DFTL [46] / Ganti Nama

106 6 0
                                    


*****
________________

Dengan tampilan uring-uringan kelima gadis itu segera memasuki sebuah kantor pusat. Hal itu sontak mengundang tatapan heran dari semua mata yang mereka lewati. Terlebih dengan adanya topeng yang menutupi bagian atas serta sebelah pipinya itu. Mereka semakin mendapat tatapan menarik dari para pria berseragam coklat di sana. Astaga, ini menyebalkan!

Tanpa mempedulikan orang-orang itu, mereka terus melangkah semakin dalam mencari dimanakah kiranya kantor sang antasan. Tak lama datang dua orang polisi ber-nametag Toni dan Arif menghampiri mereka.

"Nona, Syeriff sudah menunggu di ruangannya, mari ikuti kami." ucap pria bernama Toni itu seraya menghela mereka sampai memasuki sebuah ruangan.

"Permisi, Syeriff, mereka sudah datang." ucap Arif memberitahukan atasannya itu.

"Ya, terima kasih. Silakan suruh masuk dan tinggalkan kami. Dan... tolong kunci pintunya dari luar. Saat ada yang datang lagi berikan kunci itu padanya nanti." sahut pria dari dalam sana membuat kelima gadis yang telah melangkah masuk itu saling pandang sebelum,

"Ah, yak! Pak!! Kenapa pintunya harus dikunci? Hoyy, Pak! Ah, bagaimana kalau kami diapa-apakan di dalam sini?! Pak!" seru Ayi seraya mencoba menarik gagang pintu namun terlambat!

"Silakan duduk.." seruan itu membuat mereka kembali menoleh horror membuat pria itu terkekeh geli.

Memang apa yang bisa ia lakukan pada lima anak iblis di hadapannya kini? Memangnya ia kucing yang punya banyak nyawa? Jelas saja tidak!

"Ayolah, Saya tak akan melakukan apa-apa. Hanya berinisiatif kalau-kalau kalian mau melarikan diri." masih dengan kekehan renyahnya tanpa berniat lebih jauh membuat kelima gadis itu mulai menuruti perkataannya walau agak ragu.

"Jangan bercanda, Syeriff, itu tidak lucu! Memangnya apa yang Anda inginkan dari kami?" seru Ayi tanpa dalih harus merasa takut.

"Hanya ingin menawarkan sesuatu."

"Apa?"

"Mari bekerjasama tetapi tidak untuk pemerintah. Hanya bekerja di bawah bimbingan Saya saja. Selebihnya itu hak kalian, bagaimana?"

"Apa maksud Anda?" tanya Elish tak mengerti.

"Saya tahu siapa kalian..." ucapnya dengan sengaja menggantungkan kalimat hanya untuk melihat respon mereka.

Alih-alih dapat kejutan mereka malah menatapnya remeh. Astaga bocah ini... Susah sekali diprovokasi!

"Jadi, maksud Saya adalah...kalian akan berada di bawah bimbingan Saya namun jelas bukan bekerja untuk pemerintah bahkan untuk Saya sendiri. Hanya bimbingan saja."

"Apa ini pelatihan ilegal?" cerca Anna dengan wajah ragu.

"Ilegal? Tentu saja tidak! Kalian akan mendapat izin untuk pelatihan. Walau bukan milik pemerintah. Asalkan kalian berada di bawah bimbingan Saya. Dan tentang perkataan barusan... Saya serius. Bukan begitu, Nona Lina? Oh tidak, tapi Nona Lion?" seketika Line tercekat mendengar penuturan terakhir pria itu.

Line mulai was-was seraya memposisikan jarum pelupa miliknya bersiap menyerang sebelum pria itu kembali terkekeh.

"Ohh, Nona Lina yang manis. Jangan membuat saya melupakan sesuatu. Saya jelas tau semua hal tentang kalian. Benar-benar tau.." ucapnya dengan tenang.

"Apa yang sebenarnya Anda inginkan, Sir?" geram Ayi.

"Nona Falcon. Jangan membuat Saya meremang begitu."

Kini Ayi yang tercekat sambil meneliti wajah rupawan itu. Ia jelas sadar, hanya satu orang yang sering memanggilnya begitu! Ya, hanya orang itu! Tapi... itu tidak mungkin.

Petualangan Defit-al  (NEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang