Chapter 16

221 28 0
                                    

Ayano telah berangkat ke sekolah setelah tiga hari dia libur karena demam nya yang naik turun sejak kemarin. Yaoyorozu bahkan sampai harus tidur dikamar Ayano untuk menjaga gadis itu. Yah, Yaoyorozu itu sudah seperti ibu kedua bagi Ayano sih.

"Momo-chan! Aku berangkat dulu ya!" pamit Ayano dengan teriakan girangnya.

Yaoyorozu mengintip di celah pintu kamarnya, "Hati-hati, jangan lupa kau minum terus obatnya ya."

Ayano tersenyum lebar. "Tentu saja, Bye-bye!"

Yaoyorozu menggelengkan kepalanya. "Kau sudah selesai?" tanya Todoroki. Laki-laki itu tengah berjalan bersama Bakugo yang berada dibelakangnya.

"Sebentar lagi, eh Bakugo-san, kau sudah boleh berangkat?" tanya Yaoyorozu bingung.

"TENTU SAJA BODOH!"

Yaoyorozu tertawa. "Dasar kau ini,"

Todoroki melirik Yaoyorozu sekilas. "Momo, aku akan berangkat dulu. Kau tak apa? Soalnya ada sesuatu yang harus ku bicarakan dengan Aizawa Sensei nanti."

Yaomomo mengangguk. "Aku mengerti, tenang saja. Kalian hati-hati! Oh iya, Bakugo, tadi Ayano sudah berlari keluar. Tolong jaga dia ya!"

Bakugo hanya diam tanpa berniat menjawab. Tapi wajah itu seolah berpikir, 'Apa-apaan dia itu!? Baru sembuh langsung lari-lari saja seenaknya!?'

"Kalau begitu, sampai bertemu di sekolah ya." pamit Todoroki halus dengan mengusap rambut Yaomomo. Gadis ifu mengangguk.

"Ayo Bakugo,"

"JANGAN MEMERINTAHKU!"

"Ah iya maaf,"

"APA MAKSUD MAAFMU ITU HAH!?"

"Ah, tidak. Maksudku-"

"DIAMLAH!"

Yaoyorozu hanya berusaha mengelus dadanya melihat dua orang yang sama-sama bodoh itu. Sungguh, jika kalian melihat itu. Kalian akan lelah, apalagi jika Midoriya bersama mereka, Bakugo akan terus kesal karena otaknya tak pernah sama seperti Todoroki dan Midoriya.

Disisi lain Ayano berjalan menaiki tangga menuju kelasnya. Tiba-tiba saja tubuhnya ditabrak oleh seseorang ketika sudah berada di dekat kelasnya.

"Ah, maafkan aku,"

Ayano mendongak. Menatap laki-laki berambut blonde dengan senyum sinisnya. "Apa ada yang sakit, Nona kelas A?"

Gadis berambut panjang itu tampak tak suka dengan gaya bicara laki-laki itu. Ayano berdiri, lalu ia membaca name tag nya, Monoma Neito.

"Syukurlah aku tidak apa-apa dan apakah kau baik-baik saja, Tuan kelas B?" jawab Ayano dengan senyum terpaksa.

Monoma mendecih pelan. "Tentu saja aku juga tidak ap-"

"Arā, bukan fisikmu yang ku maksud. Tapi otakmu, Tuan kelas B." Sinis Ayano.

Lagi, Monoma menatap Ayano dengan pandangan tak suka. "Apa maksudmu hah!?"

"Eh, apa aku salah bicara?" tanya Ayano dengan meletakkan jarinya di dagu.

Monoma mengepalkan tangannya, hendak memukul wajah cantik Ayano tapi di tahan oleh seseorang.

"Apa yang akan kau lakukan pada kekasihku hah?"

Jantung Ayano berdegup kencang. Suara itu. Bakugo?

Ayano memalingkan wajahnya kesamping, melihat Bakugo, Todoroki dan Midoriya yang tengah menatap Monoma dengan pandangan tak suka.

Monoma tersenyum sinis. "Eh, si tuan pemarah sudah berangkat ya? Jadi, apa kau senang bersama Kendo?"

Bakugo menghempaskan tangan Monoma lalu beralih meraih tangan Ayano lembut. "Aku tak mendengarkannya kok, kau tenang saja." ujar Ayano menatap Bakugo. Bakugo sama sekali tak memalingkan wajahnya dari Monoma.

"Kau di apakan olehnya?"

"Aku tadi hanya ditabrak olehnya saat berjalan tapi aku tak apa. Kau jangan marah begitu,"

"Sudahlah, Kacchan. Kazima-san juga sudah menjelaskan dan dia tak apa. Ayo masuk ke kelas, Aizawa Sensei sebentar lagi masuk loh." bujuk Midoriya.

"Midoriya benar, Bakugo." timpal Todoroki.

Bakugo memilih menggandeng tangan Ayano sampai ke kelas mereka. Ia tak peduli dengan pandangan terkejut semua orang. Sedangkan Ayano, gadis itu terus mengangkat kepalanya seolah berkata, 'Aku lah pemenang dari hati sang raja singa!"

Tatapan para perempuan mulai menatap sinis Ayano. "Eh, kenapa jadi menarik begini?" Batin Ayano.

"Katsuki-kun," panggil Ayano lembut.

"Nan da?" tanya Bakugo.

Ayano tersenyum. "Tali sepatuku lepas, aku ingin membenarkannya terlebih dahul-"

"AKU SAJA!"

Ayano tersentak. "Ke-kenapa?"

"Kau tak pernah memakai celana pendek sepaha untuk menutupi milikmu. Apa kau gila jika berjongkok disini hah!?" ujar Bakugo. Ayano tersenyum. Sedangkan disekitar mereka telah panas menontoj adegan romantis itu.

Bakugo berjongkok dan membenarkan tali itu cepat. Kemudian menarik Ayano dari sana.

"Dia milikku bodoh. Jangan melihatnya dengan tatapan menjijikkan mu itu." ujar Ayano sinis. Ia menatap perempuan berambut hijau gelap itu, Setsuna Tokage.

Bakugo berhenti. "Ada apa, Ayano?"

Ayano terus membalas tatapan sinis Setsuna dengan tatapan tajamnya juga. "Cih, sebentar lagi laki-laki itu juga bosan denganmu!" ujar Setsuna.

Ayano melepaskan gandengan tangan Bakugo. "Apa maksudmu hah!?"

"Maksudku, Bakugo akan bosan denganmu dan beralih bersamaku karena aku ini lebih cantik darim-"

BUK

Setsuna terpental ke ujung. Tempat yang juga merupakan terlemparnya Kendo karena pukulan Yaomomo tempo hari.

"ADA APA INI!?" ujar Lida panik keluar kelas. Lorong itu berisi anak-anak kelas pahlawan, bisnis, dll.

Ayano berjalan menuju menuju tempat Setsuna terpental. Ia berjalan dengan senyum smirk nya, "Jaa, kalau kau memang lebih cantik dariku, apakah Bakugo akan ingin bersamamu?"

Bakugo hanya membatu ditempatnya, tak percaya dengan apa yang ia lihat. "Oi Kacchan kau tak ingin memisahkan Kazima-san!?" ujar Midoriya.

Bakugo tersadar. Ia langsung menghampiri kekasihnya itu yang hendak mengeluarkan pukulan lagi, ia dengan cepat meraih tangan itu.

"Sudahlah, Ayano!" teriak Bakugo.

Ayano terkejut ketika Bakugo membentaknya di depan semua orang. "Kau membentak diriku?" tanya Ayano.

Mata Bakugo membulat, "Tidak, maksud-"

"Kau membelanya? Kalau begitu sana, pergilah kalian berdua dari pandanganku."

"Kalian membuat mataku hampir katarak." lanjut Ayano dengan wajah datarnya lalu gadis itu memasuki kelas.

Bakugo menatap Setsuna yang tengsh terkapar tak berdaya. Ia menghampirinya. "Kau tak apa?" tanya Bakugo.

Setsuna membuka matanya. "I-iya, tentu saja, Bakugo-kun. Karena kau ada disini."

Bakugo hanya diam. "Kalau kau bisa berbicara begitu, artinya kau tak apa."

"Aku tak bisa berdiri, bisakah kau menggendongku ke UKS?" tawar Setsuna.

Bakugo menghela napas lalu mengangkat tubuh gadis itu mau tak mau. Karena ini juga salahnya. Disisi lain, mata Ayano memanas melihat pemandangan di depannya. Apa-apaan itu?

"Kau tak apa, Kazima-san?" tanya Midoriya hati-hati.

Ayano menatap Midoriya, "Apa aku terlihat baik-baik saja sekarang?"

***

(END) In Another Life || BNHA • BAKUGO KATSUKI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang