DFTL [45] / Penolakan

94 5 0
                                    


_____________

Masih dihari, jam, menit dan detik yang sama. Maling B kembali mencoba masuk melalui tempat yang sama pula. Dengan kesal ia segera memasukkan tubuhnya dan berhasil menginjakkan kaki ke dalam sebelum keseimbangan tubuhnya kembali teruji. Tak sempat meraih pegangan ia telah lebih dulu merosot akibat benda-benda kecil di bawah sana. Bahkan tanpa sadar ia kembali mengumpat saat beberapa bagian tubuhnya malah tertusuk paku-paku kecil. Dengan tergesa akibat rasa sakit yang bercampur dengan kekesalan ia mencoba mencabuti satu persatu benda sialan itu. Tak dapat dipungkiri darahnya merembes keluar dari tempat ia mencabuti paku tersebut.

"Kurang ajarr! Awas kau yaa!!" geramnya semakin menjadi entah untuk siapa sembari berusaha bangun dan beranjak pergi untuk segera menghampiri rekannya.

Namun ia terkaget kala mendapati rekannya itu malah tergolek lemah tersandar pada tembok dengan keadaan tak sadarkan diri. Melihat keadaan menggenaskan rekannya yang tampak tak jauh berbeda dengannya itu, ia hampir saja tergelak.

Oh ayolah, mandi di mana dia tadi sampai penuh dengan cairan itu? Pikirnya.

Lalu ia kembali memperhatikan lantai di mana tubuh rekannya itu tergeletak. Penuh dengan jebakan tikus! Itu yang ia lihat. Segera ia mencoba menyadarkan kembali temannya tersebut dengan cara mengguncang tubuhnya agak kuat. Setelah mendapati erangan tertahan barulah ia berhenti melakukan hal demikian.

"Uhh, aduh... Kepalaku!" erangnya sakit seraya mengusap bagian belakang kepalanya yang terasa basah.

Jelas saja berdarah mengingat seberapa kuat ia menghantamkan kepalanya pada tembok ini.

"Kamu kenapa?" heran maling B.

"Tolong dong nih, lepasin ini jebakan tikus!" ucapnya sambil memperlihatkan tangan serta tubuhnya yang tak sengaja terkena benda sialan itu.

Maling B pun segera membantunya untuk melepaskan benda tersebut.

Selesai dengan itu maling A segera berdiri lalu mendekati etalase dan membuka pintu kaca sebab kuncinya telah lebih dulu dimatikan rekan di balik layar.

"Waktu kita tidak banyak. Mereka bilang tidak bisa bertahan lebih lama lagi untuk mempertahankan pembobolannya. Jadi, cepat selesaikan ini lalu segera pergi!" ucap maling B memperingatkan yang segera diangguki oleh rekannya.

Namun sebelum mereka bisa bersenang ria mereka kembali dibuat kesal. Sebab apa? Tentunya..

"Huaa.... Rasanya aku ingin mati saja! Ini kenapa malah palsu cobaa?!" sungguh ia benar-benar merasa konyol hanya karena misi sial*n ini!

"Haa, jadi kita capek-capek sampai berdarah-darah hanya untuk dikelabui begini? Astagaa akan ku bunuh kalian semua!" sahut yang lain benar-benar merasa frustasi.

"Tenang, tenang, tenang. Oke? Mungkin ini hanya contoh barang lalu yang asli ada di tempat lain." gerutunya mencoba menghibur diri.

Oh ayolah, ini misi antara hidup dan mati, oke? Jangan sampai gagal atau malah pemikiran terburuknya tertangkap oleh para cecunguk sial*n yang entah siapapun itu! Lagipula ia jelas tahu perbedaan yang mana barang asli dan yang mana barang KW tanpa harus menelitinya lebih jauh!

"Oke, kita ke atas!" ucap maling B sambil mengisi paru-parunya mencoba bertenang.

Apa selalu seperti ini jika ingin mencuri di toko-toko besar? Harus seperti ini? Apa gerakan mereka mudah terbaca bahwa tempat inilah yang akan menjadi target selanjutnya pada kota ini? Misi terakhir di kota ini sebelum mereka kembali berjelajah ria? Ini sungguh merepotkan, astagaa!!

Dengan gerakan pelan takut jika masih ada hal menarik untuk menyambut kedatangan mereka. Dan benar saja tanpa terduga mereka malah menyentuh tali tipis yang terpasang kencang pada anak tangga yang pertama. Sekarang mereka mulai saling berhadapan seakan bertelepati menebak apakah yang akan terjadi selanjutnya. Tak lama terdengar suara sesuatu yang mengayun cepat membuat mereka segera menoleh.

Petualangan Defit-al  (NEW)Where stories live. Discover now