DFTL [135] / Akhir Pelatihan Pertama

27 4 2
                                    

Setelah sekian lama beristirahat dari kepenulisan, akhirnya Cat comeback yaa><

Yeah, itupun kalo masih ada yg ingat ama ceritanya, wkwk😅

I'm so sorry for that, bukannya sengaja ngilang²an sih tapi yaa mo gimana toh realita Cat tak seindah jalan cerita Defit-al, huhu...:")

Okay, Sobb.. tanpa berlama² lagi untuk basa-basinya, cuss baca n met reading

*****

Pagi yang cerah kembali menyambut. Dengan hembusan angin sejuk yang seakan membawa aroma harum bunga bersamanya. Tak peduli apakah para makhluk lain telah beranjak memenuhi kewajiban mereka masing-masing atau belum mengingat ini masih amatlah pagi. Ketujuh, tidak... sekarang secara tak terduga itu telah bertambah menjadi empat belas orang remaja muda-mudi yang kini tampak tengah disibukkan dengan 'acara' yang akan mereka gelar beberapa jam lagi. Pelatihan terakhir pada tahap pertama untuk mereka akan segera berlangsung. Bukan hanya mereka tetapi juga beberapa pria berseragam khas serta pasukan lain berwajah asing juga tampak tengah sibuk dalam mempersiapkan sesuatu.

Kini berjam-jam sudah mereka hanya disibukkan dengan kegiatan penyuluhan juga persiapan-persiapan lain tentang apa saja serba-serbi dalam latihan kali ini. Pada akhirnya sampailah mereka pada acara puncak di mana setelah penantian panjang dalam pelatihan berat setengah sekarat, setidaknya bagi para agent Rubah Bertopeng itu sendiri. Dan saat sesi latihan seminggu ke depan terselesaikan mereka akan segera mendapat reward paling ditunggu-tunggu, sertifikat perizinan resmi segera bertemu pemilik sah tentu saja. Surat izin yang sangat mereka ingin miliki akhirnya menanti di ujung mata. Memang, walau proses pendapatannya amatlah kejam dan mengerikan tetapi tidakkah hadiah yang didapat juga akan semakin berharga? Jadi, bukankah itu sama sekali tak menjadi masalah?

Kembali pada mereka yang kini masing-masing telah menyokong senjata api laras panjang berjenis SS-2. Secara bergilir dalam dua kelompok yang telah dibagi, kini ketujuh remaja yang merupakan regu pertama telah siap dalam posisi dan menunggu aba-aba dari sang Komandan. Bersiap membidik papan target dengan jarak yang telah ditentukan.

Mereka yang terkenal dengan topeng elegan nan khasnya tersebut kini kembali tampil memamerkan taring, memberi suatu kepingan memori ekstrim bagi siapa yang ingin menampaki. Baik bagi para abdi lokal itu sendiri maupun mereka yang asing di antaranya.

Namun agaknya untuk saat ini para jenius remaja itu tak tampak satupun yang tengah mengenakan penutup berbentuk tiga-perempat kepala rubah yang biasa mereka jadikan pelindung identitas. Yang ada kini hanya berupa sehelai kain yang menutupi hampir seluruh wajah kecuali mata. Ya, bahkan untuk saat ini pun tampaknya mereka masih menolak untuk menggunakan alat bantu semacam alat bidik atau apalah. Hanya mengandalkan penglihatan pribadi dan itu adalah sesuatu yang jelas. Jadi, mohon jangan banyak protes walau itupun bahkan adalah sesuatu yang wajar bagi para penembak jitu profesional.

"Hmm, bukankah ini sama saja seperti yang biasa kita lakukan?" seorang gadis tampak berbisik pada anak perempuan lain yang berada tepat di sampingnya, berdecak diikuti tatapan malas pada para temannya yang kini mulai menembaki target dengan bidikan amat sempurna di sana.

"Yeah, itu memang sama. Lagipula bukankah ini merupakan pelatihan evaluasi? Jadi, itu wajar saja, bukan?" sahut gadis di samping juga dengan nada tak acuh.

"Ku pikir kita akan latihan bertahan hidup. Ternyata malah praktik lapangan sebagai penilaian evaluasi." tukas gadis lainnya pula menambahkan.

"Sepertinya kita salah paham dengan ucapan Syeriff waktu itu. Dan sayangnya kita hanya mendapat pelatihan selama lima hari bukan satu minggu lebih seperti yang kita perkirakan." gadis ber-codename Anna itu pun ikut menimpali dengan kekehan.

Petualangan Defit-al  (NEW)Where stories live. Discover now