DFTL [19] / Rahasia Hutan Terlarang (2)

136 15 1
                                    

_________________

Di lain tempat terlihat dua gadis tengah terikat pada kursi. Siapa lagi kalau bukan Mellan dan Anna.

Kedua gadis itu kembali menatap tajam ke arah dua pria dewasa didepannya yang kini tengah memandangi mereka dengan tatapan menyelidik.

"Untuk apa kalian kemari?" tanya salah seorang dari mereka.

"Cih, perasaan bukannya kalian ya yang bawa kita ke sini? Jadi menurut kalian kita ngapain kemari?" sembur Mellan dengan raut kesal.

"Bukan itu maksudku, bocah! Untuk apa kalian di hutan ini?" ulangnya lagi.

"Kepo banget sih, menurut kalian kita ngapain pergi ke hutan? Belanja? Ya pastinya berkemah lah!" elak Anna sama sinisnya membuat kedua orang itu menyergit.

"Mana mungkin kalian cuman mau berkemah, apa tujuan kalian?" tanya yang satunya.

"Lah, emang bener kok!" decak Mellan makin kesal.

"Di mana teman-teman kalian?" lagi-lagi pria bertubuh kekar itu berucap keras.

"Woy nanyanya biasa aja dong. Jangan nyembur!" Mellan kembali menoleh garang.

"Menurut kalian kita sama siapa? Udah jelas-jelas cuman berdua!" ucap Anna dengan nada menantang.

"Gak mungkin cuman berdua!"

"Ya udah kalo gak percaya!" Anna terlihat membuang muka sambil berdecak. Tak lama ia kembali menatap dua pria itu dengan bengis dan bertanya, "Emangnya kalian siapa sih?"

"Kalian tak perlu tau!"

"Haelah... Sok misterius amat sih-"

"Banyak omong banget sih kalian?!" potong pria agak pendek dengan topi cowboy ketinggalan jamannya itu.

"Lah, terserah kita dong. Mulut juga mulut kita kok situ yang repot?"

"Heh, diem gak?!" bentak pria kekar itu membuat Mellan kembali berdecak.

"Gak mau, dan gak akan pernah!" seru Anna dan Mellan bersamaan setelahnya.

"Bocah kurang ajar!"

Tak lama datanglah komplotan lainnya, dan yang lebih membuat mereka kaget adalah terlihat diantara mereka berdiri seorang gadis remaja yang mungkin beberapa tahun lebih tua dari mereka. Kira-kira siapa gadis itu? Mengapa ia ikut para bandit sialan ini? Mungkin itulah yang terlintas di kepala kedua gadis yang masih terikat di kursi itu.

"Ini, Boss, anaknya!" ucap pria berambut klimis itu pada seorang lelaki yang mamakai topi hitam.

"Oh, jadi kalian? Apa alasan yang akan kalian gunakan untuk meyakinkan Saya?" serunya pelan.

Kedua gadis itu tercekat sesaat sambil matanya menatap tajam berniat mencari tahu seperti apakah tampilan di balik topi itu. Kenapa juga tempat ini gelap sekali?

"Kami hanya berkemah." seru Anna dengan tenang membuat pria itu terkekeh.

"Jadi, mana teman-temanmu itu?" tanyanya lagi.

"Teman siapa?" tukas Mellan agak lebih santai.

"Oh ayolah, jangan main-main."

"Udah deh, Yah. Kita cari aja langsung temen-temennya itu. Aku yakin mereka gak bakalan jauh dari tempat ini!" tukas gadis di samping pria itu dengan senyum meremehkan.

Jadi nih orang anaknya? Anak sama bapak sama aja bangs*tnya! batin Mellan seraya memandangi mereka dengan tajam.

"Ya, kamu ada benarnya. Herman, Adi, dan kamu Erick cari bocah lainnya. Mereka gak mungkin jauh dari sini. Dan kamu Eko!" perintahnya yang terdengar mutlak membuat kedua gadis itu mendadak mual.

Petualangan Defit-al  (NEW)Where stories live. Discover now