Chapter 6

316 45 1
                                    

Bakugo membuat ledakan di tanah lalu mendorong Ayano ke dalamnya, kemudian menutupinya dengan dedaunan. Lagi, Ayano merasa dirinya de javu. Ia menahan isak tangisnya karena tak bisa melakukan apa-apa. Kekuatan miliknya sudah ia gunakan saat bersama Eraser Head tadi. Kini hanya tersisa kekuatan cadangannya, kehidupan.

"Jangan keluar, sampai aku datang lagi kesini." ucap Bakugo menenangkan. Ayano tanpa sadar mengangguk.

Ayano menatap Bakugo yang tengah bertarung dengan Fluffy yang gila quirk itu dan ya, Dark Geyser tengah dilawan Midnight, Eraser Head dan yang lainnya. Kini badainya mulai terhenti. Walau hanya awannya saja yang masih gelap. Petirnya sudah hilang.

"AYANO-CHAN! KAU DIMANA!?" teriak seseorang dari ujung. Itu Ochako dan Tsuyu.

"OI TEME! MENYINGKIRLAH DARI SINI! JANGAN MENGGANGGU DASAR BODOH!" teriak Bakugo.

Tsuyu menghela napas. "Kami mencari Ayano-chan-kero."

"BERISIK! DIA SUDAH AMAN, SEKARANG KALIAN PERGILAH DARI SINI."

Uraraka menatap Tsuyu lalu mengangguk. Mereka sangat mempercayai Bakugo.

"Ochako-chan, awas!" teriak Tsuyu. Fluffy melempar sisa reruntuhan bangunan ke arah Bakugo yang meleset ke arah Uraraka. Gadis itu tertimpa reruntuhan bangunan.

Ochako-chan, maaf aku tak bisa membantumu. Jika aku keluar, semua akan berakhir lebih tragis dari ini. Ya Tuhan, tolong bantulah kami. batin Ayano.

Tsuyu berusaha mengambil beberapa bongkahan itu perlahan dan disana da Uraraka yang pingsan. "Syukurlah,"

"Ayano-chan, aku tahu kau berada di sekitar sini. Aku akan memberitahu Todoroki dan Yaomomo untuk membantumu dan Bakugo." ujar Tsuyu lalu pergi membawa Uraraka di lidahnya.

Jangan Tsuyu-chan, mereka berdua aksn tertimpa bangunan nanti. Batin Ayano.

Ayano melihat Bakugo yang tergeletak tak berdaya disana. "Oi, Ayano, cepat keluarlah sebelum ku paksa kau untuk keluar dari sana." ucap Fluffy. "Kau tau? Temanmu ini sudah mati. Lihatlah, dia tak bisa bergerak lagi." lanjut Fluffy sambil tertawa.

"Bakugo-kun, shīne..." lirih Ayano.

"Momo-chan datanglah, Baku-Bakugo-kun shīne..." ujar Ayano. "Aku hanya bisa bersembunyi disini."

"Jangan keluar, sampai aku datang lagi kesini."

Ayano mulai beranjak dari tempatnya. "KATSUKI-KUN!"

Bakugo meliriknya. "Ahō, ku bilang jangan bergerak dari sana, aku akan kesana nanti."

Ayano terisak. "Jika kau mati disini, bagaimana kau bisa menjemputku disana bodoh?!"

Bakugo tertawa. "Tidak apa. Lihatlah siapa yang datang."

Ayano mengangkat kepalanya, melihat Todoroki dan Momo yang datang sambil membawa sesuatu di tangannya. "Ini, makanlah roti ini sedikit. Aku disuruh Recovery Girl untuk memberikan ini padamu." ujar Momo.

"Oi Bakugo, kau ini kenapa malah tiduran?" tanya Todoroki polos.

Bakugo mendelik tak terima. "AKU INI SEDANG SEKARAT! MATILAH KAU! DASAR SIALAN!"

"Ah, begitu ya. Tapi kelihatannya kau baik-baik saja." balas Todoroki yang malah menambah darah Bakugo. "Kau, lemah sekali hari ini."

"APA YANG KAU BICARAKAN SIALAN!? AKU TIDAK LEMAH!"

Tidak. Tapi memang Bakugo duduk pun tak bisa. Pasti Fluffy menggunakan obat pelumpuh quirk sementara. Ayano memegang tangan Bakugo, menutup matanya perlahan.

"Momo-chan, Katsuki-kun, Aizawa Sensei, Arigāto. Bakugo aku akan selalu... mengawasimu." ujar Ayano lalu terjatuh di paha Yaomomo.

Mata Momo membulat. "TIDAK! TIDAK MUNGKIN!" ujar Momo histeris. "Ka-kau mempertaruhkan nyawamu demi kekuatan kehidupan itu. Ayano, kau-"

Todoroki yang tak paham pun mulai mengerti. "Kekuatan..."

"... Kehidupan." lanjut Bakugo. Lagi, mata laki-laki itu dihiasi kilatan kemarahan. Ayano mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan dirinya dan membunuh kedua orang yang selalu mengincarkan.

"Oi Todoroki sialan. Bantulah aku, cukup kau dorong saja aku kesana. Aku tak peduli selebihnya jika aku mati." ujar Bakugo dingin.

Todoroki mengangguk. "Yaoyorozu, bawalah Ayano ke Recovery Girl, aku akan kesana setengah membunuh mereka berdua." ujar Bakugo.

"Hati-hatilah." lanjut Todoroki.

Yaoyorozu terdiam. "Dia itu sudah ma-"

"BERISIK! PERGILAH SEKARANG ATAU DIA AKAN BENAR-BENAR MATI!"

Yaoyorozu kemudian memapah tubuh Ayano menuju timur. Sedangkan Todoroki, ia sama sekali tak pernah melihat Bakugo menunduk sambil menangis seperti itu.

"MIDORIYA!" panggil Todoroki.

Midoriya kemudian berlari menuju Todoroki tanpa sadar ada Bakugo didekatnya. "Bakugo akan membunuh orang itu. Aku yakin." ujar Todoroki.

"Para Sensei sudah memanggil polisi dan menangkap orang laki-laki tinggi itu." ujar Midoriya. Todoroki mengangguk paham.

"SIALAN KAU DASAR WANITA JALANG!!"

"KACCHAN!"

"BAKUGO!"

***

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT DI SELURUH CHAP YAA ❤️

(END) In Another Life || BNHA • BAKUGO KATSUKI Where stories live. Discover now