32. Demam

18.6K 1.4K 12
                                    

Hai hai maafkan yaa baru sempet update, kemarin aku kena DBD hiks...

Kalian jaga kesehatan terus yaa...

Yuk ramaikan komentar kalian yuk biar lapak ini rame..

🌸 Happy Reading 🌸

Noval, Agas, Zeki, Sultan, dan Bimo beramai-ramai memasuki UKS. Setelah bel pulang sekolah berbunyi, mereka langsung menuju ke sana membawa serta tas Banu. Tadi setelah jam istirahat pertama berakhir, Banu meminta izin istirahat di UKS karena kepalanya semakin pusing dan suhu tubuhnya terasa panas.

"Nih, bro." Zeki meletakkan tas milik Banu di samping bantal.

"Thanks." Sahut Banu seraya mencoba untuk duduk. Tangannya langsung memegang kepalanya yang masih pusing.

"Gue anter aja ya baliknya? Gue lagi bawa mobil. Motor lo tinggal sini dulu." Tawar Zeki yang langsung dingguki oleh lainnya.

"Iya bos, ngerli gue kalo lo balik sendirli."

"Iya deh." Banu mengangguk.

Mereka pun berjalan beriringan di koridor, namun Banu dan Zeki berpisah menuju parkiran mobil. Sementara yang lainnya menuju parkiran motor.

Begitu mobil Zeki melewati parkiran motor, Zeki mengklakson mobilnya saat melihat teman-temannya yang masih berada di parkiran. Selanjutnya mobil Honda Civic Hatchback berwarna biru metalik itu ikut bergabung dengan pengendara lainnya di jalan raya.

"Turunin gue di depan rumah Giya aja, Cik." Pinta Banu begitu mobil Zeki memasuki gerbang perumahannya.

Zeki menoleh sekilas pada Banu. "Lah? Katanya lo lagi diem-dieman sama dia?"

"Sekarang gue tinggal di rumah dia."

Zeki hendak membuka mulutnya untuk bertanya lebih lanjut namun Banu menginterupsinya. "Nanti aja ya gue ceritain, sekarang gue mau langsung masuk."

Zeki mengangguk paham seraya mematikan mesin mobil. Kemudian mengekor di belakang Banu menuju pintu rumah Giya.

"Ini tetangga lo ada yang tau nggak kalian tinggal bareng?" Zeki menengok ke kanan dan ke kiri begitu Banu membuka kunci. Ia sebenarnya agak cemas karena siang hari seperti ini pastinya Giya masih berada di kantor, sedangkan sekarang sahabatnya ini sedang berusaha membuka pintu rumah Giya. Bisa-bisa nanti mereka dikira maling.

"Nggak ada, jam segini nggak ada yang keluar-keluar juga. Gue kalo berangkat sekolah juga dari rumah kok, motor gue tinggal di rumah soalnya biar nggak ada yang curiga."

Zeki menyeringai sambil geleng-geleng kepala. "Anjim, krokodayl kita yang satu ini emang bener-bener cerdik akalnya!"

Banu hanya tersenyum miring tanpa menanggapi ucapan Zeki.

"Ya udah gue langsung balik ya, bro. Get well soon." Pamitnya.

"Thanks banget ya, Cik."

"Santai! Besok lo istirahat aja dulu, biar motor lo besok gue anterin ke sini." Ujar Zeki menepuk pelan pundak Banu.

Begitu Banu selesai berganti pakaian, ia langsung merebahkan tubuhnya di ranjang, tentu saja di kamar tamu. Namun tak lama kemudian ponselnya berdering, keningnya mengernyit kala melihat nama Ciki Zeki yang meneleponnya. Ia pun menggeser tombol hijau pada layar ponselnya.

Tetangga Jauh (TAMAT)Where stories live. Discover now