DFTL [8] / Perfect

242 22 0
                                    

___________________

*****

"Lina yakin kok, Kang! Lagiankan Paman Tian juga ikut!" sahut seorang gadis mungil diantara mereka menghentikan lamunan Jojo yang tengah menerawang kejadian tempo hari seraya melirik ke arah lelaki yang dimaksudnya. Pria itu kemudian ikut menoleh ke arah Krish yang kini juga tengah menuntun sepeda hitam dipadu biru tosca miliknya.

"Tak apa, Jo. Mereka bersama Saya." Krish tersenyum tipis ke arah sopir pribadi keluarga Lina, Jojo. Agar ia tak terlalu khawatir lagi.

"Ya sudah kalo gitu. Nona, Tuan Krish hati-hati di jalan." ucapnya mengalah seraya tersenyum lembut.

"Itu mah pasti, Kang!" seru Ririn yang menyahut dengan antusias.

"Ya udah kalo gitu, ayo berangkat! Nanti keburu telat dimarahin Kakek, ya!" ajak Lina seraya menaiki sepedanya diikuti yang lain sambil menganggukkan kepala tanda setuju.

"Kami berangkat ya, assalamu'alaikum...!" pamitnya lagi pada Jojo, Dadang dan Jaka, security-nya.

"Wa'alaikumussalam...!" sahut mereka bersamaan dengan lambaian tangan.

*****

Di sebuah rumah yang tampak sederhana dan terawat dengan di kelilingi pepohonan rindang nan rimbun di kaki bukit. Terlihat beberapa remaja dan seorang lelaki dewasa menghentikan kayuhannya dan segera turun dari sepeda masing-masing. Dengan sepeda yang dituntun mereka beranjak menghampiri rumah tua itu dengan mata berbinar.

"Assalamu'alaikum, Kakek!" seru seorang dari mereka dengan semangat.

Tak lama kemudian munculah seorang pria paruh baya dengan tampilan serba putih khasnya di balik pintu yang terbuka perlahan.

Serba putih bukan kunti maksudnya. Tapi beliau hanya menggunakan jubah serta sorban putihnya.

"Wa'alaikumussalam." sahutnya lembut sesaat kemudian setelah melihat siapa yang datang.

"Kakek...!" Lina segera menghambur peluk kepada kakek tersayangnya itu.

"Ehh.... Lina kenapa?" kaget pria berumur itu saat Lina berlari dan langsung menyeruduk yang mengakibatkan ia sedikit terhunyung ke belakang.

"Ehehe... Enggak kok, Kek. Oh iya, ini temen-temen yang kemarin Lina ceritain!" sahutnya seraya menampilkan senyum lebar dan segera memperkenalkan ketiga temannya itu.

"Jadi, kapan nih latihannya?" Ririn bertanya sambil menaik-turunkan alisnya yang hanya ditanggapi kekehan oleh kakeknya Lina, Kyai Hasiem.

"Krish, tumben kamu ikut ke sini?" Kyai Hasiem melirik ke arah Krish yang tengah menundukkan kepalanya.

"Iya, Saya datang menemani Nona takutnya kejadian kemarin terjadi lagi. Lagipula sudah cukup lama Saya tidak menyapa Tuan Besar," Krish menatap Kyai Hasiem yang tengah memandangnya ramah.

"Ya sudah, kalau begitu mari. Kelihatannya anak-anak itu sudah tidak sabar." Kyai Hasiem melirik Lina dan teman-temannya yang sudah siap dengan baju khusus latihan sambil tersenyum.

Krish ikut menoleh ke arah yang dimaksud lalu tersenyum lebar setelahnya.

"Krish, bisa kamu berikan mereka latihan dasar mengingat mereka baru pertama kali belajar bela diri, bukan?" pinta Kyai Hasiem sambil menoleh ke arah Elisha, Lani, serta Dayu kepada Krish yang masih setia berdiri disampingnya.

"Bolehkah? Baik, terima kasih, Tuan." Krish menatap ke arah pria disampingnya itu dengan binar tersanjung.

"Tentu saja. Mulailah!" seru Kyai Hasiem saat mendengar teriakan Lina dan Ririn yang sudah tidak sabar lagi sambil berloncat-loncatan seperti..... ya sudahlah.

Petualangan Defit-al  (NEW)Where stories live. Discover now