Chapter 18

135 18 0
                                    

Ayano membuka pintu coklat bertuliskan, Setsuna Tokage itu perlahan. Monoma bilang kalau pintu itu memang tak bisa dikunci. Tapi Tokage tak pernah mempersoalkan hal itu.

"Apa yang kau lakukan, Setsuna!?" ujar Monoma. Mata laki-laki itu tak berkedip sama sekali.

Ayano hanya tersenyum memandang kekasihnya itu dan wanita yang tengah bersamanya. "Maaf aku mengganggu. Aku akan pergi, bersenang-senanglah, Bakugo-san."

Gadis berambut hitam panjang itu membalikkan badannya. Ia menulikan telinganya, hanya beberapa kalimat yang bisa ia dengar sekarang.

"Apa kau gila, Setsuna!?" Teriak Monoma.

"Apa yang kau lakukan disini, Bakugo!? Apa kau bodoh? Ayano mencarimu kemana-mana dan kau malah disini bersama Setsuna?" lanjut Monoma tak percaya.

"Kemarin Kendo, sekarang Setsuna. Besok siapa lagi hah!?"

"ITU BUKA URUSANMU!" Balas Setsuna dengan berusaha menutup tubuhnya dengan selimut.

Ayano berjalan gontai kembali ke kelasnya. Disana, Aizawa Sensei sudah datang dan menatapnya bingung.

"Kau habis darimana, Ayano?" tanya Aizawa.

Ayano tersenyum. "Melihat hal yang lebih indah daripada yang di kamar mandi lama, Sensei." balas Ayano lalu duduk ke tempatnya. Semua orang yang mengetahui pasti sudah tahu arah kemana bicara itu.

Aizawa terdiam sejenak. "Dimana?"

"Mendadak aku amnesia, Sensei. Maaf." balas Ayano asal. Aizawa menghela napas lalu berlari menuju ruang guru.

Midoriya menatap wajah Ayano yang berubah drastis. Sikapnya beralih dingin, tidak hangat seperti biasanya. "Ayano-san, apa kau ba-"

"Aku akan baik-baik saja. Jadi jangan tanya aku." ketus Ayano.

Midoriya menelan ludahnya. "Iya, maaf."

Mineta menatap kosong bukunya. "Jadi, apa Bakugo telah menyakiti hatinya lagi?"

"MINETA DIAMLAH!" ujar Kaminari.

"TAPI AKU BENARKAN, TEMAN-TEMAN!?" tanya Mineta. Semua orang bukannya tak ingin ikut campur, tapi ini berulang kalinya Bakugo melakukan hal bodoh.

"Apa yang akan kau lakukan sekarang?" tanya Hagakure. Ayano meliriknya sekilas.

"Aku akan menghadapinya."

"Dan menghancurkannya perasaanku padanya." lanjut Ayano kemudian menulis materi yang berada di papan tulis.

Disisi lain, Bakugo memegang kepalanya. Ia tak mengerti apa yang telah ia lakukan bersama Setsuna tadi. Kenapa ia terbujuk dengan rayuan Setsuna tadi? Dan melihat wajah Ayano yang menyedihkan itu. Ia melakukan hal tadi secara sadar! Bahkan sudah melebihi batas.

Bakugo merasakan ada tangan yang memeluknya dari belakang. Ia tahu. Itu Setsuna. "Sudah kubilang. Kau akan berpaling padaku, kan?"

Bakugo terdiam karena itu hal yang benar. Ia menyakiti hati Ayano lagi. "Aku ingin pergi, kau istirahatlah sebelum kubunuh nanti."

Setelah itu Bakugo membanting pintu kamar itu dan keluar. Wajahnya lebam karena tadi ia dipukul habis-habisan oleh Monoma dan sialnya, disana ada Kendo yang juga menyaksikan kejadian itu. Ia lupa kalau Kendo sedang menjalani masa skors.

***

"Bakugo,"

"Sial," gumam Bakugo. Ia mengenal suara itu, Aizawa Sensei.

Bakugo mendongak menatap Aizawa dihadapannya. "Kau ini sebenarnya kenapa?"

"Kali ini aku yang salah. Hukumlah aku sesukamu." ujar Bakugo pasrah.

"Bukan aku yang akan menghukum mu tapi dia." balas Aizawa lalu menunjuk seseorang di belakangnya.

"Ibu?" ujar Bakugo menatap wajah ibunya yang sedang marah itu.

"Baiklah, Bakugo. Aku akan meninggalkan mu disini," ucap Aizawa. "Kau harus meminta maaf pada Ayano setelah ini. Yah, walaupun aku tak tahu dia akan memaafkanmu atau tidak." lanjutnya lalu meninggalkan mereka.

"Ayo kita bicara di kamar asramamu saja. Ibu tak ingin ada orang yang melihat wajah memelasmu itu." ucap ibu Bakugo.

Bakugo berjalan menyusuri jalan sambil mendengarkan suara ocehan ibunya itu. Hingga ia sampai di kamarnya. Ibunya menghela napas lalu membereskan kamarnya yang berantakan.

"Hei, Katsuki. Apa aku pernah mengajarimu cara menghormati wanita?" tanya Bakugo Mitsuki, ibu Bakugo Katsuki.

"Tentu saja." Balas Bakugo.

"Kalau begitu kenapa kau melakukan hal itu?" tanya Mitsuki.

Bakugo terdiam. "Aku akan melakukan hal itu dengan orang yang kucintai, Ibu. Tapi kali ini, aku hilang kendali, aku-"

"Sudahlah, aku tahu kok. Ibu sebenarnya tak mempermasalahkannya. Tapi sekarang ku tanya, jika aku yang berada di posisi kekasihmu itu. Apa yang akan kau lakukan pada laki-laki brengsek itu?" tanya Mitsuki lembut, ia menemukan figura di meja belajar Bakugo.

Bakugo terdiam. "Aku akan membunuhnya." balas Bakugo.

"Kalau begitu, kau memang pantas untuk dibunuh." ujar Mitsuki. Ia adalah tipikal orang yang santai dan lebih memilih memarahi anaknya itu dengan kata-kata pedas.

Mitsuki tersenyum. "Jadi dia, Ayano-chan ya?" gumam Mitsuki. Figura itu adalah foto Bakugo dan Ayano. Bakugo yang memegang bahu Ayano dengan wajah marahnya dan Ayano yang menatapnya dengan wajah bingung. Yah, foto itu diambil ketika mereka sedang melakukan praktek di ruang kelas sih. Midoriya yang memberikan foto itu sekaligus figuranya

"Kau memang bodoh menyakiti wanita yang setulus ini padamu, Katsuki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau memang bodoh menyakiti wanita yang setulus ini padamu, Katsuki." lanjut Mitsuki lalu melempar figura itu ke lantai sampai pecah.

Mata Bakugo membulat. "APA YANG KAU LAKUKAN NENEK TUA!?"

"Eh, bukankah dia sudah tak berharga bagimu?" sinis Mitsuki. Bakugo menggertakan giginya.

"AKU TAK PERNAH BILANG BEGITU!"

"Jaa, KALAU BEGITU KENAPA KAU MENYAKITINYA!? DASAR ANAK BODOH! KAU BUKAN ANAKKU!" kesal Mitsuki lalu melempar tasnya ke meja. Ia mendudukkan tubuhnya di kursi.

Bakugo terdiam. "Sekarang kau hanya diam? Laki-laki macam apa kau ini?" ujar Mitsuki.

Perempuan itu menghela napasnya. "Kalau kau hanya bisa menyakitinya, lebih baik kau tinggalkan dia. Aku tak ingin melihat putriku yang baru disakiti oleh pria bodoh seperti dirimu, Katsuki." timpalnya lagi lalu pergi dari kamar Bakugo.

"Putri?" gumam Bakugo. Pipinya memerah.

"Jadi itu tujuanmu ya, Ibu?" ujar Bakugo. "Kau hanya ingin bilang kalau kau menyetujui hubungan kami kan? Dasar nenek tua."

Bakugo tersenyum.

***

(END) In Another Life || BNHA • BAKUGO KATSUKI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang