Chapter 7

284 47 1
                                    

Bakugo membunuh gadis bernama Fluffy itu. Tentu saja itu membuatnya di marahi habis-habisan oleh Aizawa Sensei. Tak terkecuali Vlad, wali kelas 1-B. Dan Midnight.

"Apa yang kau lakukan, Bakugo!?" Kesal Aizawa.

"Membalasnya karena sudah menyakiti Ayano selama ini."

Midnight tertegun. "Apa yang kau bicarakan?"

"Kau harus menahan emosimu, Bakugo." ujar Vlad.

"Jaa, kalau begitu, jika keluarga ataupun orang yang kalian sayangi disakiti melalui fisik maupun mentalnya, apa kalian akan terima? Apanya yang pahlawan?" balas Bakugo dingin lalu keluar dari ruang konseling dengan keadaan babak belur karena pertarungan tadi.

"Cepatlah ke Recovery Girl. Lukamu harus diobati." ujar Midnight tapi tak dibalas apapun oleh laki-laki berumur enam belas tahun itu.

Vlad dan Midnight menatap Aizawa prihatin. Lagi lagi, kelas 1-A menjadi incaran para penjahat.

"Kerusakannya hanya di bangunan Gudang dan tempat pelatihan A. Yang luka-luka lima orang, dan tidak ada korban jiwa ataupun luka serius." Jelas Midnight.

Vlad menepuk pundak Aizawa. "Kau pernah muda, kan? Kau harus mengerti perasaan Bakugo saat ini, walaupun kau tau cara Bakugo itu salah."

"Ah Arigāto."

Kini, laki-laki berambut pirang pucat itu tengah berjalan menuju ruangan Recovery Girl. Didepan sana terdapat teman-teman kelasnya. Dan lagi, tatapan mereka semua menunjukkan tatap sayang dan prihatin. Bakugo terkadang bingung kenapa mereka sangat baik padanya.

"Bagaimana Bakugo-kun?" tanya Lida.

Bakugo menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa."

"O-oi kau beneran tidak apa-apa kan?" tanya Kirishima.

Bakugo mengangguk. "Iya," lalu menepuk pundak Kirishima dan masuk ke dalam ruangan berbau obat itu.

Ia menatap gadis dengan menggunakan oksigen tengah tergeletak di atas ranjang. Menutup matanya dengan tenang. "Kemarilah, kau ini, kau menyayangi nya juga kan?" tanya Recovery Girl.

Dahi Bakugo berkerut. "Juga? Apa maksudmu nenek tua?"

Recovery Girl menjitak pelan kepala Bakugo. "Dasar anak muda, kau tau tidak kalau dia mencintaimu?"

Bakugo tersentak. "Dari ekspresi mu itu, pasti kau tidak tahu, kan?" ujar RG menduga

"Dari tadi, dia menyebutkan nama-"

"Katsuki-kun..." lirih Ayano.

Recovery Girl tertawa. "Yah, seperti itu."

Bakugo tertegun. "Apa dia baik-baik saja?"

Recovery Girl menjitak lagi. "Tentu saja! Kau meremehkan kekuatan medis ku? Untung saja gadis cantik tadi membawanya kemari karena saat itu, jantungnya sudah melemah."

"Dia memberikan sisa kekuatannya padaku, untuk membalaskan semuanya yang telah penjahat itu lakukan padanya dulu." ujar Bakugo. "Walau dia tidak bilang, aku merasakannya dari genggaman yang ia berikan padaku tadi."

***

Disisi lain, teman-temannya menguping pembicaraan mereka. Yaoyorozu terduduk lemas karena bersyukur mendengar adik sepupunya itu baik-baik saja. "Yo katta, kau baik-baik saja."

Mina merangkul Yaoyorozu lembut, menepuk pelan pundak gadis itu. "Tenanglah, tidak apa-apa."

"Aku yakin, pasti semua orang akan menyalahkan kita atas insiden hari ini, walaupun kita juga yang membereskan kejadiannya." ucap Midoriya.

Ojiro mengangguk. "Kau benar, Midoriya-kun."

"Setelah kejadian Bakugo, yang menyebabkan kita semua berada di satu atap yang sama. Pasti semua orang juga menyalahkan hal ini karena kita yang sudah berada diluar saat itu." jelas Jirou.

Kirishima menatap pintu Recovery Girl dengan tatapan senang. "Apa yang kau lakukan?" tanya Kaminari.

"Si tukang pemarah di kelas kita itu, sudah bertemu seseorang ya? Aku ikut senang saja." gumam Kirishima.

Tokoyami menghela napas, "Yah, walaupun aku sedikit tidak rela kalau gadis secantik dia bersama Bakugo sih."

"Eh kau menyukai Ayano?" tanya Uraraka.

"Bukankah kita semua juga menyukainya. Aku hanya bicara kalau gadis sepertinya, kenapa harus bersama Bakugo? Bukankah bersama Lida itu lebih baik?" ujar Tokoyami. "Yah, ini hanya opiniku."

"Dia itu, Ayano itu, menyukai laki-laki yang pemarah, kasar, tempramen karena gadis itu akan bisa selalu tersenyum." jelas Yaoyorozu.

Kaminari terperangah. "Ter-TERSENYUM!?" ujar mereka semua.

"Dulu, dia pernah berpacaran dengan Amajiki-senpai selama beberapa bulan sebelum dia masuk ke Yuuei." ucap Yaoyorozu.

"AMA--"

"---JIKIII---"

"SENPAI!?"

Tentu saja mereka semua terkejut. Dia adalah salah satu Big Three Of Yuuei. Siapa yang tidak terkejut? Lalu tiba-tiba dia menyukai seorang Bakugo yang---

"SHINEEE!!!"

"URUSAIII!!!"

"CK TEMEE!!"

(Mereka membayangkan Bakugo)

"Uhhh" ucap mereka bersamaan.

"Eh kalian kenapa!?" tanya Lida histeris.

"Tidak, tidak. Hanya saja, kenapa harus dari Amajiki-senpai ke Bakugo? Bukankah itu..." ujar Mineta.

"Jauh?" lanjut Kaminari.

Yaoyorozu tertawa. "Yah begitulah, kau tau? Amajiki-senpai tadi pagi mencarinya di asrama tapi ternyata dia malah bersama Bakugo keluar menuju tempat pelatihan quirk." ujar Yaoyorozu.

"Pasti itu sakit." ucap Todoroki.

"Pastinya sih," ucap Midoriya.

"Kenapa mereka putus?" tanya Hagakure.

"Yah, benar sekali. Padahal Amajiki-senpai lebih baik."

"Tidak. Kalian tidak tahu, sisi buruk Amajiki-senpai. Laki-laki itu, pernah membuat trauma Ayano kambuh sampai dilarikan ke rumah sakit. Sampai akhirnya, Ayano meminta putus karena tak enak hati dan juga, ia sama sekali tak ada perasaan setelah ia merasakan trauma itu."

"Trauma? Memangnya apa trauma Kazima?" tanya Fumikage.

"Ya, kita juga harus tau. Supaya kita juga tidak membuat traumanya kambuh lagi, iya kan?" ujar Mineta.

Midoriya menatap Yaoyorozu. "Hujan dan Lavender."

"Hujan itu mustahil, bagaimana caranya?" ucap Uraraka.

"Kita harus menyetel musik sekeras mungkin, kalau tidak, saat hujan, biarkan Ayano menginap di kamar Jirou yang kedap suara atau di kamar--"

"Bakugo?" ujar para laki-laki.

Yaoyorozu menatap Todoroki. "Tidak apa-apa, aku akan mengawasi mereka," ucap Todoroki.

"Saat itu Amajiki-senpai memberikannya bunga. Ia berpikir karena sudah sering memberi gadis itu bunga Lily, alhasil ia memberikannya Lavender. Lalu di hari itu juga-"

"Dia pingsan dan tiba-tiba melupakan sosok Amajiki sialan itu?" potong Bakugo. Semua mata menatapnya.

"Yah, sebenarnya Amajiki-senpai tidak salah. Tapi apanya yang kekasih kalau trauma kekasih sendiri saja tidak tahu?" ucap Tsuyu.

"Yah, aku bersyukur tidak bertemu laki-laki seperti itu." Ucap Uraraka.

"Ah kau benar, Ochako-chan." timpal Mina.

Bakugo menatap karpet dibawah kakinya. "Ada apa, Bakugo?" tanya Kirishima.

"Sementara, Ayano akan bersamaku, aku ingin meminta maaf dan bertanggung jawab padanya." ujar Bakugo. "Aku sudah bilang pada Sensei, dia memperbolehkan asal Ayano akan baik-baik saja."

*"*

(END) In Another Life || BNHA • BAKUGO KATSUKI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang