Chapter 2

516 78 4
                                    

KELAS 1-A tengah sibuk mempersiapkan makan malam dan pesta kedatangan murid baru di kelas mereka, Kazima Ayano. Kali ini, wali kelas mereka tidak bisa ikut karena ada tugas bersama mantan pahlawan nomer satu, All Might.

"Bakugou-san. Bisakah kau membangunkan Ayano-chan? Anu, aku minta tolong karena sedang mempersiapkan semuanya." pinta Momo dengan lembut.

"DASAR WANITA SIAL-"

Mata Bakugou bertemu dengan mata tajam Todoroki. "Kenapa kau? Ada masalah?" tanya Bakugou.

"Tidak. Aku hanya tidak suka kau kasar dengan wanita."

"Hanya wanitamu saja kan. Berbeda lagi jika aku kasar dengan Jirou dan lainnya. Cih, dasar munafik." kesal Bakugou. Omongan laki-laki itu tidak pernah salah sama sekali. Yah, kali ini hanya Todoroki dan Midoriya yang bisa menetralkan kelakuan Bakugou.

Todoroki hanya diam tanpa berusaha menyalahkan atau membenarkan hal tersebut, lalu mengambil piring dan meletakkannya di atas meja dengan rapi bersama Sero.

"Bakugou-san kalau kau tidak-"

Bakugou memotongnya cepat, "TIDAK! AKU AKAN PERGI DASAR BODOH!" Kemudian Bakugou melangkahkan kakinya menuju lantai empat, letak kamarnya dan juga kamar Ayano, yah mereka satu lantai.

"Apa dia tidak lelah marah-marah begitu?" tanya Tokoyami dengan heran.

Kirishima tertawa. "Begitulah dia, kau akan lebih terkejut jika dia diam saja tanpa alasan."

"Benar juga sih," balas Tokoyami membenarkannya. Lalu mereka semua tertawa lepas.

"Apa Ayano-chan bisa membuat Bakugou lebih santai dan sedikit berubah, ya?" ucap Uraraka tanpa sadar. Mereka semua menatapnya.

"E-eh! Ti-tidak! Bukan begitu kok maksudku!"

Mineta menunduk. "Tidak. Kau ada benarnya."

Aoyama melirik Uraraka lalu menghela napasnya, "Aaah kau ada benarnya juga, apakah mereka bisa bersinar juga?"

"Tentu saja tidak, Aoyama-kun." ujar Ashido dengan wajah lelah.

"Tidak. Mereka akan bersinar. Sebentar lagi." ujar Todoroki sambil mengelap piring.

"Eh tumben kau ikut nimbrung?" heran Lida.

"Walau aku dan Bakugou baru kenal sebentar. Dia hanya akan menyukai perempuan yang selalu tersenyum ketika menghadapinya." lanjut Todoroki.

"Todoroki benar, dulu Bakugou juga pernah bicara begitu padaku." ucap Kaminari menyetujui.

"Sāte, kita tunggu saja kedepannya bagaimana." ucap Lida.

"Tunggu, memangnya mereka berdua pernah bicara sebelumnya?" tanya Asui Tzuyu dengan jari lentik di pipinya.

Mereka semua bertatapan. "Pasti Bakugou yang memberi tahu atau mengantarkan Ayano ke ruang kepala sekolah tadi." balas Todoroki santai.

***

DISISI LAIN, Bakugou tengah menatap pintu kamar Ayano dengan sedikit hati-hati. Matanya menatap tempelan di pintu, Kazima Ayano. Ia berulang kali mengetuknya tapi belum ada balasan. Memilih membukanya sendiri.

"Hah? Apa-apaan wanita ini? Tidak mengunci pintu? Bodoh." kesal Bakugou.

Bakugou menatap gadis dengan kemeja kedodoran tanpa bawahan itu dengan helaan napas. Ia merasa dingin disini, suhu AC maksimal. Lagi, ia berkata dalam hati kalau wanita ini bodoh.

Laki-laki berkaos hitam itu bingung harus memulainya dari mana. Ia menepuk pundak Ayano dengan pelan. "Oi, gadis bodoh. Bangunlah! Aku tak ingin mereka semua memarahiku."

Ayano hanya melenguh dan mengangkat selimutnya tinggi menutupi sampai batas leher. "Ck, sialan."

"OIIIII TEMEEEEEEE!!!!"

Ayano terperanjat melihat seorang laki-laki berada di kamarnya. "Kau kenapa disin-ahh"

Gadis itu memegang kepalanya yang tiba-tiba pusing. "Kau Bakugou kan?"

"Hah memangnya kenapa?"

"To-tolong ambilkan kotak di lemari warna putih, rak paling atas." pinta Ayano. Ini sering kali terjadi ketika ia bangun tidur ataupun ketika ia lama duduk lalu berdiri tiba-tiba.

"HAH!? JANGAN MEMERINTAHKU!" teriak Bakugou, yah, tapi dia melakukannya tanpa Ayano tau.

"Tolong Bakugou-san, pandanganku mulai menggelap." balas Ayano dengan menahan tangisannya.

Bakugou dengan cepat mengambil kotak lalu memberikannya pada Ayano. "Kau tau yang mana obatnya?" tanya Bakugou dengan sedikit berteriak.

"Tau, kau tenang saja. Tolong ambilkan air putih, tolong ya." pinta Ayano sekali lagi. Bakugou tak melawan.

"Ini. Cepatlah." ucap Bakugou.

Setelah itu, Ayano meminumnya perlahan, sedangkan Bakugou menatap Ayano dengan lamat. Ini pertama kalinya Bakugou melakukan sesuatu tanpa membalas dengan kasar.

Ayano menidurkan tubuhnya kembali. "Bakugou-san, terima kasih untuk yang tadi dan sekarang. Lalu ada apa kau kesini?"

"Aku disuruh si Momo sialan untuk membangunkanmu. Tapi kau tidur dan tidak mengunci pintu, sebenarnya apa yang kau pikirkan?" Kesal Bakugou.

Ayano tertawa. "Kau ini marah-marah terus ya. Yah, aku tadi lupa mengunci pintu. Maaf."

Bakugou tersentak lalu memalingkan wajahnya. "Ke-kenapa kau minta maaf padaku, bodoh!"

Ayano mengerutkan keningnya. "Ah, anu, tadi kau seperti mengkhawatirkan ku. Jadi aku minta maaf."

"MANA MUNGKIN AKU MENGKHAWATIRKANMU, DASAR BODOH!"

Ayano kembali tertawa. "Sudahlah, jangan marah-marah terus."

"AKU TIDAK MARAH!"

"Iya iya Bakugou-san."

Ayano kembali berusaha berdiri. "Kau bisa tidak sih!?"

"Bisa, kau tenang saja."

"TENANG BAGAIMANA!? NANTI SI MOMO AKAN PROTES DAN SI TODOROKI GILA ITU AKAN MEMBUATKU DARAH TINGGI."

Ayano menghela napas. "Bakugou, bisakah kau memelankan suaramu? Dan bisakah kau berhenti menggunakan kata 'sialan' di akhir ucapanmu?"

"Dan jika kau memang berniat membantuku tanpa suruhan Momo-chan, ya bantulah aku. Aku tidak memaksamu membantuku karena suruhan dari orang lain." lanjut Ayano. Ayano berjalan sambil memegang dinding sambil menuju pintu keluar.

Sial, gara-gara laki-laki itu kepalaku serasa ingin pecah. Apa darah rendahku kembali parah? batin Ayano.

Ayano merasa tubuhnya melayang. "Eh? Bakugou---san?"

"Diamlah."

Beda. Sangat berbeda. Kali ini laki-laki itu lebih mirip Todoroki, laki-laki yang disukai sepupunya itu. Ayano menyenderkan kepalanya didada Bakugou.

"Katsuki-kun, kau sangat, hangat." ucap Ayano yang membuat Bakugou tanpa sadar tersentak.

***

HAI JANGAN LUPA VOTE YA!! HAPPY READING!!!

(END) In Another Life || BNHA • BAKUGO KATSUKI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang