40. Rooftop

15.9K 1.1K 4
                                    

Hai semuaaa...
Hari ini aku lagi seneng banget karena dapet boom notif dari vote kalian 👏🏻

Love banyak banyak buat kalian yang udah dukung cerita ini
❤️🧡💛💚💙💜🤎🖤🤍💖

Yuk ramaikan part ini...

🌸 Happy Reading 🌸

"Tadi kayaknya gue liat di lampu merah ada yang peluk-pelukan sambil haha hihi deh. Kok sekarang mukanya malah kusut banget ya?" Celetuk Noval santai seraya menyisir rambut depannya dengan jemarinya.

Ucapan itu membuat keempat anak Arjuna menatap Noval penuh tanya. Banu tentu saja merasa tersindir. Jadi tadi Noval liat? Batinnya.

Noval yang ditatap hanya menunjuk Banu dengan dagunya, membuat keempat orang itu mengangguk paham.

"Kenapa, bro?" Zeki mulai bertanya.

"Nggak papa, bro." Jawab Banu singkat.

Sebenarnya mood Banu sedikit tidak bagus. Hanya sedikit sih. Tadi saat ia tiba-tiba bertanya pada Giya kapan gadis itu putus dengan Elang, suasana menjadi hening. Giya tak menjawab. Banu pun langsung pamit setelahnya.

Tak lama bel pun berbunyi. Satu per satu murid di kelas Banu berhamburan keluar untuk mengikuti upacara bendera.

"Pak Yogi hari ini nggak masuk lagi katanya." Ucap Bimo begitu mereka berjalan beriringan menuruni tangga sekolah.

"Brarti jamkos lagi dong olahraga." Sahut Zeki.

"Lo nggak butuh jawaban kan, Cik?" Timpal Sultan.

Zeki menoyor kepala belakang Sultan. "Jawab basa basi kek anjir!" Kesal Zeki yang justru membuat Sultah terkikik.

"Rooftop yuk ntar!" Ajak Agas.

"Ayo..." Sahut Noval, Zeki, dan Sultan berbarengan membuat mereka bertiga saling pandang lalu tertawa bersama. Tentu saja saling menoyor kepala satu sama lain.

Sementara Banu dan Bimo mengangguk mengiyakan.

Noval menatap punggung Alin yang baru saja melewati rombongan mereka. Ia merasa perubahan cewek tomboy itu semakin kentara, terutama pada dirinya. Entahlah ia tidak mengerti kenapa Alin menjauhinya.

Mendapati tepukan pelan di pundaknya membuat Noval menoleh. Ada Bimo yang kini berjalan di sampingnya.

"Tanya langsung aja, bro, ke orangnya daripada nebak-nebak sendiri!" Saran Bimo membuat kening Noval berkerut bingung.

Bimo mengedikkan dagunya ke arah Alin, Noval pun mengikuti arah yang dimaksud Bimo. Namun bahu lebarnya hanya terangkat acuh.

Sesampainya di lapangan, mereka pun masuk ke dalam barisan kelas mereka. Mengikuti upacara dengan khidmat. Disertai gerutuan kesal tentu saja saat sang pembina upacara memberi sambutan upacara yang begitu panjang kali lebar.

Setelah sampai di kelas setelah upacara, mereka memutuskan untuk langsung ke rooftop saja.

"Lin, rooftop nggak?" Tanya Agas pada Alin begitu ia berdiri.

Tetangga Jauh (TAMAT)Onde histórias criam vida. Descubra agora