta diambilin!" Sembur Giya. Ia sudah terlanjur memakan martabak, rasanya mager sekali kalau harus beranjar ke dapur mengambil minum. Sedangkan Banu sudah cukup sering ke rumah Giya dan mengambil minuman sendiri di dapur.

Banu geleng-geleng kepala kemudian melangkah ke dapur Giya untuk mengambil minum.

"Lo belom makan malam apa gimana deh?" Tanya Banu begitu ia duduk kembali di samping Giya. Ia terkekeh karena melihat Giya makan dengan lahapnya.

"Uah. Thaphi inihan hemil." Jawab Giya tidak jelas, mulutnya penuh dengan martabak.

Banu terkekeh lagi. "Ditelen dulu atuh Neng, baru ngomong!" Menyodorkan gelas pada Giya.

Tetangga Jauh (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang