Chapter 31

120 18 0
                                    

BAKUGO menatap gadis yang tengah duduk di sofa ruang tengah asrama sendirian. Ayano menoleh, melihat Bakugo yang juga tengah menatapnya.

Ayano menutup majalah, mengembalikan ke tempat semula. Ia berdiri, memilih untuk kembali ke kamarnya. Dirinya belum bisa menerima masa lalu Bakugo sepenuhnya.

Bakugo menahan tangan Ayano lembut. "Tunggu sebentar."

Ayano menoleh. "Ada perlu apa kau denganku?"

"Kita perlu bicara." Ucap Bakugo.

"Tidak ada yang perlu dibicarakan." Balas Ayano dingin.

Bakugo mengeratkan cengkeramannya. "Sakit!" Ucap Ayano.

"Kau mengetahui foto di dalam laciku kan?"

Ayano mendecih. "Iya. Lalu kenapa?"

"Kau salah paham, dasar bodoh."

"Aku tak peduli. Sungguh Bakugo, aku belum bisa menerima masa lalumu untuk sekarang."

Bakugo menghela napas. "Aku tak meminta kau untuk menerimanya."

Ayano tersentak. Ia salah paham. "Kita lalui saja seperti air."

"Kau pikir mudah!?"

"Aku juga tak bilang kalau itu mudah." Balas Bakugo datar.

"Lalu apa maumu denganku!?" Kesal Ayano lalu menghempaskan tangannya.

Bakugo mendengus. "Kau ini tenang sedikit bisa tidak!?" Bentak Bakugo.

Ayano memalingkan wajahnya. "Aku kesal padamu." Tutur Ayano.

"Hah!? Kau pikir aku juga tidak kesal denganmu?" Balas Bakugo. Ayano mematung.

"Kau ini gadis yang tak mau mendengarkan penjelasan apapun dariku. Seenaknya sendiri, kau hanya ingin dimengerti tapi tak bisa mengerti orang lain." Ujar Bakugo.

Ayano menatap nanar sepatunya. "Kalau begitu sekarang kita tukar posisi. Kau jadi diriku dan aku jadi dirimu yang memiliki janin bersama orang lain, Bakugo." Balas Ayano.

Bakugo membulatkan matanya. "Kau salah pah-"

"Aku juga tak peduli jika aku salah paham. Tolong, aku ingin sendiri sekarang." Potong Ayano cepat lalu pergi menuju kamarnya.

"Sialan!" Umpat Bakugo.

***

Setelah kedatangan Yaoyorozu dan Todoroki beberapa jam lalu. Ayano terus terdiam ketika mendengarnya, makanya ia memilih ingin sendiri terlebih dahulu. Tetapi malah Bakugo datang. Ayano tak ingin melakukan hal kasar pada kekasihnya itu. Ayano tak ingin membebaninya lagi.

Ayano mengepalkan tangannya. "Sial. Aku harus bagaimana?"

Flashback On

"MAMA!" Teriak seorang anak kecil dengan gaun pesta selututnya berwarna merah maroon.

Seseorang yang dipanggil 'Mama' itu menoleh. "Ada apa, Ayano-chan?"

Ayano terkikik geli. Bocah lima tahun itu tengah memberikan sebuah bunga yang ia petik dari pinggir jalan.

Chisa menerimanya. "Bunga Hydrandea?" Gumam Chisa. "Kau dapat ini darimana, sayang?"

Ayano menunjuk sebuah tempat yang tandus. Hanya ada dua pohon bunga disana. Chisa menepuk dahinya.

Chisa tersenyum tipis lalu memegang pundak anaknya itu. "Dengar, jangan asal mengambil bunga yang sedang tumbuh ya? Karena mereka juga makhluk hidup seperti kita tahu." Ucap Chisa.

(END) In Another Life || BNHA • BAKUGO KATSUKI Where stories live. Discover now