Chapter 35

105 17 0
                                    

SEBELUM BACA, TOLONG VOTE DULU YA TEMAN-TEMAN! UDAH BELOM?

UDAH?

THANK YOU YAA, HAPPY READING!❤️

***

Ayano duduk di dekat pilar, menatap langit biru hari ini yang sangat cerah. Ia berpikir, bagaimana membujuk Bakugo agar ia diperbolehkan untuk mengikuti salah satu lomba saja tapi itu mustahil.

"Oi, kau."

Ayano menoleh. "Katsuki-kun? Ada apa?"

"Kau ku daftarkan di Bernyanyi Sukarela. Besok adalah penentuan pemilihannya. Datanglah di ruang musik pukul 9 pagi." Ujar Bakugo kemudian masuk ke asrama.

Ayano hanya terdiam. Dan berpikir bahwa ini bukanlah mimpi belaka.

"AKHIRNYA! ARIGĀTO KATSUKI-KUN!"

Bakugo tersenyum mendengarnya.

Ayano menatap Eri-chan yang tengah bermain dengan Kirishima, teman-temannya yang lain membantu di kios. "Eri-chan, saatnya makan siang loh. Aku akan membuat omelet untukmu." Ucap Ayano.

Kirishima tersenyum. "Yosh, Eri-chan. Makan siang dan tidurlah ya! Kau harus sehat untuk menyemangati kami loh!"

Eri mengangguk. "Aku mengerti!"

Eri berlari menuju Ayano dan masuk ke dalam asrama. Sedangkan Kirishima berjalan untuk menuju tempat teman-temannya berada untuk mencicipi makanan tentunya.

"Ano, Onee-chan." Panggil Eri.

Ayano menoleh. Gadis itu memakai apron dan menguncir rambutnya. "Ada apa?"

"Kau lebih senang daripada tadi." Ucap Eri.

"Eh, kelihatan ya?"

Eri mengangguk. "Hm. Dan terlihat sedikit menakutkan."

Ayano merasa dirinya telah dibanting dari langit ke bawah. "Maaf kalau menakutkan ya..."

"Hm tak apa." Balas Eri polos.

Setelah selesai makan siang, Ayano membersihkan baju Eri yang sedikit kotor dan membersihkan wajah Eri yang tampak belepotan dengan telaten dan perlahan.

"Yosh, sudah selesai. Baiklah Eri-chan, ayo kita ke kamarku untuk tidur siang ya." Seru Ayano. Eri mengangguk.

Eri menatap wajah Ayano dengan nyaman, merasa bahwa disana ada keteduhan untuknya. Gadis kecil itu menangis. Ayano tampak bingung lalu memeluknya.

"Apa perutmu sakit setelah makan siang?" Tanya Ayano.

Eri menggeleng.

"Aku berharap, Neechan adalah mamaku." Ucap Eri disela tangisannya. Ayano terkejut.

Ayano tak tahu sebenarnya siapa Eri-chan dan asal usulnya. Saat ia kemari, gadis ini sudah disini. Selalu bersama Togata, Tamaki dan Nejire. Terkadang bersama Midoriya, Uraraka, Tsuyu, Kirishima dan Aizawa-sensei. Gadis ini, kesepian.

Ayano menangkup pipi Eri, "Kau boleh menganggapku mamamu kok dan boleh memanggilku mama juga." balas Ayano tersenyum.

Mata Eri berbinar. "Sungguh!?"

"Tentu saja tapi kau harus rajin makan dan istirahat yang teratur loh."

Eri mengangguk. "Tentu saja, akan aku lakukan untuk selalu membuat Mama bahagia."

Ayano memeluknya erat. Ia sungguh tak keberatan, apapun selagi ia bisa membuat gadis kecil ini bahagia. Sepertinya, boneka dirumahnya dan bajunya saat kecil bisa ia berikan pada Eri satu persatu.

Bakugo mendengar suara ketukan dari pintu kamarnya. Laki-laki itu membukanya perlahan. Terlihat kekasihnya dan seorang anak kecil didepannya.

"Ada apa kau kemari?"

Ayano menggelengkan kepalanya. "Tidak ada apa-apa. Aku akan tidur bersama Eri-chan. Tolong sampaikan pada Togata-senpai ketika ia kemari, nanti akan ku antar Eri-chan ke asrama kelas tiga."

Bakugo mengangguk. "Akan ku temani nanti."

Ayano mengangguk paham. "Yosh, ayo Eri-chan. Kita akan bermain boneka lalu tidur ya!"

"Haii!"

Bakugo tersenyum tipis.

"Dan terima kasih ya, Anata." Ucap Ayano lalu berlari masuk ke kamarnya.

Pipi Bakugo memerah. "Sialan, padahal hanya satu kata. Kenapa aku sangat senang?"

"Ha, sama-sama."

***

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT DI SELURUH CHAP YAA ❤️

HAPPY READING ✨

THANK YOU 💗

(END) In Another Life || BNHA • BAKUGO KATSUKI Where stories live. Discover now