Chapter 9

239 43 1
                                    

Dua bulan berlalu, kini kelas mereka telah damai, aman dan sejahtera. Ayano juga sudah kembali ke kamarnya karena tak enak bersama Bakugo terus menerus.

Ayano, Yaoyorozu, Uraraka, Midoriya, Mineta, Todoroki dan yang lainnya tengah berada di kantin sekolah. Karena makan Ayano yang sudah selesai, ia memilih untuk kembali ke kelas.

"Kau mau kemana, Ayano-chan, kero?" tanya Tsuyu.

Ayano membereskan bekalnya dan membuang gelas minuman di tempat sampah. "Aku akan ke kelas dan juga ke toilet terlebih dahulu. Jaa!"

"Hati-hati!" ujar Yaomomo. Ayano mengangguk.

"Dia bahagia sekali hari ini." gumam Uraraka.

"Kau benar," Ucap Jirou.

"Aku lebih bahagia! Akhirnya dia dan Bakugo tidak satu kamar lagi!" ucap Mineta.

"Ayano itu, tidak enakan. Biarlah, terkadang dia memang harus seperti itu." ucap Yaomomo.

"Yaoyorozu-chan, kenapa kau begitu terlihat menyayanginya?" tanya Hagakure.

"Iya, kau terlihat sangat menjaganya." timpal Jirou.

"Dia sudah seperti saudara kandungku sendiri dan ibunya menitipkan dia padaku." ujar Momo. "Diberi tugas sepenting itu, membuatku merasa kalau aku memang bisa diandalkan."

"Selama ini kau memang bisa di andalkan, sih..." gumam mereka dalam hati.

Disisi lain, Ayano meletakkan bekalnya di kelas terlebih dahulu, kemudian menuju toilet yang berada di lantai dua. Ia berjalan menyusuri lorong itu sendiri, tanpa sadar ada orang yang mengikutinya.

Ayano memasuki toilet itu, menghidupkan kran di wastafel tapi nihil. Airnya mati. "Eh mati ya? Coba ke toilet lama deh, Uraraka-san bilang kalau disana jarang digunakan dan airnya lebih bersih."

Ayano berjalan menyusuri tempat itu sendirian. Di lorong itu hanya ada dia dan seseorang yang mengikutinya dengan heran, Eraser Head. Laki-laki itu sebenarnya ingin menyuruh Ayano ke ruang guru tapi karena daritadi perempuan itu mondar-mandir kesana-kemari, jadi mau tak mau ia harus mengikutinya.

Gadis dengan rambut gelombang itu memasuki toilet dan tersentak kaget melihat kejadian di depannya. Matanya membulat, tubuhnya tak bisa bergerak dan mulutnya tak bisa bicara. Seakan semuanya membuatnya sadar akan apa yang sedang terjadi.

Ayano mundur perlahan lalu keluar dari tempat itu menuju kelasnya. "Maaf Sensei, aku buru-buru. Sampai bertemu di kelas."

"Hei, tunggu aku ingin kau da-" ujar Eraser Head. Terlambat. Ayano telah hilang dari pandangannya.

Eraser lebih memilih mengecek apa yang terjadi di dalam sana. Takut jika ada orang bunuh diri atau apa karena beberapa hari ini ia menonton film horor.

Mata Aizawa membulat. Melihat kejadian didepannya. "BAKUGO! KENDO! APA YANG KALIAN LAKUKAN?! CEPAT KE RUANG KONSELING!"

***

Ayano lebih memilih tidur di kelas hari ini. Kepalanya berputar karena yang dilihatnya hari ini. Hari ini pelajaran Midnight Sensei. Perempuan cantik itu mengajarkan kepada murid 1-A dengan perlahan materi pelajarannya.

"Kazima-san, apa kau sakit? Kau boleh istirahat di UKS kok. Aku tidak melarangmu." ujar Midnight. Seluruh pasang mata menatapnya.

"Aku tidak apa-apa, Sensei. Maaf menganggu pelajarannya." balas Ayano sopan.

"Benarkah?" tanya Midnight tak yakin. Ayano mengangguk mantap.

"Cepatlah ke UKS. Yaoyorozu, bawalah dia ke UKS." ujar Midnight. Midnight memegang dahi Ayano, "Kau demam, cepatlah minta obat ke Recovery Girl ya?"

Yaoyorozu mengangguk. Lalu mereka berdua berjalan menuju ruang Recovery Girl. "Kau tampak pucat hari ini? Apa makanan kantin membuatmu mual?" tanya Momo.

Ayano menggeleng. "Tidak apa-apa. Aku hanya tidak enak badan."

"Ah begitu."

Kau berbohong kan? Aya-chan. Batin Yaomomo.

Maaf aku berbohong, Momo-chan. Sebenarnya, pemandangan intim tadi, membuatku ingin muntah. Batin Ayano.

Mata Ayano menggelap. Kepalanya berputar seperti setelah ia menaiki komedi putar dulu bersama Momo. Masa itu, ia menginginkan kembali, disaat semuanya...

"Belum kenal cinta."

BRUK

"AYANO-CHAN!"

***

(END) In Another Life || BNHA • BAKUGO KATSUKI Where stories live. Discover now