DFTL [74] / New Generations

123 6 1
                                    


____________

*****

Dalam ruangan lumayan besar itu hanya dihiasi oleh kebisingan-kebisingan yang dibuat oleh dua insan berbeda gender.

Kalimat-kalimat pamungkas tak lupa tersalurkan guna menyemangati diri sendiri. Dibarengi gerakan lincah terlatih pada beberapa anggota badan tertentu.

Saling serang dalam kehidupan di balik layar seakan itu memang senyata adanya. Bergerak sesuai perintah sang pemain dengan tarian jemari lentiknya.

Bahkan kini tempat tidur besar itu telah luluh lantak seakan baru saja diterjang badai ganas. Beralih fungsi menjadi benteng bertahan saling berhadap-hadapan.

Brakk...!

"Apa yang telah kalian lakukan pada tempat tidur Saya?"

Brak

Grusak

Srakk

Bersamaan dengan teguran tegas yang terlontar tiba-tiba, kedua sosok yang masih asik akan dunianya itu seketika terlonjak seakan baru saja tertangkap basah sedang melakukan perbuatan tercela. Menoleh cepat secara bersamaan ke arah sumber suara dan mendapati aura singa kelaparan setelahnya.

"Tu-Tuan Aldrich," gagap seorang pria yang tadi asik bermain bersama gadis disampingnya.

"Apa. yang. kalian. lakukan?" selidik sang dominan terhadap dua anak kucing yang saling membuang tatap dihadapannya kini.

"Bermain.." kini gadis itulah yang bergumam namun jelas masih dapat terdengar.

"Bermain?" mendengar dari nada bicaranya sosok ini jelas meminta penjelasan lebih lanjut.

"Hehe.. Cuma bermain game kok." hanya perlu beberapa detik untuk kembali melihat rona kecerian di wajah gadis itu yang kini malah asik menimang-nimang sebuah smartphone.

"Pencuri kecil, di mana kau dapatkan itu?" tatapannya kini terfokus pada benda pipih persegi di tangan gadis itu dengan alis terangkat.

"Apa? Ohh... Di sana?" gadis berambut gelap itu menjawab dengan ragu seraya menunjuk ke arah sofa tak jauh dari kasur yang ia duduki.

"Lihat, nakal sekali anak ini. Mengambil barang orang tanpa izin bahkan memainkannya." gumaman lembut namun sarat peringatan itu sekejap mampu membuat gadis itu meradang.

"Tapi... tadi kan aku bosan. Apalagi kau cuma meninggalkan orang ini bersamaku. Aku juga tidak sengaja melihat ponselmu dan...akhirnya ku ambil saja." jelasnya dibarengi tatapan memelas membuat kedua pria itu menatapnya tak habis pikir.

"Pandai sekali kau merangkai kata, dasar anak nakal. Baru ditinggal beberapa saat sudah buat repot!" Aldrich melangkah perlahan dan setelahnya duduk tepat di hadapan anak itu.

"Kalau tidak mau repot, ayo pulangkan aku pada Paman!"

"Tidak! Belum, sampai Saya puas melihatmu." sahut lelaki rupawan itu cepat seraya memandangi wajah gadis manis didepannya.

"Uhh, jangan menatapku seperti itu! Dasar Om pedo!!" kesalnya dan sengaja melempar bantal pada wajah pria itu dengan ganas yang malah dihadiahi kekehan geli.

"Memangnya kau pikir untuk apa Saya membawamu ke sini?" tanya Aldrich kemudian.

"Kebetulan aku bersama Dayu, dan kau tau itu. Kau tertarik padaku pastinya bukan untuk menjadikanku gadis simpanan kan? Tapi karena alasan tertentu. Yeah, sebenarnya jika ini tentang persaingan dalam bisnis yaa jangan libatkan aku. Tapi juga jangan pernah berpikir tentang Papa!" gerutu gadis itu tanpa beralih tatap.

Petualangan Defit-al  (NEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang