DFTL [47] / Elish dan Elisha

100 6 0
                                    


______________

"Aku....sering ngerasa takut. Ketakutan dalam diriku kadang bikin aku kesel! Bukan tanpa alasan aku selalu ngerasa takut, tapi....sesuatu itu selalu aja pengen ikut campur." lirihnya membuat semua mata semakin terfokus padanya tanpa berniat menginterupsi. "Mungkin bagi kalian ini konyol, tapi ini beneran! Aku bisa ngerasain kehadiran makhluk halus. Padahal aku bukan anak indigo! Beda sama Ririn yang bisa ngedeteksi getaran atau keberadaan sesuatu tanpa harus melihatnya, tapi itu jelas merupakan pergerakan atau keberadaan makhluk bernyawa atau benda mati. Beda denganku yang malah merujuk pada hal gaib. Bukan cuma itu, mereka juga selalu aja mencoba berdebat sama jiwa dan pikiranku. Kalian pasti ngerti, hal itulah yang bikin aku seakan jadi sosok lain kalau jadi karakter Elish. Padahal sungguh, itu aku juga! Seratus persen sadar bahwa itu adalah aku. Aku gak memiliki riwayat multikarakter. Sulit ngejelasinnya, jadi terserah kalian mau mengartikannya kayak gimana." kembali ditatapnya satu persatu sosok di sana sembari menghela nafas. Tak ada hal lain selain menceritakan siapa dan apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. "Bukan cuma ngerasain kehadiran mereka tapi aku juga bisa ngerasain suasana hati mereka. Aku bakal tau kalo mereka lagi sedih, seneng, atau sejenisnya dan itu bakal ikut aku rasain seakan itu perasaanku sendiri, padahal jelas bukan. Mereka juga yang sering bantu aku waktu ngejalanin tugas. Tapi anehnya, kalo aku pakai identitas asli yaitu Elishabeth Prishma, mereka gak bakal separah itu mencoba masuk ke pikiranku dan cuma ada disampingku dengan rentetan kalimat pembantu. Makanya aku selalu takut. Kalo seandainya kata orang benar mengenai rasa takut yang bakal hilang kalo terbiasa, tapi aku rasa aku gak gitu! Itu sama sekali gak berlaku sama aku! Buktinya aku selalu ngerasa takut! Sama hal apapun! Tapi, kalo jadi karakter Elish semua rasa takutku seakan meluap entah ke mana yang ada cuma rasa semangat dan optimisme. Mereka seakan menuntunku buat mempermudah segala hal. Mengambil alih jiwa dan pikiran walau gak sampai 50 persen. Paling gak mereka bakal ngambil alih sebanyak 30 persen jadi aku jelas sadar sama apa yang aku lakuin atau katakan. Kadang mereka ngebantu tapi kadang juga ngebuat rasa takutku muncul kepermukaan. Jadi jangan heran kalo aku seakan bukan diriku waktu jadi Elish. Karena karakterku bakal berubah drastis 180 derajat! Jangan heran kalo aku sok serba tau karena pada kenyataannya aku emang tau banyak berkat mereka." jelasnya membuat sosok-sosok itu mengangguk paham.

"Itu... menakjubkan, Saya belum pernah mendapati sosok metafisika seperti ini. Tapi menurut ceritamu Saya yakin kamu memang pantas disebut sebagai penopang dari organisasi ini. Itu adalah bakat langka yang harus dilindungi. Seorang metafisika namun bukan indigo itu langka! Ngomong-ngomong yang kamu maksud dengan 'mereka' itu siapa? Apa makhluk halus atau arwa-"

"Gak ada yang namanya arwah penasaran! Itu cuma cerita konyol ulah syaitan! Mereka yang mencoba menakuti manusia dengan merubah rupa menjadi manusia yang sudah mati!" dengus Elisha agak kesal. "Ini makhluk gaib entah dari bangsa apa! Padahal jelas aku gak memiliki sosok khodam, penjaga, teman gaib, atau sebagainya! Aku juga heran, padahal Dad udah bawa aku buat rukyah beberapa kali. Tapi kata para Ustadz atau Ulama bilang aku gak punya gangguan semacam itu. Gak ada yang menggangguku. Tapi masa iya sih itu cuma imajinasiku? Padahal jelas aku mengetahui segala sesuatu yang bahkan orang lainpun gak tau dan aku gak pernah coba mencari tau. Anehkan? Aku juga sempat beberapa kali dibawa ke psikiater. Tapi jawabannya sama, gak ada masalah padaku! Aku gak berkepribadian ganda. Jadi yang patut dipertanyakan sekarang adalah, ada apa dengan diriku? Apa aku dapat menjelajahi dimensi ruang dan waktu? Atau seperti Nobita yang dapat pulang pergi ke masa lalu dan masa depan?" kekehnya sendiri dengan segala pemikiran tak masuk akal miliknya.

"Wow, aku baru tau!" decak Dayu dengan kagum.

"Dan aku jelas bukan orang yang bisa jaga rahasia sendiri tanpa orang yang patut dipercayai." gumam Elisha membuat Lani memeluk tubuhnya pelan dari samping mencoba memberi ketenangan. "Jadi menurut kalian, apa aku harus masuk karantina?"

Petualangan Defit-al  (NEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang