Chapter 55

106 9 1
                                    

SEBELUM BACA, TOLONG VOTE DULU YA TEMAN-TEMAN! UDAH BELOM?

UDAH?

THANK YOU YAA, HAPPY READING!❤️

TOLONG DI VOTE DULU! HARGAI PENULIS! JANGAN BIKIN MALES LANJUT YA!✨💗

***

Bakugo menoleh ke arah selatan, Midoriya dan Shigaraki tengah bertarung. Midoriya sempat mendesak Shigaraki sejak tadi tetapi karena kelelahan, Midoriya hanya bertahan. Ia menatap ke arah atas, melihat satu helikopter yang ia yakini itu adalah liputan pertempuran ini. Kehancuran yang dibuat Ayano untuk pertempuran ditambah dengan kerusakan karena pertarungan mereka, itu sangat fatal.

"Bakugo, biar kubawa Ayano ke rumah sakit. Kau bantulah Midoriya-san bersama Shoto-kun." Ujar Momo.

Bakugo masih saja menunduk. "Tidak apa-apa, Bakugo. Semua akan baik-baik saja." Ucap Todoroki pelan karena ia tahu kalau sahabatnya itu masih emosi sejak tadi.

Todoroki menepuk pundak Bakugo pelan. "Ayo, bantu Izuku." Ajak Todoroki. Bakugo meremas tangannya di kedua lutut, matanya memanas melihat Ayano tergeletak tak berdaya dengan luka dalam yang parah tapi bagaimana dengan luka luar? Itu hanya lecet biasa.

"Ah, baiklah." Ucap Bakugo lantang. Pria itu merendahkan tubuhnya, menyamaratakan wajahnya dan Ayano. Ia mencium dahi istrinya tersebut dengan lembut, air mata Bakugo tanpa sengaja terjatuh di pipi Ayano.

"Aku akan menemanimu setelah ini selesai." Lirih Bakugo kemudian berdiri dan berjalan menuju tempat Midoriya.

Momo dan Uraraka tersenyum. "Anata, kau... Jaga dirimu baik-baik ya dan lindungi mereka berdua." Ujar Momo. Todoroki mengangguk.

"Tentu saja." Setelah mengatakan hal itu, Todoroki menyusul Bakugo dan Midoriya.

"Uravity, tolong laporkan keadaan ini kepada para petinggi." Ucap Momo.

"Oke! Aku akan melapor dan akan menyusul kalian secepatnya." Setuju Uraraka kemudian pergi meninggalkan medan pertempuran dan memanggil bawahannya.

Momo menoleh ke arah Asui. "Froppy, kau tolong temani para hero menuju ke penjara karena mereka membawa-"

"Momo, kau tahu? Terkadang aku merindukan Touya-nii." Ucap Todoroki dengan senyumannya.

"Creati, aku tahu perasaanmu itu. Hal ini akan ku selesaikan dengan baik, kau jaga Ayano-chan ya? Aku akan segera menyusul kalian." Ucap Asui lalu pergi menuju mobil yang akan membawa Dabi ke penjara.

"AMBULANS! AKU BUTUH DUA AMBULANS DISINI!" Teriak Momo.

Kau akan baik-baik saja, Ayano. Aku akan menjanjikan hal itu padamu. Batin Momo.

Disisi lain, Shou dan Keegan menatap keadaan luar yang sedang kacau balau. Untung saja guncangan pertarungan tidak dapat sampai ke tempat mereka. Semua orang sibuk menyelamatkan para korban yang tertimpa reruntuhan. Ayano sangat hebat karena menghancurkan tempat itu dengan sedikitnya korban. Ia dapat meminimalisir hal tersebut. Dibuktikan dengan 5 orang meninggal, 20 orang terluka dan 3 orang belum ditemukan. Sisanya selamat karena Ayano memerintah tetanggannya untuk segera membuat posko tadi.

"Papamu sangat menakutkan, Keegan." Ucap Shou memecah keheningan.

Keegan terkejut ketika Shou mengucapkan hal yang tak ia duga. "Papaku? Aku juga baru tahu ia seperti itu. Jujur saja aku juga takut tapi aku ingin bertarung." Ucap Keegan.

Shou menghela napasnya. "Kau pikir hanya kau yang ingin? Aku juga ingin melompat keluar mobil dan bertarung disana tetapi nanti kita hanya akan memebebani." Balas Shou. "Aku tak mau hal itu terjadi."

"Kau benar tapi aku punya firasat buruk." Ujar Keegan. Pria itu lebih santai daripada Bakugo sebenarnya walaupun wajah mereka hampir mirip.

"Mereka pasti baik-baik saja." Ucap Shou menenangkan dengan wajahnya yang datar. Siapapun yang melihat pasti akan berpikir bahwa laki-laki itu hanya ber-omong kosong tetapi sebenarnya tidak. Ia bersungguh-sungguh mengatakannya.

Mata Keegan membulag ketika beberapa orang membawa seorang wanita yang sekarat masuk ke dalam mobil Ambulans. Ia bergegas turun dari mobil.

"Oi, Keegan! Kita disuruh menunggu disini!" Ucap Shou. Keegan mengabaikannya.

Lakilaki itu mengejar mobil Ambulans yang terus melaju dengan cepat. Napasnya tersengal-sengal. Ia dimarahi banyak orang karena seenaknya menyenggol sana sini. Keegan tak memperdulikannya.

"MAMAAAAAA!" Teriak Keegan. Langkahnya terhenti ketika ia dihentikan oleh Shou.

"Dia bersama Mamaku, kau tenanglah..." Ujar Shou.

Keegan menoleh. "Bagaimana aku bisa tenang, Shou!?"

Plak

Suara tamparan itu terdengar jelas bagi siapapunyang melihat kejadian itu. Dua bocah yang rambutnya mirip dengan hero nomor 2 dan 3. Orang awam pun tahu kalau mereka adalah anak dari kedua hero tersebut.

"APAPUN KEADAANNYA KITA HARUS TENANG! DASAR BODOH!" Kesal Shou. Ia kehabisan kesabarannya.

Pipi Keegan memanas merasakan sensasi tamparan dari teman sekaligus saudara jauhnya itu. "Aku hanya khawatir pada Mamaku..."

Shou memegang kedus pundak Keegan. "Dengar, Mamamu akan baik-baik saja karena dokter di Jepang sudah dikerahkan bahkan guru dari Mamamu juga ikut mengawasinya termasuk Mamaku." Ucap Shou. Ya, Shou tadi mendengar bahwa Recovery Girl diminta datang untuk mengawasi pengobatan dan operasi Ayano karena dokter masih takut mengambil resiko.

"Mengawasi? Apakah separah itu?" Tanya Keegan.

Shou melepaskan tangannya dari pundak Keegan. "Aku tak tahu tapi aku yakin Bibi akan baik-baik saja."

Keegan menghapus jejak air matanya. "Ah, pasti. Aku yakin itu." Ucap Keegan dibalas senyum oleh Shou. "Terima kasih untuk tamparanmu, itu sangat menyadarkanku."

Shou tersenyum tipis. "Tentu saja."

***

Jangan lupa vote dan comment ya temen-temen!

Duh aku baru up lagi hehe, setelah sekian lama langsung up 2 chapter. Pada seneng gak sih?

Ini enaknya si Ayano mati apa hidup kira-kira? Biar Bakugo nyesel, aku yang buat aja kesel sendiri sama Bakugo hahaha

Semoga suka ya❤❤

Stay safe and healthy 😍

(END) In Another Life || BNHA • BAKUGO KATSUKI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang