DFTL [23] / Kencan Yuk!

147 14 0
                                    


__________

Ririn terlihat biasa saja namun beda halnya dengan Daniel yang kini terlihat mulai kasak-kusuk. Tentu saja ia tak terima Nonanya direndahkan di depan matanya sendiri. Saat Daniel hendak melawan Ririn segera menatapnya tajam seakan melarang pria itu untuk melakukan apapun yang ada dalam otak pintarnya itu.

"Kayaknya kamu diem aja. Berarti bener, kan?" ledek gadis itu lagi dengan semakin gencar namun agaknya itu masih dihiraukan oleh lawan bicara. "Heh, aku tuh ngomong sama kamu bukan sama tembok! Kamu jadi cewe jangan kecentilan!" teriak gadis itu lagi yang tampaknya menjadi semakin kesal namun untungnya tempat ini sudah agak sepi dan berada paling pojok jadi tak terlalu mengundang perhatian.

"Kalian ngapain?" suara yang terdengar halus itu menginterupsi apapun yang tengah mereka lakukan.

"Eh?" mereka menoleh bersamaan dan mendapati seorang gadis mungil yang tengah menatap mereka satu persatu dan tampak pula disampingnya seorang pria yang tak kalah rupawan dari Daniel.

"Loh, Elly juga. Hai..!" sapanya riang membuat gadis yang tadinya memaki Ririn itu mendelik.

Gadis bernama Elly itu kembali menatap Lina juga pria disampingnya lalu menyergit.

Apa-apaan mereka? Kenapa mereka bisa mendapatkan pria-pria yang notebene cogan semua? Apa yang menjadikan mereka begitu menarik bagi cowok-cowok itu? Bahkan dirinya jauh lebih sempurna(?), bukan?

"Sekarang datang lagi cabe satunya. Pake acara bawa om-om tajir sekalian juga. Ha, ternyata kalian berdua itu emang beneran jadi simpenan om-om ya?"

"Eh?" Lina memang tidak terlalu terkejut akan ucapan itu, namun saat mendengar makian dari gadis itu yang secara tiba-tiba membombardir jelas ia tak bisa menahan heran.

Terlihat kedua pria itu seketika mengeraskan rahangnya. Apa-apaan gadis ini? Beraninya dia merendahkan Nona mereka. Namun sebelum mereka melakukan hal-hal aneh, Lina segera menggeleng pelan membuat Krish begitu sebal. Selalu saja seperti itu!

"Ya ampun, luarnya polos banget tapi aslinya gak lebih dari sampah!"

"Siapa yang sampah?" tanya Lina kemudian dengan tatapan polosnya.

"Liat deh sok polos banget, bikin jijik aja! Udah ketahuan pada kencan bareng om-om juga. Masih aja lagi sok polos, cih!" dengan sengaja Elly mengibaskan tangan di hadapan Lina, seolah gadis didepannya itu adalah sesuatu yang memiliki aroma tidak enak. "Berapa sih mereka ngebayar kamu? Eh, Om. Lagian kenapa mau sih sama bocah-bocah sok ini? Apa bagusnya mereka?" kesal gadis itu makin menjadi saat mengingat betapa beruntungnya para gadis didepannya itu yang selalu di kelilingi cogan. Ia tentu merasa iri(?)

"Jag-"

"Kamu kenapa sih? Kok malah ngomong kayak gitu? Ada masalah apa emangnya kamu sama kita?" tanya Lina dengan heran memotong apa pun yang akan dilayangkan oleh Krish.

"Kenapa? Kamu nanya kenapa? Sadar gak sih kalian itu pada egois, naif, munafik? Sana-sini cowok diembat! Emang dasar bit*h cilik!"

Lina terdiam. Ini sudah agak keterlaluan, bukan? Sebab ada satu hal yang paling gadis kecil itu murkai, dia tak suka dimaki dengan kalimat yang merujuk pada kata 'rendahan'. Kelereng chocolate-nya seketika berpendar hijau lalu perlahan berubah lagi sebiru langit dengan hanya waktu sepersekian detik. Namun sayangnya gadis yang mengibarkan bendera perang itu tak menyadarinya sebab Lina yang kini tengah menunduk. Ia jelas mencoba meredamnya sebaik mungkin, sebab walau bagaimanapun mereka kini tengah berada di tempat umum.

"Kamu bilang apa?" desisnya tajam menjadikan atmosfer seketika berubah dingin.

Ia mencoba, namun agaknya itu tak bisa ia tahan lebih lama. Sesuatu dalam dirinya perlahan bangkit, dan itu jelas bukanlah sesuatu yang baik.

Petualangan Defit-al  (NEW)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora