Chapter 30

105 19 0
                                    

SEBELUM BACA, TOLONG VOTE DULU YA TEMAN-TEMAN! UDAH BELOM?

UDAH?

THANK YOU YAA, HAPPY READING!❤️

***

TODOROKI menghela napas panjang melihat sibuknya Momo kali ini. Gadis itu bahkan effort sampai membuat Chu-san, maid pribadi Ayano kewalahan sendiri.

"Chu-san, bagaimana dengan ini?" Tanya Momo.

"Menurutku warna itu terlalu mencolok untuk karaktermu itu, Yao-san." Balas Chunira. Perempuan berumur 30 tahunan itu masih sangat segar bahkan terlihat muda.

Yaoyorozu lesuh. "Begitu ya. Padahal aku menyukainya."

Chunira tertawa. "Kau itu lebih kalem daripada Kazima-san tahu." Ujar Chunira.

"Dia itu lebih berenergi bahkan saya dulu sampai kewalahan." Lanjutnya. "Apa dia baik-baik saja sekarang? Kudengar dia masuk ke sekolah yang sama dengan Anda, Yao-san."

Momo mengangguk. "Tentu saja dan dia mulai menyukai seseorang sekarang."

"Wah, begitu ya! Ku harap dia bisa sedikit lebih dewasa." Kata Chunira sambil mengelus dadanya.

Yahoo terkikik geli. "Dia jadi orang yang berbeda ketika bersama laki-laki itu."

"Eh, begitu ya?"

Momo mengangguk.

"Sstt, Yao-san." Panggil Chunira.

Momo berdehem. "Kenapa?"

"Apa dia kekasihmu?"

Chunira menunjuk Todoroki yang tengah duduk membuka buku-buku di ruangan itu. Yah, kebanyakan hanya buku dongeng milik Ayano dulu sih.

Pipi Momo memerah. "Bi-bisa dibilang begitu. Kenapa kau bertanya?"

Chunira menggeleng. "Tidak. Tidak. Dia sangat tampan. Apalagi dia anak Endeavor-san, kan?"

Momo tersenyum lembut. "Aku tak pernah memandang dirinya dari kasta, fisik ataupun kekuatan hebat yang ia miliki." Ucap Momo sambil mengambil beberapa gaun. Chunira mengerutkan keningnya.

"Aku mencintainya karena kepribadiannya yang membuatku nyaman ketika berada didekat Shoto-kun." lanjutnya. Chunira tersenyum tipis.

"Walaupun terkadang kami sering bertengkar. Aku menganggapnya sebagai cara pendewasaan diri untuk hubungan kami."

"Ku rasa pasti Kazima-san iri denganmu." Balas Chunira lembut.

Momo mengangguk tegas. "HARUS! DIA HARUS IRI DENGANKU!"

Lalu mereka berdua tertawa bersama.

"Momo, sudah selesai?" Tanya Todoroki.

Momo terkejut. "Ah, sudah kok."

"Mau pulang sekarang?"

Momo tampak berpikir. "Ada yang harus aku bicarakan dengan kakek sebelum kembali ke asrama. Mau kah kau menunggu sebentar?"

Todoroki mengangguk. "Aku tahu apa yang akan kau lakukan, Momo."

Chunira tampak bingung melihat interaksi mereka. Sedangkan Momo, gadis itu terdiam membisu.

"Aku melakukannya karena ingin melegakan hatiku dan hati Ayano."

Todoroki menghela napas. "Baiklah. Jangan terlalu memaksakan diri."

Momo tersenyum. "Tentu saja. Terima kasih, Shoto-kun!"

Gadis itu berlari memeluk Todoroki erat. Laki-laki itu membalasnya lembut. "Sampai kapan kau akan memelukku?" Tanya Todoroki.

Momo terkikik. "Iya iya. Tunggu ya!"

Lalu Momo berlari menuju ruangan kakeknya. Todoroki memilih masuk ke dalam mobil pribadi yang disiapkan oleh keluarga Yaoyorozu tadi pagi dan Chunira memasukkan beberapa gaun ke bagasi belakang.

"Sudah?" Tanya Todoroki ketika melihat Yaoyorozu datang. Momo mengangguk.

"Ada apa?" Ujar Todoroki ketika melihat wajah Yaoyorozu bingung.

"Sepertinya yang dijelaskan Ayah ada yang salah." Ucap Yaomomo. Endeavor menyuruhnya memanggil 'Ayah' sejak dari agensinya hari itu.

Todoroki mengerutkan dahinya.

"Maksudmu, Ayahku mengarang cerita?"

Momo menggeleng. "Tidak. Malah sepertinya Chisa-san yang mengarang semuanya."

"Bagian mana?"

"Kakekku hanya mengurung Akihiko-san. Bukan menyiksanya." Ucap Yaoyorozu. Mata Todoroki melebar.

"Lalu kenapa Chisa-san mengatakan hal itu?" Tanya Todoroki.

Yaoyorozu menunduk. "Fantasi pikirannya. Hari itu mungkin Chisa-san melihat Akihiko-san tengah ditangkap oleh Kakek dan dia mungkin salah lihat dan berpikiran jauh bahkan sampai melihat yang sebenarnya tidak terjadi."

Todoroki menatap Yaoyorozu. "Maksudmu, Mama Ayano itu..."

"Depresi lalu menjadi gila." Balas Yaoyorozu.

Todoroki tak percaya sama sekali apa yang didengarnya. Yaoyorozu menghela napas lalu mengurut hidungnya pelan. "Lalu kenapa Ayahku bilang dia menyelamatkan Akihiko-san?"

"Memang benar kata Kakek kalau Ayah yang menyelamatkan Paman Akihiko. Tanpa pikir panjang, Ayah langsung membawanya pergi dari rumah ini." Jelas Momo. Todoroki mengangguk paham.

"Jadi tujuan kepindahan mereka ke Amerika itu bukan hanya karena Ayano kan?" Tanya Todoroki.

Momo mengangguk. "Ah, benar. Itu juga karena Chisa-san selalu takut menatap Kakek sampai sekarang."

"Apa kau akan menjelaskan semua itu pada Ayano?"

Momo berpikir. "Mau bagaimana lagi. Aku memang harus menceritakan padanya."

***

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT DI SELURUH CHAP!!!

HAPPY READING ✨❤️

(END) In Another Life || BNHA • BAKUGO KATSUKI Where stories live. Discover now