Chapter 48

127 13 0
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENTS YA!

JANGAN BIKIN MALES BUAT UPDATE ❤

HAPPY READING!!

***

16 Tahun Kemudian

Bakugo menatap nanar surat di hadapan nya. Surat enam belas tahun lalu yang baru saja diberikan oleh Todoroki kepadanya saat ini. Kilat mata merah itu terlihat jelas kalau sedang menahan marah. Ia menggebrak mejanya. Hal itu membuat Todoroki berusaha menenangkan sahabatnya itu.

"Bakugo tenanglah," Ujar Todoroki.

Bakugo menatapnya tajam. "Kau bilang tenang!? Istriku mati sejak dulu dan kau malah baru memberitahuku sekarang!?" Kesal Bakugo.

Bakugo menarik kerah Todoroki keras. Pria itu tak melawan sama sekali. "Itu hanya surat dokter, Bakugo. Aku juga tak tahu kebenarannya bagaimana," jelasnya. "Surat itu aku temukan di laci ruang kerja Momo tadi siang."

Bakugo melepaskan cekikannya, beralih menyeka rambutnya dan menatap jalanan Tokyo yang amat ramai. "Apa kau tau kabar mereka?"

"Siapa?"

"Orang tua Ayano. Aku bahkan tak bisa melacak mereka sama sekali." Ujar Bakugo.

Todoroki berjalan kearah Bakugo perlahan. "Mereka baik-baik saja, kemarin Keluarga Kazima berkunjung ke rumah kami dan saat itu bertepatan aku berangkat kerja jadi aku pun tak bisa mengobrol banyak."

Bakugo mengangguk paham.

"Tapi ada seorang anak laki-laki yang berada di rumahku malam itu, dia mirip denganmu, Bakugo." Celetuk Todoroki.

Bakugo sontak menoleh. "Maksudmu kau menuduhku menyusup ke rumah jelekmu itu."

"Tidak, bodoh."

Bakugo berdecih.

"Dia seumuran dengan Shoma." Ujar Todoroki. Todoroki Shoma adalah putra tertua dari Todoroki Shoto dan Yaoyorozu Momo. Lebih sering dipanggil dengan nama 'Shou saja.

Bakugo nampak berpikir. "Aku tak tahu, dasar bodoh. Wajah anakmu aja aku lupa." Balas Bakugo acuh.

Todoroki menghela napas. "Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu. Kau jangan terlalu banyak berpikir ya, tak baik." Lalu Todoroki keluar dari ruangan pribadi Bakugo.

Sebelum itu ia berkata, "Jangan lupa, besok kita ada kunjungan ke SMA YUUEI untuk menghadiri acara tahunan seperti dulu, saat aku bertarung denganmu."

Bakugo menatap kosong kertas dihadapannya. Ia tak menyangka bahwa Ayano telah tiada sejak lama dan kini pria itu merasa percuma membayar orang-orang untuk mencari istrinya itu.

SURAT DOKTER
(SANGAT RAHASIA)

Nyonya Kazima, ini adalah surat pribadi dariku. Bayimu memiliki kekuatan yang sangat besar. Aku takut kau takkan bisa menahan gejolak kesakitan yang akan menimpamu saat usia kehamilanmu menginjak tujuh bulan. Kau akan merasa mati tapi hidup. Kami sering mendapatkan kasus seperti ini tapi yang ini sangat langka.

Darah anakmu sepertinya adalah campuran antara gen milikmu dan milik suamimu. Sedangkan yang sering kami temui adalah dominan milik salah satu dari orang tua. Itupun mereka mati dan anak mereka yang hidup.

Ini adalah usia kandungan memasuki yang ketiga lalu keempat. Ku mohon, jika kami tak segera mengambilnya. Nyawamu akan dalam bahaya.

Kupikir, kekuatan anakmu kelak adalah api, Eternal Fire. Ini hanya perkiraan kami. Karena ada cahaya api yang tak padam di dalam perutmu.

Prof. Dr. Ir. William Agosta

Bakugo berulang kali membacanya, hal itu membuat kepalanya semakin pusing. Pria itu menelepon pihak lobby, berbicara untuk mengkosongkan jadwalnya hari ini. Membiarkan anak buahnya di kantor untuk menyelesaikan nya.

Pria itu berjalan berjam-jam di trotoar dan berhenti di sebuah toko pernak pernik kecil barang-barang kuno. Dulu ia dan Ayano sempat mengalami masa-masa yang kurang dan menjual sebuah liontin yang terdapat satu berlian kecil berwarna biru laut. Bakugo yang memberikannya dan pria itu juga yang menjualnya atas izin Ayano.

"Baiklah, Nyonya. Ini silahkan, harganya 200.000 yen ya." Ujar pemilik toko, Ichiro-san.

Bakugo menatap kotak kalung itu membulat, itu adalah liontin milik Ayano yang ia beri, dulu ia menjualnya hanya 5000 yen dan sekarang melonjak menjadi 200.000 yen?

"Tunggu! Biar aku membayar lebih!" Ujar Bakugo.

Wanita itu menghela napas. "Maaf, Tuan. Liontin ini sangat berharga bagiku sejak dulu. Aku baru sempat membelinya sekarang," jelasnya. "Suamiku memberikannya padaku, dulu."

Lalu wanita itu pergi dibawah rintikan hujan. Bakugo yang tersadar pun hanya melihat sang pemilik toko. "Dia tadi, siapa?"

"Dia adalah orang yang menjual kalung itu beberapa puluh tahun lalu seingatku sih. Dia istri dari Pahlawan Dynamite tapi sepertinya mereka sudah bercerai." Jelas Ichiro.

Bakugo bergegas lari keluar toko. Apakah pria tua penjaga tadi tak melihat dirinya kalau ia ini Dynamite yang asli? Apakah itu benar Ayano? Bagaimana sang pemilik toko bisa mengenal gadis itu lamat-lamat?

Bakugo memicingkan matanya. "Tunggu!" Ujar Bakugo. Ia manarik bahu seorang wanita yang menggunakan pakaian biru muda.

Wanita itu menoleh. Ia salah orang.

"Ada apa, Tuan?" Tanyanya.

Bakugo menghela napas. "Ah, tak ada. Maaf."

***

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENTS YA

HAPPY READING

(END) In Another Life || BNHA • BAKUGO KATSUKI Where stories live. Discover now