DFTL [20] / Rahasia Hutan Terlarang (Mission Complete)

138 13 0
                                    

Happy reading....

_______________________

Leo memberikan kode pada Achtried yang segera diangguki oleh gadis itu membuat kelima gadis lainnya mau tak mau ikut bersiap walau dengan diiringi kata-kata manis mereka.

Tanpa diduga gadis yang tadinya menatap remeh di samping Leo menerjang maju namun untungnya kelima gadis itu memiliki refleks yang bagus. Segera saja mereka menghindar dan bersiap menangkis setiap serangan teratur darinya. Tak dapat dipungkiri gadis bernama Achtried itu rupanya sangat mahir bela diri. Setiap pukulan yang ia berikan sangatlah kuat dan tak terburu-buru. Hal itu tentunya sedikit menyulitkan para gadis itu untuk mengalahkannya. Bahkan rupanya gadis itu sangat pandai menguasai diri. Terbukti dari gerakan dan pola penyerangannya yang masih sempurna padahal sedari tadi Ayi telah meluncurkan kalimat pamungkasnya. Dan tentunya semakin gadis itu terlihat kuat menahan godaan darinya semakin menggila juga ia meluncurkan 'bom atom'nya lagi dan lagi. Walau dengan perasaan kesal Ayi terus menampilkan wajah datarnya dan masih menghujami lawan dengan kata-kata pedasnya. Tetapi tetap saja gadis itu kembali melayangkan pukulan demi pukulan ke arah mereka yang segera juga ditangkis efisien oleh Mellan, Elish, juga Anna.

"Nona, Anda lihat tato di leher kiri gadis itu?" bisikan pelan terdengar dari earpiece mereka.

"Kenapa?" Line ikut berbisik sedang Ayi berhenti mengoceh dan mulai memfokuskan penglihatannya pada leher gadis yang masih menyerang tiga temannya itu.

"Itu tato dari salah satu anggota mafia terbesar di kota ini!" sahut Jie lagi dengan nada memperingati.

"Anggota mafia?" bisik Ayi pelan dengan membola.

"Ya, Darkworld. Mereka terkenal berbahaya. Diketuai oleh seorang bernama Kohar. Mungkin itu hanya nama samaran. Dan kelompok paling terkenal akan kekejamannya adalah yang dipimpin oleh seorang pria pebisnis dunia hitam bernama..... Tak tercantum namanya di mana pun, Nona!" seru Jie masih dengan menarikan jemarinya pada benda canggih persegi itu.

"Ada lagi?"

"Kiranya dia adalah buronan paling diburu oleh pihak aparat."

"Pihak aparat aja gak bisa nangkap apalagi kita!" dengus Ayi pelan.

"Terakhir kali informasi yang ditemukan. Beberapa bulan lalu anggota kemiliteran mencoba menangkapnya namun yang ada puluhan anggota militer itu mati ditempat di mana mereka meyakini keberadaan pemimpin salah satu anggota kelompok Darkworld tersebut." jelas Jie lagi membuat para gadis itu tercekat sesaat.

Tak lama Leo yang masih berhadap-hadapan dengan Line menarik alis lalu berucap, "Mencoba saling berkomunikasi disaat pertarungan terjadi, anak manis?"

"Kenapa? Gak boleh?" tanya Line seraya melirik ke arah di mana Ayi berada.

"Tak apa hanya saja, apa itu tak akan mengganggu mereka?"

"Ku rasa tidak." sahut Line cepat.

"Apa yang kamu inginkan?" tanyanya lagi membuat Line juga Ayi menyergit.

"Memburu para tikus?" sahut gadis itu lagi yang malah berupa pertanyaan.

"Mengapa kalian bisa sampai kemari?"

"Emm... Awalnya cuman ingin membuktikan sesuatu. Tapi orang-orangmu malah menarik kami sejauh ini!" seru Line pelan dengan jujur.

"Oh jadi begitu? Apa aku akan percaya?" Leo menarik sudut bibirnya membentuk senyum tipis yang menambah elok rupanya.

"Masalah percaya atau tidak, itu urusan Anda, Tuan." delik Ayi yang entah sejak kapan sudah berada di samping Line.

"Tentu. Jadi sekarang apa?" pria itu kembali menampilkan ekspresi berbeda.

Petualangan Defit-al  (NEW)Where stories live. Discover now