25. Pagi Pertama

20.2K 1.3K 9
                                    

🌸 Happy Reading 🌸

Mata Giya memicing begitu keluar dari kamarnya, hidungnya menghirup aroma masakan yang begitu menggugah selera. Berjalan cepat ke arah dapur, teriakannya hampir saja lolos saat ia melihat punggung seorang lelaki sedang berkutat di depan kompor di dapur rumahnya.

Giya langsung mengusap dadanya saat menyadari orang tersebut adalah Banu. Tetangganya yang mulai semalam tinggal satu atap dengannya. Terlihat pemuda itu mematikan kompor, kemudian beralih menata piring di atas meja.

Menyadari derap langkah seseorang di belakangnya, Banu menoleh dan tubuhnya langsung mematung begitu melihat penampilan Giya pagi ini. Gadis di depannya tersebut hanya memakai setelan piyama tanktop dan hotpant warna kuning muda bergambar buah jeruk. Kulit putih mulus Giya begitu terpampang nyata di hadapannya.

Banu menelan salivanya susah payah. Kedua netranya kini hanya terfokus pada sebuah gambar jeruk yang berada tepat di salah satu gundukan kenyal milik Giya yang ukurannya ternyata lumayan ... Tolong ingatkan Banu untuk tidak menangkup dan memakan jeruk tersebut.

 Tolong ingatkan Banu untuk tidak menangkup dan memakan jeruk tersebut

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.


Mata Giya otomatis mengikuti arah pandang Banu. Matanya langsung membola begitu tahu apa yang sedang menjadi pusat perhatian pemuda tersebut.

"Banu ih, mesum banget sih pagi-pagi!" Pekik Giya seraya menggeplak kening Banu. Ia pun langsung berbalik badan.

Banu tertawa renyah. "Lagian salah lo sendiri pagi-pagi udah ngasih pemandangan indah, ya mubadzir lah kalo dilewatin." Jawab Banu santai.

Banu berjalan menuju kompor dan kembali lagi membawa wajan berisi nasi goreng.

Giya kembali mendelik, namun kemudian duduk di meja makan di hadapan Banu yang sedang melanjutkan menuang nasi goreng ke atas piring. Uap panas dan aroma yang menguar membuat perut Giya semakin lapar.

Kedua tangan Giya menopang dagu memperhatikan Banu yang begitu cekatan saat menuang nasi goreng tersebut dan menaruh telur mata sapi di atas nasi gorengnya.

"Lo semalem keluar jam berapa, Ban, beli nasi goreng itu?" Tanya Giya yang masih bertopang dagu.

Kening Banu berkerut bingung, kemudian tangannya langsung menyentil kening Giya.

"Enak aja beli, ini gue masak sendiri ya!" Sungut Banu. Ia tak habis pikir bisa-bisanya Giya beranggapan kalau dirinya membeli nasi goreng kemudian menggorengnya kembali pagi ini.

Giya langsung memberengut merasakan keningnya yang panas, namun mulutnya hanya membentuk huruf O tanpa menanggapi ucapan Banu.

"Nih cobain!"

Kedua mata Giya langsung berbinar begitu sepiring nasi goreng tersaji di hadapannya. Nasi goreng yang berisi campuran potongan sosis dan bakso, potongan keju cheddar seukuran dadu, tak lupa di atas nasi goreng tersebut terhidang telur mata sapi.

Tetangga Jauh (TAMAT)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن