Chapter 44

114 16 0
                                    

SEBELUM BACA, TOLONG VOTE DULU YA TEMAN-TEMAN! UDAH BELOM?

UDAH?

THANK YOU YAA, HAPPY READING!❤️

TOLONG DI VOTE DULU! HARGAI PENULIS! JANGAN BIKIN MALES LANJUT YA!✨💗

***

Momo terus memijit pelan tengkuk Ayano, gadis itu terus memuntahkan isi perutnya yang tiba-tiba mual. Ia tadi mengetes di alat kehamilannya, negatif tapi kenapa perutnya terus saja mual?

Huek huek

"Tolong, Momo. Jangan melihatku, nanti kau jijik huek," Ucap Ayano.

Momo menggeleng. "Daripada bicara hal yang tak perlu, lebih baik kau teruskan mengeluarkan isi perutmu itu." Balas Momo.

Huek huek

"Mo-mo, perutku rasanya-huek," ucapan Ayano terus saja tertahan karena isi perutnya yang terus keluar.

Gadis itu terduduk di lantai toilet. "He-hei, kau tak apa?" Tanya Momo.

"Apa Katsuki-kun tak ingin memiliki anak denganku ya?" Ucap Ayano tiba-tiba.

Momo bingung. "Hah? Apa maksudmu? Kau tak boleh bicara begitu."

Mata Ayano berair. "Ta-tapi, tadi dia bilang kalau dia tak ingin." Balas Ayano lesuh.

Momo berjongkok, menyamakan tingginya. Memeluk Ayano perlahan, "Coba kau pegang perutku." Ucap Momo.

Ayano mengulurkan tangannya, mengelus perut itu pelan. "Nah, sekarang kau bicara dalam hatimu sendiri. Apa yang kau inginkan untuknya dan untukmu sendiri." Kata Momo.

Gadis dengan rambut tergerai itu menutup matanya, menuruti kata-kata sepupunya. Ayano tak peduli jika nanti ia hamil, ia takkan pernah memakan obat itu lagi. Tak akan.

Ayano membuka matanya, "Sud-"

"Ayano!" Potong Bakugo yang datang.

Momo dan Ayano sontak menoleh, mendapati Bakugo dengan setelan kerjanya. "Ayo pulang." Ajaknya.

Ayano menatap Momo, gadis itu mengangguk. Menyetujui bahwa Ayano lebih baik pulang dan menenangkan diri. Ayano berdiri, mendahului Bakugo yang berada dibelakangnya.

Gadis itu terus berjalan menyusuri trotoar, matanya menatap langit dan terkadang teralihkan oleh lampu-lampu jalan disekitarnya. Jam menunjukkan pukul 9 malam. Bakugo bingung, sungguh. Ayano terus mendiamkannya sejak tadi, bahkan tas Ayano yang ia bawa direbut paksa oleh gadis itu.

"Aya-"

"Aku ingin pulang, sekarang." Potong Ayano cepat. Bakugo memilih diam.

Kini mereka telah sampai di apartemen mereka. Ayano membuka seluruh pakaiannya, memilih memasuki kamar mandi terlebih dahulu. Gadis itu terus mengguyur tubuhnya dan keluar dengan gelungan handuk seperti biasanya.

Bakugo tengah memainkan game di ponselnya, bersama Kirishima dan Kaminari sepertinya karena terdengar dari suara ponsel itu. Ayano mengabaikannya.

(END) In Another Life || BNHA • BAKUGO KATSUKI Where stories live. Discover now