DFTL [90] / Bergabung

53 9 1
                                    

Happy reading, Sobb..!
Sorry for typo😊

________________

*****

Sorot kesepian tampak di mata indahnya. Pikirannya pun perlahan berkabut, tak ada yang tahu apa yang tengah ia renungkan. Memandang dalam ke arah dimana terdapat sebuah danau buatan yang cantik. Taratai berwarna-warni bermekaran di atas tenangnya air yang mencerminkan langit biru. Pohon persik besar yang tengah berbunga tampak berjejer di setiap pinggiran danau.

Angin lembut perlahan menyapu membawa kelopak bebungaan lain menuju permukaan air dan membuat riak damai. Juga menerbangkan helaian rambut putih keperakannya yang menjuntai tanpa ikatan.

Tempat yang sempurna untuk merenungkan segala hal. Tak ada kelembutan dimatanya yang ada hanya pancaran membekukan. Hembusan napas pelan ia haturkan berikut dengan suara serak namun tegas.

"Jenderal Bai, bagaimana Bintang Phoenix kita?" tatapannya masih sama, lurus ke depan seakan tengah mengarungi samudera.

Asap putih yang tipis muncul entah dari mana. Berpusat pada satu titik dan berkumpul membentuk siluet yang perlahan menjadi nyata. Sesosok ramping berambut hitam terurai tampak kontras jika disandingkan dengan milik sang Tuan. Wajahnya tampan dengan kulit sehalus giok, bermata tajam bak elang, hidung mancung, dan bibir tipis semerah cherry alami. Tampak pula topeng emas pada sebagian kiri wajahnya memperindah tampilannya yang menentang Dewa.

"Menjawab Yang Mulia Kaisar, Bintang Phoenix sangat baik. Setelah semua pendekar suci berkumpul maka ramalan Phoenix akan segera lengkap." sahutnya penuh hormat dan nada yang mengalir lembut.

"Baiklah, Zhen mengerti. Jenderal Bai, siapa yang Anda temukan?" kini tatapan Sang Kaisar Agung menoleh kepada bawahan yang masih menunduk.

"Bawahan ini telah menemukan setengahnya, Bintang Phoenix, Xiao Mao, Jin Niao, Hu Die, Xiao Lao Hu, Hu Li, dan Xiao Lang. Lima Nona Muda dan dua Tuan Muda kita." sahutnya lagi dengan nada senang, tidak cepat namun juga tidak lambat seperti seorang yang bermartabat.

Sang Kaisar tak mampu menahan senyum. Sebentar lagi cahaya kejayaan akan terbit. Saudara-saudara Pangerannya pun akan segera kembali ke Istana. Hatinya menghangat kala memikirkan hal itu. Setelah sekian lama akhirnya kejayaan mereka akan kembali mengambil alih. Melawan Sang Kegelapan bersama ramalan Phoenix-nya.

"Apa Yun gege belum kembali ke Istana?" tanyanya kemudian dengan kernyitan.

"Beberapa hari lalu Wang Rubby kembali ke kediamannya. Namun kemarin beliau kembali pergi."

"Dasar Penyihir itu, tak bisakah tinggal lebih lama di kediamannya sendiri? Setidaknya membantu Zhen mengurus Kekaisaran." Kaisar mendengus dan setelahnya memerintahkan Jenderal Bai untuk kembali.

"Ahh, Zi gege kapan Anda akan kembali? Tidakkah Anda tahu Kekaisaran tanpa keberadaan Anda cukup sulit?" Kaisar mendengus lirih seraya menyenderkan punggung letihnya pada pohon persik yang berbunga.

*****

Sekelompok remaja muda-mudi kembali berkumpul setelah perjalanan panjang kemarin. Suasana sekolah masih sama, tenang dan tentram walau hanya bisa bertahan selama beberapa waktu. Hari ini masih seperti kemarin, belum ada program belajar dan mengajar. Kelaspun telah diumumkan secara resmi kemarin siang.

Benar saja apa yang diberitahukan Dellia kemarin. Anggota kelas teracak dan dipindah entah kemana. Mungkin ada hampir dua pertiga dari mereka tergantikan dengan personel baru. Kini hanya tersisa 12 orang dari mereka yang bertahan.

Mereka dikumpulkan berdasarkan prestasi akademik. Dimana siswa dengan raihan nilai tertinggi sampai dua belas besar secara otomatis akan tergabung. Total ruangan kelas sendiri ada tiga persatu tingkatan kelas. Maksudnya kelas VII terbagi menjadi tiga, VII-A, VII-B, dan VII-C. Kelas VIII juga terbagi tiga, VIII-A, VIII-B, VIII-C. Terakhir kelas IX yang sama terbagi tiga, IX-A, IX-B, dan IX-C. Dan dalam satu kelas terdiri dari sekitar 36 siswa.

Petualangan Defit-al  (NEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang