Chapter 14

213 30 0
                                    

Bakugo menatap wajah Ayano yang tengah tertidur dengan lembut. Mengusap kepala Ayano dengan sayang, bukankah itu cukup romantis bagi seorang pria pemarah sepertinya?

Ayano menggeliat perlahan lalu membuka matanya, menatap Bakugo bingung. "Kau kenapa? Mau lagi?" tanyanya polos sambil mengusap matanya pelan.

Bakugo melotot tak percaya, "Ap-apaan kau ini! Tidak! Aku hanya melih-ah hanya menonton wajahmu saja!"

Ayano tertawa. "Kau lucu sekali, kenapa gugup begitu? Aku tak masalah kok,"

Bakugo terus mengalihkan pandangannya dengan pipinya yang bersemu merah. "Ah sekarang jam berapa?" tanya Ayano.

"Lihatlah sendiri! Kenapa kau tanya aku!?"

Ayano memukul Bakugo keras. "Aku hanya bertanya padamu sialan! Kau ini kenapa selalu berteriak begitu?"

Ayano melilitkan selimut ke tubuhnya lalu berdiri menuju kamar mandi. "Aku akan mandi, jangan masuk!" Kemudian ia membanting pintu dengan keras.

Bakugo meliriknya sinis. "Cih, siapa juga yang mau masuk," gumamnya.

Tok tok tok

"Bakugo-san apa Ayano ada didalam?" tanya seseorang dari luar.

Bakugo memakai pakaiannya lalu membuka pintu itu. Menatap Yaoyorozu bersama dengan Todoroki. "Kenapa kalian disini hah!? Menganggu saja tahu!"

Todoroki menghela napas. "Apa Ayano disini? Momo mengkhawatirkannya karena tadi hujan."

Bakugo beralih menatap Yaoyorozu, gadis itu tambah menggigit bibir bawahnya karena khawatir. "Ah, dia disini denganku. Kenapa?"

Todoroki dan Yaomomo menghela napas lega. "TUNGGU!? KENAPA LEHERMU MERAH MERAH BEGITU!?" tanya Momo dengan wajah garang.

Bakugo menaikkan salah satu alisnya. "HAH!? APA MAKSUDMU!?"

Todoroki meletakkan jarinya di dagu. "Tidak Bakugo. Yaoyorozu benar, kenapa lehermu bisa merah-merah begitu?"

Bakugo bingung harus menjawab apa. Lihat, sekarang malah pipinya bersemu merah kembali.

"Kenapa pipimu merah?" tanya Todoroki polos. "Ah, apa kau sakit? Mau ku mintakan obat ke Recovery Girl?"

"AKU TIDAK SAKIT BODOH!" ujar Bakugo dengan wajah emosinya.

Tiba-tiba pintu di belakang Bakugo terbuka. "Katsuki-kun, cepatlah mandi. Ah, aku pinjam bajumu ya, yang tadi sudah kau robekan."

Suara itu telah menjawab semua yang terjadi tadi. Momo dan Todoroki syok sejenak. Menatap Bakugo yang tak biss berkata-kata dan Ayano yang memberikan wajah polos pada mereka.

"Ah, hai Momo-chan! Todoroki-kun! Boleh ku minta materi hari ini?" tanya Ayano polos.

"A-ah, iya. Nanti ku berikan bukuku padamu ya." balas Momo dengan wajah lelah.

"Ayane-san, lehermu juga merah seperti Bakugo. Mau ku mintakan obat ke Recovery Girl?" ujar Todoroki dengan wajah khawatirnya.

Ayano menutup wajah dengan tangan mungilnya. "A-ah tidak perlu. I-ini hanya tergigit serangga kok."

"Ah begitu, jadi kalian di gigit serangga ya? Apa perlu ku panggilkan pembasmi serangga dari luar UA?" tawar Todoroki lagi. Yaomomo hanya mendongak lelah seolah berkata, 'kenapa aku menyayangi pria polos ini?'

"PERGILAH KALIAN!" usir Bakugo.

"AYANE MASUKLAH! ATAU KUBUNUH KAU!" lanjutnya sambil menarik tangan Ayane untuk masuk ke kamarnya lagi.

"E-eh tunggu! Kau ini kenapa?" kesal Ayano.

Bakugo mendecih. "Apa kau bodoh? Keluar dengan atasan saja!? Dimana celanamu tadi!?"

(END) In Another Life || BNHA • BAKUGO KATSUKI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang