Chapter 27

122 20 0
                                    

SEBELUM BACA, TOLONG VOTE DULU YA TEMAN-TEMAN! UDAH BELOM?

UDAH?

THANK YOU YAA, HAPPY READING!❤️

***

TODOROKI mengetuk pelan pintu kamar Yaomomo. Gadis itu tak menyahutnya sama sekali. Shoto menghela napas pelan, ia sering bertengkar dengan Momo akhir-akhir ini, entah kenapa gadis itu lebih sensitif sekarang.

"Momo-chan aku masuk loh," tutur Todoroki lalu membuka gagang pintu kemudian menutupnya kembali.

Ia melihat Momo tengah duduk didepan kaca meja riasnya. Perempuan itu sudah mandi. Mata Todoroki menyipit ketika menatap wajah gadis itu sembab.

Todoroki meletakkan sepiring makanan tadi di atas meja belajar Momo. Ia berjalan merangkul Momo dari belakang.

"Kenapa?" tanya Todoroki lembut.

Yaoyorozu menunduk. "Aku hanya berpikir, kenapa kakek sejahat itu?"

Todoroki memutar tubuh Yaoyorozu menghadapnya, laki-laki itu berjongkok. "Bukankah orang tua akan sakit ketika anaknya disakiti oleh orang lain?" ujar Todoroki.

Yaoyorozu mendengus pelan. "Kau tak pernah menger-"

"Momo, dengarkan aku kali ini saja." Potong Todoroki cepat.

Yaoyorozu terdiam. "Setiap orang tua punya caranya sendiri untuk mencintai dan menyayangi anaknya. Dan kakekmu itu, melakukan hal itu untuk putrinya kan?"

Momo mengangguk. "Jika anak kita nanti disakiti orang lain, aku pasti juga akan marah tahu." ucap Todoroki lembut lalu tersenyum.

Pipi Momo bersemu merah. Gadis itu memalingkan wajahnya, memilih menyisir rambutnya perlahan. Todoroki terkikik geli. Sepertinya Momo akan mulai melupakan hal itu.

"Ki-kita belum pernah melakukan hal itu tahu. Kau jangan bicara begitu padaku." ucap Momo gugup.

Todoroki berdiri, mengelus puncak kepala Yaomomo lembut. "Kalau begitu, mau melakukannya sekarang?"

Lagi, pipi Momo merah merona. Gadis itu memegang pipinya perlahan. Todoroki tertawa, "Tentu saja aku tak akan memaksamu." ucap Todoroki.

"Kemarilah, kau makan dulu sini. Mau ku suapi?" tanya Todoroki. Momo mengangguk. Lalu mereka berbincang di dalam keheningan malam di kamar yang gelap gulita itu.

Pemadaman listrik ini masih terus berlanjut. Entah sampai kapan.

Disisi lain, Bakugo tengah melempar piring makan Ayano ke lantai karena gadis itu memilih untuk memakannya nanti. Ayano menunduk takut.

"Kau ini, aku sudah lelah mengambilnya di bawah dan kau tak mau memakannya!?" Kesal Bakugo sambil memukul tembok di sisinya.

Bahu Ayano bergetar hebat. "Bu-bukan begitu. Aku hanya memilih untuk memakannya nanti." Tutur Ayano pelan.

Bakugo menyeka rambutnya kebelakang. "Ambil sereal di lemari ujung dekat kamar mandi. Masak dan makanlah itu! Sekarang." perintah Bakugo mutlak.

(END) In Another Life || BNHA • BAKUGO KATSUKI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang